Saat ini masyarakat Bali sering disuguhi demonstrasi Bali Tolak Reklamasi.
Bahkan dukungan juga menyeruak dari pelosok desa hingga ke seberang samudra. Berdasarkan berita di media masa dan elektronik, tuntutan mereka adalah menolak rencana reklamasi di Teluk Benoa.
Aktivis Bali Tolak Reklamasi (BTR) menolak pembangunan properti atau pemukiman di sekitar perairan dangkal termasuk hutan mangrove Teluk Benoa. Menolak perubahan fungsi perairan dangkal Teluk Benoa menjadi pemukiman.
Jumlah demonstran Bali Tolak Reklamasi pun makin hari makin bertambah, mulai dari orang tua sampai anak anak, mulai dari pusat kota sampai pelosok desa.
Hal di atas membuat saya ingin tahu apa yang sebenarnya sudah dan sedang terjadi di kawasan ini. Saya menggunakan pengamatan secara lebih luas dengan memanfaatkan teknologi citra satelit untuk melihat jejak reklamasi Teluk Benoa. Karena teknologi ini bisa bercerita jujur tentang apa yang terjadi dan pembaca bisa membuktikan kebenarannya sendiri karena bisa diakses secara mudah.
Citra satelit di bawah ini adalah citra satelit kawasan yang disebut Teluk Benoa pada tahun 2015. Terlihat hasil pembangunan jalan tol Bali Mandara.
Berbeda dengan di atas, citra satelit di bawah ini adalah citra satelit kawasan yang sama namun pada tahun 2002. Belum terlihat dan mungkin pada saat itu belum terbayang akan ada jalan tol yang membentang di kawasan ini.
Namun ibarat pepatah, ‘Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak’, ramainya pembicaraan dan birunya laut kawasan ini membuat kita terlena. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di kawasan pesisir Teluk Benoa, kawasan yang tentu lebih dekat dengan kita dan lebih mudah kita akses.
Pada tahun 2015, pembangunan di kawasan pesisir selatan Teluk Benoa sangat pesat, terbukti dengan pemukiman yang padat seperti yang ditunjukan citra satelit di bawah ini.
Namun adakah yang tahu, bagaimana kawasan kawasan yang ditandai warna merah tersebut pada tahun 2002, 13 tahun sebelumnya?
Citra satelit tersebut sangat jelas membuktikan bahwa telah terjadi alih fungsi lahan dari perairan dangkal menjadi pemukiman, dan caranya-pun sangat jelas yaitu dengan membuat parit-parit yang kemudian direklamasi.
Lalu kenapa kawasan kawasan ini sepi dari pembicaraan? Apakah kawasan ini bukan bagian dari perairan dangkal Teluk Benoa? [b]