Ruang rapat Gedung DPRD Bali pagi itu dipenuhi ratusan orang.
Mereka adalah kepala desa, bendesa adat dan tokoh masyarakat yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Bali. Tak ketinggalan, para Bupati/Wali Kota turut hadir. Terlihat pula para mantan pejabat yang tak asing di mata.
Mereka menghadiri sidang paripurna DPRD Provinsi Bali pada Minggu, 9 September 2018. Kali ini istimewa karena dirangkai dengan acara serah terima jabatan dan memori jabatan Gubernur Bali. Jabatan gubernur Bali dijabat sementara selama sepuluh hari oleh Penjabat Gubernur Bali Hamdani.
Sesuatu yang ditunggu-tunggu tiba juga, penyampaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terpilih yang disampaikan Gubernur Koster. Visi dan misi tersebut tertuang pada “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.
Istilah ini mempunyai arti menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia.
Pembangunan Manusia Bali
Dalam pidatonya, Gubernur Koster memaparkan kondisi Bali di masa lalu. Alamnya masih terjaga serta karakter manusia Bali memegang teguh nilai-nilai agama dan budaya. Saat ini kondisi itu mengalami pergeseran. Alam Bali kini mengalami kerusakan. Begitu juga dengan manusia Bali yang berubah dan melupakan nilai-nilai luhur Hindu dan Bali.
“Manusia Bali dikenal jemet (rajin), seken (serius, fokus) dan rendah hati. Hal ini yang menjadikan mereka berbeda dari yang lain,” kata Koster. Menurutnya, melebihan inilah yang mesti terus dijaga dan dikembangkan, kembali ke nilai-nilai kearifan lokal di zaman modern ini.
Untuk mengembangkan karakter luhur manusia Bali, pihaknya akan membuat program pendidikan khusus, membangun PAUD dan TK bernapaskan Hindu di setiap desa adat di Bali. Hal ini penting menurutnya karena pendidikan karakter semestinya diberikan sejak dini, mulai dari kanak-kanak.
Guna menunjang hal tersebut, pihaknya juga akan bekerja sama dengan Parisadha Hindu Dahrma Indonesia (PHDI). Organisasi pemuka agama Hindu ini perlu dikembangkan karena mesti sudah ada sekretariat PHDI di kabupaten/kota di Bali, tetapi kondisinya memprihatinkan. Untuk itu, pemerintah akan membangun kantor PHDI di seluruh Bali yang representatif.
“Bagaimana bisa menjalankan tugas mengembangkan agama jika bangunan tak representatif, seperti ada dan tiada,” katanya.
Hal lain di bidang pendidikan, pemerintahan Koster-Cok Ace akan mengembangkan pasraman di setiap desa adat di Bali. Tujuannya untuk membangun karakter manusia Bali sekaligus mendukung program pemerintah pusat wajib belajar 12 tahun.
Buku-buku Hindu juga akan diperbanyak selain tenaga guru agama Hindu yang akan diperhatikan dan diperbanyak jumlahnya. Juga Dharma Wacana sebagai media pengembangan Hindu juga mendapat perhatian Gubernur dan Wakil Gubernur baru.
Selain itu, membangun akademi komunitas dan perguruan tinggi di kabupaten/kota di Bali yang bisa menyalurkan minat generasi muda dan mengembangkan bakat mereka yang oleh Koster dicontohkan seperti di Jepang. Anak-anak muda yang mempunyai hobi desain disalurkan ke akademi komunitas dan menekuni bidang desain hingga menjadi ahli dalam bidang tersebut dan berguna ketika mencari kerja atau membangun usaha sendiri.
Ekonomi Bali
Tak hanya pendidikan, kesejahteraan krama Bali juga diperhatikan dengan membangun perekonomian berbasis kebudayaan. Konkretnya, memberi bantuan dana sebesar Rp 300 juta kepada setiap desa adat di Bali yang terealisasi mulai tahun depan. Bantuan ini bisa digunakan desa adat untuk membuat berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa.
“Pertumbuhan ekonomi Bali sebesar enam persen per tahun hal yang bagus, dan tertinggi di Indonesia. Itu karena pariwisata. Ada bidang lain yang terlupakan yakni pertanian dan kami akan menyeimbangkan antara pariwisata dan pertanian,” katanya.
Koster menambahkan, pendapatan per kapita penduduk Bali sebesar Rp 51 juta per tahun. Ini akan terus ditingkatkan dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali dengan membuat peraturan misalnya di bidang ketenagakerjaan yang memihak kepada penduduk lokal.
“Bali kini tak hanya ditempati oleh warga Bali tapi juga warga luar Bali. Kami akan membuat peraturan yang mengharuskan investor dan pengusaha di Bali dalam merekrut tenaga kerja untuk lebih mengutamakan warga lokal. Dan pengusaha diharapkan ikut membangun Bali dengan membuat kebijakan yang berpihak kepada warga lokal,” ujarnya.
Kesehatan dan Pertanian
“Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, istilah yang diambil dari kearifan dan nilai luhur agama dan budaya ini bisa dibilang menitikberatkan pada penguatan adat dan budaya. Tak hanya bidang fisik yang dibangun namun juga mental, budaya dan agama. Kesejahteraan krama Bali menjadi perhatian pemerintahan Koster-Cok Ace.
Tak ketinggalan, pertanian yang menjadi ciri khas Bali selain pariwisata akan lebih diperhatikan. Hotel dan restoran di Bali dihimbau untuk menggunakan produk lokal sehingga petani Bali tak kesulitan memasarkan produk pertanian mereka.
Di bidang kesehatan, program pemerintahan terdahulu akan dikembangkan di mana Poskesdes dan Puskesmas akan lebih diberdayakan. RSUD di kabupaten/kota di Bali juga akan dikembangkan lebih baik. RS Bali Mandara juga akan dikembangkan menjadi RS Internasional yang representatif sehingga warga Bali yang berkecukupan tak harus berobat di luar negeri seperti Singapura dan bisa berobat di Bali.
BLK atau Balai Latihan Kerja yang selama ini nyaris tak terdengar kiprahnya juga akan dikembangkan. Bagi warga Bali terutama generasi muda yang ingin bekerja di luar negeri akan diberi kemudahan dengan bantuan pinjaman lunak. Pun jika ingin berkerja di luar daerah, Pemprov Bali akan menjalin kerja sama dengan provinsi-provinsi lain di Bali sehingga warga Bali yang ingin bekerja di luar daerah tak perlu ragu akan tak mendapat pekerjaan.
Kesejahteraan prajuru adat di seluruh Bali akan mendapat perhatian dengan diberikannya insenstif yang menurut Koster saat ini belum merata jumlahnya, Prajuru adat sebagai ujung tombak pembangunan adat di Bali akan lebih diperhatikan. Demikian juga dengan pecalang yang akan diberi kompetensi lebih untuk meningkatkan kinerja mereka yang akan dikerjasamakan dengan Polda Bali.
Program Holistik
Koster juga akan melaksanakan pengembangan sistem jaminan sosial mulai lahir, tumbuh, berkembang. Dalam kesempatan tersebut ia juga memaparkan tentang janji kampanyenya One Island One Managament and One Commando. Karena menurutnya, Bali sebagai pulau adalah satu kesatuan dengan daerah yang saling mendukung, untuk itu Koster berharap bisa terjadi pemerataan pembangunan dan ekonomi di seluruh Bali.
“Kita akan buat branding Bali sebagai penarik wisata kita, jadi saya harap kabupaten/kota tidak mengembangkan brand sendiri,” katanya.
Agaknya program Gubernur-Wakil Gubernur Bali terpilih ini sangatlah holistik atau menyeluruh, menyangkut bidang-bidang strategis baik pembangunan fisik juga mental. Semoga semua bisa direalisasikan untuk Bali yang lebih baik di masa kini dan mendatang. [b]