Sebuah tafsir terhadap karya seni Wild Drawing tentang pandemi dan kedaulatan pangan.
Di Desa Guwang, yang lebih dari separuh luas wilayahnya berupa persawahan, terdapat ruang untuk seniman berekspersi dan berkreasi. Tempat itu adalah Kulidan Kitchen and Space. Pada Juli tahun lalu, seorang seniman jalanan (street artist) bernama Wild Drawing membuat mural di dinding galerinya.
Mural itu dipamerkan dalam pameran bertema pandemi dan kedaulatan pangan yang menyuarakan bernilainya petani.
Desa Guwang berada di Kecamatan Sukawati, Gianyar. Jaraknya hanya sekitar 30 menit perjalanan dari pusat kota Denpasar. Kulidan Kitchen dan Space menjadi salah satu tempat ajang kreativitas komunitas di Bali selatan. Wild Drawing, street artist terkemuka Bali, hanya salah satunya.
Wild Drawing melukiskan dinding gedung galeri yang berventilasi batu bata merah dengan cat. Dia memanfaatkan dinding batu bata yang banyak rongganya agar udara dapat masuk ke dalam sebagai batang gitar. Di samping kirinya adalah senar gitar yang dipetik.
Di atasnya seorang wanita memegang gitar. Di tengah gitar terdapat simbol benih dan tulisan dalam bahasa Inggris. Artinya, mereka mencoba menguburkan kami, tapi mereka tidak tahu kami adalah benih. Di bagian itu juga benih dipersonifikasikan sebagai orang yang sedang berbaring dan mengepalkan tangannya lalu muncul ke permukaan.
Peran Benih
Benih disimbolkan sebagai awal dari pertumbuhan dan kebangkitan. Sebab, dari benih muncul berbagai spesies tanaman yang berbentuk rumput hingga pohon yang tingginya melebihi gedung lima lantai. Benih merupakan dasar dari ekosistem di daratan dan tempat evolusi kehidupan. Benih telah berevolusi selama jutaan tahun. Memberikan kita keragmanan dan kekayaan kehidupan di Bumi.
Biji, daun, ranting, akar dan buah yang jadi makanan manusia dan berbagai hewan yang hidup di bumi bermula dari benih. Selama ratusan generasi petani membiakkan berbagai varietas benih. Memunculkan keragaman gen yang bekerja sama dengan alam sehingga cocok dengan kondisi alam tempatnya dibiakkan.
Kehidupan manusia ditentukan oleh benih. Bangkit dan runtuhnya suatu peradaban adalah karena faktor benih. Dari benih cemara, kelapa,jati dan mahoni, manusia membuat tempat berteduh dari angin, hujan dan panas sinar matahari. Kursi dan meja yang digunakan untuk duduk dan menulis berasal dari pohon yang tumbuh dari benih.
Dari itu pula, perahu dibuat untuk menyeberangi sungai dan menjelajahi lautan hingga mengubah sejarah dunia. Alat musik yang menghibur dan menyuarakan aspirasi bermula suatu benih pohon. Dari tanaman tanaman herbal, kita mendapat obat obatan yang terus menerus diteliti untuk mengobati penyakit. Bunga yang harum dan indah dipandang hingga menjadi hiasan halaman rumah berawal dari benih.
Sumber utama yang memberikan rasa manis pada minuman dan makanan di setiap restoran dan kafe. Begitu pula di Kulidan Kitchen. Rasa manisnya berasal dari benih tebu dan aren. Setelah tumbuh dan berkembang setinggi 2 meter lebih, tebu dan aren akan diambil batang dan niranya lalu diolah jadi gula. Buah buahan, biji bijian dan daun daunan yang mana kita memperoleh vitamin, karbohidrat, serat dan lemak berasal dari keragaman biji yang berevolusi selama jutaan tahun. Pakaian yang kita kenakan berasal dari benih kapas.
Produk kerajinan yang dipamerkan saat acara di Kulidan Kitchen pada 1 Agustus 2020 berbahan dasar benih. Semua bahan dasar makanan dan minuman (kecuali air mineral) di tempat karya seni ini dipamerkan berasal dari benih yang tumbuh di tanah dan iklim yang sesuai. Kemudian, kertas yang digunakan manusia selama ribuan tahun untuk mendidik, dan menyebarkan informasi serta sarana untuk menjalankan pemerintahan juga bersumber dari benih.
Begitulah pentingnya benih dan manusia akan terikat dengannya.
Jika kita berada di lahan amat luas dengan dilapisi pohon dan rumput akan terasa lebih sejuk daripada yang hanya berdebu dan berbatu. Atau bila di kota, berselimut aspal dan beton. Ini karena rumput dan pohon menyerap gas rumah kaca dan mengolah sinar matahari menjadi oksigen. Pohon jadi peneduh di siang hari. Rerumputan yang menyejukkan mata di hamparan yang luas merupakan hasil dari kerja benih.
Benih merupakan sumber makanan hewan ternak yang darinya diperoleh protein, lemak, pupuk organik, kulit dan alat angkut. Setelah benih tumbuh matang dan kemudian menua, daun yang berguguran dan batang yang lapuk merupakan makanan bagi pengurai seperti jamur dan mikroba yang menyuburkan tanah. Di pesisir, benih bakau tumbuh sebagai pohon pelindung daratan dari terjangan ombak laut.
Privatisasi Benih
Benih merupakan bagian paling dasar produksi dari pertanian. Dari situ produsen mendapat penghidupan. Tak akan ada pertanian tanpa benih. Kelayakan hidup pelaku pertanian bergantung dari kemampuannya untuk memelihara dan menghasilkan benih untuk kelangsungan hidup manusia di dunia. Oleh karenanya, kedaulatan petani atas benih merupakan hak asasi yang harus dimiliki untuk menegakkan kedaulatan pangan.
Mulai dari tahun 1950, paradigma reduksionis mekanistik meletakkan dasar hukum dan ekonomi untuk memprivatisasi benih. Ini menghancurkan keragaman, menghilangkan hak petani untuk berinovasi dan membiakkan benih, mempatentan kehidupan, dan menciptakan monopoli benih. Ketika korporasi ingin mengendalikan, mengadaptasikan dan memodifikasi benih lewat manipulasi genetik untuk laba, varietas beni yang dibiakkan petani sebelum tahun 1900 dianggap primitif dan menjadikan varietas yang dibuat dari laboratorium adalah benih modern.
Di seluruh dunia, miliaran petani bergantung pada benih yang disimpan sendiri sebagai sumber utamanya. Supaya perusahaan agrobisnis meraih profit luar biasa tinggi, mereka mendorong benih yang disimpan itu digantikan oleh tiga varietas baru yang bersifat menghasilkan panen tinggi (High Yield), hibrida dan rekaya genetik. Benih panen tinggi maksudnya benih yang menghasilkan tanaman dengan jumlah biji atau buah yang melimpah dari ruang laboratorium dibandingkan dengan benih yang dibiakkan oleh petani lapangan.
Jadi benih jagung yang pertama misalnya menghasilkan tongkol jagung berukuran satu setengah kali lebih besar daripada yang kedua. Benih yang berisifat panen tinggi pada kenyataannya bergantung pada pestisida dan pupuk kimia. Ia juga rentan terhadap penyakit sehingga harus diganti setelah panen. Untuk itu petani membeli benih baru.
Benih hibrida merupakan benih yang disilangkan dari dua tanaman tidak sama. Hasil persilangan ini adalah generasi yang hasil panennya lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Benih hibrida memaksa petani untuk membeli tiap selesai musim panen. Benih rekayasa dibentuk dengan memasukkan gen dari yang berbeda spesies bahkan suku ke sel tanaman. Bahkan ada korporasi yang mengembangkan benih steril.
Pergeseran ke benih yang dikembangkan oleh korporasi menjadikan benih yang semula bebas dimiliki petani menjadi input berbiaya mahal yang ditanggung. Ini mengikis kedaulatan petani. Sepuluh perusahaan agrobisnis dunia menguasai sepertiga perdagangan benih secara global. Tujuan dari korporasi ini adalah mengontrol sistem pangan.
Kendali korporasi atas benih merupakan bentuk kekerasan terhadap petani. Petani membiakkan benih untuk keragaman dan ketahanan terhadap lingkungan. Namun, korporasi melakukannya untuk keseragaman dan kerentanan. Petani membudidayakan untuk menghasilkan rasa, kualitas dan nutrisi. Namun, benih dari korporasi dirancang untuk industri makanan olahan dan transportasi jarah jauh dalam sistem pangan terglobalisasi.
Monokultur tanaman pangan dan industri makanan olahan memperkuat satu sama lain. Membuang makanan, lahan dan kesehatan karena semua itu rendah nutrisi. Dia juga haus bahan kimia yang berakibat pada lingkungan yang mempengaruhi tubuh manusia.
Kekerasan terhadap petani ini berwujud dalam tiga hal. Pertama, kontribusi petani dalam pembiakan dihapus danbenih yang berevolusi bersama petani dipatenkan oleh korporasi sebagai inovasinya. Ini merupakan pembajakan kehidupan( biopiracy). Paten pada kehidupan adalah pembajakan keragaman hayati dan kebijaksanaan lokal. Itu merupakan perampasan hak milik bersama atas benih dan pengetahuan untuk khalayak umum.
Yang dilakukan oleh korporasi adalah mengambil varietas benih tertentu dari hasil pembiakkan petani selama ratusan tahun karena dinilai paling tinggi hasil panennya dan sesuai dengan keinginan korporasi lalu dipatenkan. Contohnya adalah paten atas beras basmati, neem dan turmeric.
Kedua, paten memicu pengambilan royalti dari petani. Ada kasus di mana korporasi digugat karena secara tidak adil menuntut pembayaran dari petani. Benih yang diklaim oleh korporasi merupakan benih yang bersifat memperbaharui. Artinya benih itu diambil oleh panen sebelumnya yang mana ini dilakukan selama beradab abad. Namun, karena benihnya dari tanaman rekayasa genetika korporasi menuntut pembayaran dari petani yang membuat mereka terjerat utang.
Ketiga, ketika tanaman rekayasa genetik menduduki lahan tetangga, korporasi menuntut tetangganya untuk membayar karena menggunakan benih miliknya. Ini yang terjadi di beberapa negara.
Menurunnya keragaman benih berarti kehilangan nutrisi, rasa dan kualitas pada makanan. Dan di atas semua itu manusia kehilangan hak dasar untuk memutuskan cara menumbuhkan makanan dan apa yang akan dimakan. Benih adalah sasaran utama korporasi dan bagian paling depan yang harus dipertahankan. Untuk menghasilkan makanan yang bernutrisi dan sehat, benih harus bebas berkembang dan berevolusi tanpa ancaman kepunahan dan kontaminasi genetika yang dilakukan di laboratorium. Ia harus memiliki kebebasan untuk mendapat penyerbukan oleh serangga tanpa ancaman pestisida.
Ini bagian dari kebebasan jaring jaring ekosistem untuk membangun ketahanan dan integritas, memperkuat saling keterhubungan antar mahluk hidup dan manusia. Kebebasan benih merupakan hak petani untuk menyimpan, menjual dan membiakkan tanpa intervensi oleh korporasi dan pemerintah. Dari sini kebebasan benih itu juga berarti akses atas makanan dari benih yang dibudidaya untuk rasa, aroma ,kualitas dan nutrisi.
Di bidang hukum dan politik kebebasan benih berarti kewajiban pemerintah untuk melindungi keragaman hayati dan pertanian dengan mengatur korporasi untuk mencegahnya mengikis kedaulatan rakyat atas benih melalui pembajakan benih dan ancaman dari tanaman dan hewan rekayasa genetik. Komunitas bebas untuk mengatur sistem pertanian yang diinginkannya, merawat yang jadi milik bersama dan berbagi dengan adil dan memetik hasilnya secara berkelanjutan. Regulasi negara haruslah menghukum siapapun yang menyebabkan kerusakan sehingga menciptakan konteks untuk mempraktekkan kebebasan dalam ruang sosial dan mencegah kerusakan itu terjadi di awal.
Kasus di Indonesia
Di Indonesia, petani dapat dikriminalisasi karena membiakkan dan menjual benih tanpa izin. Di Kediri, belasan petani pernah ditangkap dan dipenjara karena dianggap melanggar UU no 12 tahun 1992 mengenai sistem budidaya tanaman. Pada Juli tahun 2019, petani di Aceh yang juga menjabat sebagai kepala desa dijadikan tersangka karena dituduh memproduksi dan mengedarkan benih padi IF8 yang belum dilepas varietasnya.
Petani ini didakwa dengan UU no 12 tahun 1992 pasal 12 ayat 2 yang bunyinya varietas hasil pemuliaan atau introduksi dari luar negeri sebelum diedarkan terlebih dahulu harus dilepas oleh pemerintah dan pasal 60 ayat 1 yang isinya varietas hasil pemuliaan atau introduksi dari luar negeri yang belum dilepas dilarang diedarkan.
Benih padi IF8 bukan produksi institusi formal tapi ditemukan oleh petani Karanganyar tahun 2012. Benih itu masuk ke Aceh tahun 2017. Kriminalisasi penggunaan benih IF8 terjadi karena belum bersertifikat. Jika benih tersebut dikembangkan oleh petani kecil, bukan lembaga formal seharusnya tidak perlu dikriminalisasi karena hal ini. Petani berhak untuk memperdagangkannya dengan sesama petani seperti hanya menjual beras pada orang lain. Ini salah satu bukti bahwa kedaulatan pangan yang dipropagandakan jauh dari kenyataan.
Program Nawacita Jokowi mengenai kemandirian desa dan petani tersendat dengan adanya kasus ini.
Sejah tahun 1970 lebih dari 10.000 varietas padi Indonesia telah hilang karena tergantung pada benih hibrida hingga harus mengimpor yang telah terinfeksi virus sehingga dimusnahkan. Ini bentuk pengurasan anggaran negara akibat memarjinalkan varietas lokal untuk keuntungan korporasi. Untuk melindungi kedualtan petani, Serikat Petani Indonesia mendirikan pusat perbenihan petani dimana petani menyimpan, memelihara dan mendistribusikan benih dari oleh dan untuk petani.
Ketergantungan pada korporasi dalam benih adalah sebab utama kemiskinan petani. Mereka harus mengeluarkan uang dengan hasil yang minimal. Pembagian benih hibrida secara gratis pun, menurut Serikat Petani Indonesia (SPI), lamban laun akan membuat petani terlilit utang. Mereka harus terus membayar untuk itu.
SPI menyerukan agar petani menolak benih hibrida ini demi kedaulatan pangan masyarakat. Inilah kekuatan petani, menolak benih hibrida yang akan justru menjerumuskan mereka dalam ketergantungan. [b]
Sumber:
- Shiva, Vandana. Who Really Feed the World? The Failure of Agribusiness and The Promise of Agroecology. 2016. Berkley, California. North Atlantic Books. Chapter 6 Seed Freedom Feeds the World, Not Seed Dictatorship.
- Aliansi Petani Indonesia, “Pemuliaan Benih Berujung Pada Kriminalisasi” , 27 Juli 2019. https://api.or.id/petani-kecil-pemulia-benih-berujung-pada-kriminalisasi/
- Ibid
- Masriadi. Benih Padi IF8 Buatannya ilarang di Aceh Utara, Ini Penjelasan Prof Dwi. 28 Juni 2019. https://regional.kompas.com/read/2019/06/28/16112271/benih-padi-if8-buatannya-dilarang-di-aceh-utara-ini-penjelasan-prof-dwi
- Masriadi. Benih Padi IF 8 Diliarang Digunakan ini Alasannya. 27 Juni 2019. https://regional.kompas.com/read/2019/06/27/13464811/benih-padi-if8-dilarang-digunakan-ini-alasannya
- Serikat Petani Indonesia. Petani Kecil Harus Merebut Kembali Kedaulatan Atas Benih. https://spi.or.id/petani-kecil-harus-merebut-kembali-kedaulatan-atas-benih/
- MG Noviarizal Fernandez. Korporasi Besar Kuasai Benih Rugikan Petani. https://kabar24.bisnis.com/read/20190905/16/1144879/korporasi-besar-kuasai-benih-rugikan-petani
- Serikat Petani Indonesia. SPI Tolak Benih GMO Mentah-mentah. 25 Februari 2016. https://spi.or.id/spi-tolak-benih-gmo-mentah-mentah/