[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Dikelola dan diolah dari Rumah Sanur Bali, sebanyak 80 foto hasil jepretan anak-anak Sumba, dipamerkan oleh Kawan Baik (Yayasan Kawan Baik Indonesia) melalui sebuah platform pameran virtual tiga dimensi. Platform virtual ini menghadirkan ruang galeri maya yang mengakomodir karya seni dapat terpajang.
Pengunjung pameran dapat berjalan dan berkeliling melihat karya-karya yang terpajang sesuai pilihannya seperti layaknya gelaran pameran pada galeri seni. Bedanya, ini dihadirkan dalam dunia maya, yang diakses melalui perangkat smartphone atau desktop di website sumbaphotostories.com.
Setiap fotonya terdapat narasi cerita berupa teks dan audio dalam 3 bahasa, yakni bahasa Indonesia, Inggris dan Perancis. Pameran ini berlangsung dari 11 Januari hingga 11 Maret 2021.
Cara ini dipilih sebagai opsi terbaik memanfaatkan teknologi dan inovasi di ruang virtual untuk beradaptasi dengan keadaan. Seperti kita tahu bahwa ruang galeri dan ruang publik, kini harus banyak melakukan pembatasan dan penyesuaian untuk pelaksanaan protokol kesehatan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Ruang galeri 3 dimensi pameran virtual sumba photo stories. screenshot:sumbaphotostories.com
Dengan tajuk “Kabar dari Timur” pameran foto ini mengetengahkan foto-foto yang bercerita tentang keseharian anak-anak dan masyarakat di dua desa yang ada di pelosok bagian timur dari kabupaten Sumba Timur, NTT. Hasil ‘photo stories’ yang dipamerkan merupakan hasil dari 4 bulan pendampingan dan pelatihan tentang fotografi dan belajar membuat narasi dan bercerita.
Kegiatan ini melibatkan 48 anak dari 2 sekolah, yakni 24 anak dari kelas jauh Lapinu, filial dari induk SD Negeri Matawai Katingga dan 24 anak dari SD Masehi Kamanggih. Setelah melalui proses kurasi, akhirnya terseleksi 80 foto, karya dari 28 anak di dua sekolah tersebut.
Kelas jauh Lapinu merupakan sekolah darurat yang dibangun swadaya oleh warga kampung, karena jarak ke sekolah induk sekitar 8 kilometer memberatkan anak-anak mereka untuk bisa pergi ke sekolah. Kampung dan desa ini belum ada listrik, dan jalan masih tanah.
Sementara itu, SD Masehi Kamanggih merupakan sekolah dasar dibawah naungan Yayasan Persekolahan Masehi di desa Kamanggih, sebuah desa yang menjadi ibukota kecamatan Kahaungu Eti. Kamanggih dikenal sebagai desa yang pertama mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Skala Mikro (PLTASM) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Pulau Sumba. Listriknya dinikmati oleh masyarakat dan bahkan mereka menjual listrik dari PLTMH ke PLN karena pasokan yang berlebih.
Dua foto di atas, merupakan salah dua dari 80 karya lainnya yang terpajang di ruang pameran virtual. Selain listrik, ada sisi-sisi lain yang tereksplorasi oleh anak-anak Lapinu dan Kamanggih yang mengabadikan momen dengan cara dan metode sesuka mereka ketika mereka dipinjamkan kamera untuk dibawa pulang dan berpetualang di lingkungan rumah dan sekolahnya.
“Saya melihat gambaran-gambaran visual yang orisinil, yang hangat, yang intens dihadirkan oleh adik adik kita dari Lapinu dan Kamanggih di Sumba Timur. Bayangkan kalau ini cuma dipotret oleh jurnalis atau orang luar yang mengidentifikasi mereka, tetapi anak-anak ini punya suara untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri sehingga fotonya menjadi lebih hangat dan lebih dekat,” testimoni dari Mamuk Ismuntoro, seorang senior jurnalis pendiri Matanesia Institute di Surabaya, Jawa Timur seusai dirinya berkesempatan untuk hadir di pameran virtual dan mendengarkan cerita foto Sumba Photo Stories “Kabar dari Timur”.
“Melalui proses yang tak mudah, namun saat kami disuguhkan hasil foto dan cerita oleh anak-anak ini, semakin menambah gairah kami untuk mengajak kawan-kawan aktif dan lebih bersemangat untuk bekerja sosial. Story ini mungkin biasa bagi mereka tapi untuk saya, harus ada aksi setelah cerita yang mereka bawa,” ujar Ibu Ayu, Direktur Kawan Baik Indonesia setelah mereview karya anak-anak Sumba Photo Stories.
“Kalau foto-foto anak-anak ini bukan lagi hanya dibilang dengan kata bagus, tapi foto yang kuat, karena anak-anak ini bukan lagi dekat dengan objeknya tapi mereka menjadi bagian dari objek dan subjeknya sendiri, mereka bagian dari cerita itu sendiri,” kata Syafiudin ‘Vifick Bolang’ yang menjadi mentor sekaligus koordinator tim kurator dalam program Sumba Photo Stories ini.
Hal ini ia kemukakan dalam acara virtual tour di google meet yang memandu audiens berkeliling di galeri pameran virtual dan menjelaskan cerita dan proses dibalik foto anak-anak ini.
Pameran ini adalah hasil dari program bernama “Sumba Photo Stories”. Sebuah program yang digagas oleh Kawan Baik Indonesia dan Fair Future Foundation. Kumpulan informasi faktual dari sudut pandang subyektif para pelaku, yang mengikuti pelatihan, dengan menggunakan media fotografi dan membuat cerita dari fotonya. Program ini beradaptasi dan dapat diimplementasikan kepada subjek aktor yang beragam seperti : anak-anak, kelompok perempuan, pengrajin tradisional, atau pelaku bidang pekerjaan tertentu lainnya di Sumba.
Tujuan utama program ini adalah mempelajari keterampilan baru, seperti fotografi dan bercerita, peningkatan kemampuan penulisan untuk anak-anak dan orang dewasa, dan meningkatkan kepercayaan diri baik untuk berbicara atau mempresentasikan karya kepada audiens. Karya yang dihasilkan, dalam hal ini photo stories, adalah karya seni tersendiri. Karya ini juga menjadi dasar faktual yang dapat dianalisis untuk pekerjaan penelitian di bidang sosial budaya, pendidikan atau kesehatan.
Kawan Baik Indonesia adalah Yayasan yang bergerak di bidang sosial Pendidikan dan Kesehatan. Berkantor di Rumah Sanur Creative Hub, Sanur – Bali, tetapi memiliki wilayah kerja di Bali dan dalam 1 tahun terakhir aktif juga melakukan kerja sosial di wilayah 3T yakni Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Fair Future Foundation adalah organisasi kemanusiaan sosial-medis internasional dari Swiss, yang independen dan langsung terlibat di lapangan. Yayasan ini secara eksklusif didedikasikan untuk menyediakan solusi nyata bagi masyarakat dan anak-anak untuk meningkatkan kondisi kehidupan sosial, pendidikan, dan medis melalui proyek-proyek yang inovatif dan menginspirasi. Dari pembangunan sekolah di pedesaan dan daerah terpencil, membangun klinik atau rumah sakit, hingga proyek pemberdayaan perempuan.
Datang dan simak pameran virtual Sumba Photo Stories “Kabar dari Timur” ini sebelum habis waktu tayangnya, klik di tautan https://www.sumbaphotostories.com/exhibition-online/
Silahkan isi buku tamunya, lalu kita akan diarahkan ke halaman pameran virtual tiga dimensinya.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
kawan-kawan yang berkunjung ke pameran virtual ini bisa memberikan masukan atau feedback, agar keberlanjutannya ke depan akan menjadi lebih baik… terima kasih… salam