Asli, Hubud ini bikin iri.
Tempatnya tenang. Koneksi internetnya kencang. Bisa bertemu banyak orang dari beragam latar belakang. Apalagi coba yang kurang?
Begitulah kesan saya ketika UNTUK PERTAMA KALI datang ke tempat ini Januari lalu. Hubud berada persis di depan Monkey Forest Ubud, sekitar 30 km dari Denpasar. Suasananya jadi adem. Tenang.
Tapi, seperti asal namanya, Hubud adalah Hub di Ubud, tempat untuk bertemu banyak orang di Ubud. Di sini ada tempat kerja terbuka, orang-orang yang bersahabat dan asyik diajak ngobrol, plus, koneksi internet yang bisa sampai 10 mbps.
Karena penasaran itulah, saya tertarik untuk tahu lebih banyak tentang Hubud. Terima kasih Risyiana Muthia Hubud Communications Manager yang bersedia menjawab beberapa pertanyaan saya.
Jadi, apa itu Hubud?
Sederhananya, Hubud itu adalah sebuah co-working space yang terletak di Jl. Raya Monkey Forest di Ubud. Kami menyediakan tempat dan fasilitas untuk siapa saja yang ingin bekerja, berkolaborasi dan menjalin hubungan kerja dengan rekan-rekan dari berbagai macam latar belakang profesional: mulai dari wirausahawan, pekerja kreatif, programmer/developer, pekerja yayasan, konsultan, dan masih banyak lagi.
Gimana sih dulu proses berdirinya?
Hubud berdiri tepat pada tanggal 4 Maret 2013. Pendirinya adalah Peter Wall – video journalist dari Toronto -, John Alderson – desainer grafis dari London -, dan Steve Munroe – konsultan United Nations.
Pada bulan Februari tahun 2012, mereka bertemu di Ubud dan kebetulan punya visi yang sama. Bahwa Bali, terutama Ubud, adalah tempat yang sangat potensial untuk sebuah co-working space. Begitu banyak orang-orang dengan latar belakang yang sangat menarik yang ada di Bali, alangkah baiknya kalau ada suatu tempat yang bisa mewadahi pertemuannya.
Dan mungkin saja, bisa banyak hal baik yang muncul dari hasil kolaborasi orang-orang itu.
Kenapa di Ubud, bukan misalnya di Kuta, Sanur, atau Denpasar?
Kebetulan karena inisiatif ini berawal di Ubud, dan kami melihat bahwa latar belakang orang-orang yang berdomisili atau singgah di Ubud itu sangatlah majemuk.
Tapi ini bukan berarti di kota-kota lain di Bali atau di Indonesia itu kurang menarik. Justru kami sangat ingin menjalin kontak dengan co-working space berikut komunitas-komunitas dari kota-kota lain.
Kenapa co-working space?
Bagi Hubud sendiri, kami percaya bahwa manusia itu pada dasarnya adalah makhluk sosial. Kita bisa meraih pencapaian yang lebih tinggi kalau kita bekerja bersama-sama. Orang-orang berbakat yang ada di sekitar kita itu banyak sekali… dan banyak sekali orang-orang yang bisa membantu project/bisnis kita untuk menjadi lebih baik lagi.
Contohnya saja, ada salah satu member kami dari Semarang, yang butuh feedback untuk sebuah startup yang baru saja dia buat. Kami mengundang member kami untuk berkumpul, dan pada akhirnya ada 25 orang member Hubud yang dengan senang hati membantu mencarikan solusi untuk masalah-masalah yang tengah dia hadapi. Semuanya ini gratis loh: di komunitas kami, kami senang saling membantu. Buat kami, itulah spirit dari co-working space.
Apa mimpi yang coba diwujudkan melalui Hubud?
Sepertinya mimpi kami pelan-pelan sudah mulai menjadi nyata. Di Hubud kami melihat sebuah pergerakan, shift, dari ekonomi kompetitif, menjadi ekonomi yang kolaboratif. Kami berusaha terus menjembatani hubungan antar sesama profesional di Hubud, mencoba menginspirasi munculnya ide-ide baru dan mendukung inovasi-inovasi untuk tumbuh.
Mimpi besarnya ya, melihat Hubud sukses sebagai sebuah platform bagi para member kami meraih kesuksesan dalam project mereka, dan memberikan dampak yang positif bagi Bali dan bahkan dunia.
Apa saja fasilitas di Hubud?
Selain dari fasilitas standar sentra bisnis seperti mesin fotokopi, scan, printer dan koneksi internet yang super cepat (10 mbps), kami juga punya Skype booth, meeting room (kapasitas 8 orang) dan conference room (kapasitas +/- 25 orang).
Kami juga punya mini pantry dengan free coffee dan tea. Persis di samping Hubud, ada cafe kecil yang menjual healthy raw food dengan pemandangan sawah.
Kenapa kerja di Hubud itu asyik?
Karena kita bisa bertemu dengan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Mau diskusi, tukar pikiran, atau minta bantuan, semuanya mudah di Hubud. Kita juga punya banyak event-event gratis yang intinya bagi-bagi ilmu, mulai dari marketing, bisnis, tech, dan banyak lagi.
Bagaimana sistem keanggotannya?
Kami mengkategorikan membership berdasarkan jenis co-working yang diinginkan member kami. Ada Community, Casual (25 jam/bulan), In and Out (50 jam/bulan), Pro (100 jam/bulan) dan Unlimited. Kalau Community membership itu khusus untuk mereka yang ingin bergabung dengan komunitas kami, dan ikut acara-acara Hubud tapi nggak perlu memanfaatkan fasilitas-fasilitas bisnis di Hubud (koneksi internet, dsb).
Nah, khusus untuk orang Indonesia ada deal khusus. Pokoknya setiap daftar keanggotaan Hubud, membershipnya kita bump-up ke level selanjutnya. Jadi misalnya dia sign-up untuk Casual (25 jam/bulan), otomatis dapat In and Out (50 jam/bulan), demikian seterusnya.
Saat ini Hubud punya lebih dari 200 member aktif.
Sepertinya tak terlalu banyak orang Indonesia, khususnya Bali?
Dari 200 member aktif Hubud itu, kira-kira 10%-nya orang Indonesia, memang presentasenya saat ini cukup sedikit.
Kira-kira kenapa?
Kalau menurut saya, mungkin karena konsep co-working ini belum terlalu lumrah di Indonesia, terutama di Bali. Banyak orang yang merasa kalau bekerja dan berkarya itu hanya bisa dilakukan di kantor-kantor konvensional saja, dan belum banyak entrepreneur-entrepreneur lokal yang tertarik untuk memanfaatkan potensi yang ada di coworking space.
Terus terang, ini memang salah satu goal besar kami saat ini, kami ingin menarik lebih banyak lagi pekerja profesional dari Indonesia yang bergabung dan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari tempat seperti Hubud ini.
Memang, apa pentingnya bagi orang lokal untuk terlibat?
Nomor satunya adalah, talent pool. Komunitas ini memberikan sarana yang sangat luas untuk berbagi ilmu, belajar, dan bertukar pikiran dengan orang-orang dari latar belakang, dan talent yang berbeda-beda. Bagi saya, ini kesempatan yang baik sekali bagi para entrepreneur-entrepreneur di Indonesia, terutama di Bali, untuk menjadi semakin maju.
Keuntungan yang kedua adalah, koneksi. Kami di Hubud sering bilang kalau kerjaan kami adalah facilitating serendipity, merencanakan kebetulan dan menjembatani pertemuan. Siapa tahu kan, dari pertemuan-pertemuan itu bisa muncul suatu kolaborasi-kolaborasi yang menarik?
Bagaimana melihat Bali sebagai sebuah tempat untuk para pekerja kreatif, terutama di dunia digital?
Bali sendiri pada dasarnya adalah tempat yang sangat magis, penuh inspirasi dan memancing kreativitas. Nah, yang dibutuhkan sebenarnya adalah sesuatu yang bisa memfasilitasi kreativitas itu, mengundang orang-orang tertarik untuk bekerja sama dan berbagi ilmu, dan tentunya koneksi internet yang cepat. Hahaha..
Bagaimana caranya jika ingin mengajak anggota atau pemilik Hubud untuk bekerja sama?
Sederhana. Datang saja ke Hubud dan kenal lebih dekat dengan coworking space kami dan para member kami. 🙂
Oh iya, kami juga sangat terbuka kalau ada yang mengajak kami bekerja sama untuk mengadakan acara-acara tertentu, terutama yang berhubungan dengan dunia entrepreneurship dan digital. Langsung saja kirim email kepada saya di team@hubud.org dan sebisa mungkin kami respon segera! [b]
ide bagus, tapi jg mahal, krn membangun yg spt itu perlu uang banyak.
ama teman pernah pny ide buat sharing office di denpasar, tp setelah survei + itung2an, secara bisnis gak masuk.
masalah terbesar adalah : besarnya investasi di tanah dan bangunan.
kecuali kalo pny tanah/bangunan sendiri, jd tdk perlu investasi utk itu. tinggal itung biaya operasional saja.