Oleh I Made Sudiana
Baru-baru ini heboh berita penganiayaan oleh geng motor di Bali.
Keresahan sosial atas geng motor yang merupakan kumpulan orang-orang pecinta motor sudah sangat terasa. Geng motor suka kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Sepak terjang mereka semakin beringas. Banyak korban atas tindakan anarkis geng motor saat ini. Jika geng motor tersebut tidak diantisipasi secara tegas, dikhawatirkan kelompok-kelompok tersebut bisa kian besar menjadi sebuah jaringan kriminal terorganisisasi.
Fenomena sosial terjadi di kalangan anak muda atas tindakan anarkis geng motor. Mereka tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya, mereka bangga jika masyarakat takut. Adanya rasa bangga bagi anggota geng motor yang mampu merobohkan lawan, merusak harta benda orang lain, merampok, merusak fasilitas umum, sejatinya merupakan musibah bagi masyarakat. Masyarakat sudah jenuh. Muak dengan perilaku destruktif yang dipertontonkan anggota geng motor.
Sudah banyak korban atas aksi kawanan geng motor yang mengakibatkan rasa takut di kalangan masyarakat. Ketakutan atas geng motor sudah menghantui masyarakat. Tak ada lagi kedamaian di keheningan malam karena selalu pecah oleh raungan motor dan suara ribut tawuran. Tak pernah berani keluar malam hari karena di lingkungan sekitar yang marak aktivitas geng motor.
Geng motor yang sudah telanjur berbuat anarkis menjadi tidak takut untuk mengulanginya lagi. Lama kelamaan gerombolan geng motor ini akan tumbuh menjadi kelompok besar. Kelompok yang akan menjalani atau mengisi kehidupannya berdasarkan peraturannya sendiri tanpa mengindahkan peraturan pemerintah. Mereka ada bukan sebagai pendukung pemerintahan.
Dampak yang kian meluas akibat dari tindakan geng motor ini telah mulai mengusik kenyamanan masyarakat. Kepercayaan terhadap pihak keamanan yang berwenang mulai berkurang karena mereka belum mampun mengatasi geng motor ini.
Inisiasi
Yang memprihatinkan bahwa personel anggota geng motor ini banyak terdiri dari generasi muda. Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak keberingasan anak muda. Mengapa anak-anak muda itu lebih menyukai bergabung dengan geng motor dan rela mengikuti inisiasi yang jauh lebih keras dari ospek mahasiswa?
Perkembangannya, tak lepas dari tren dan mode saat ini. Aksi brutal itu perlu diredam. Mulanya berbuat jahat dari yang ringan seperti bolos sekolah, lama-lama mencuri, merampok dan membunuh.
Saat ini perlu sebuah kecermatan untuk melihat sisi lain dari keberadaan anggota geng motor. Penanganan yang tegas harus disuguhkan kepada mereka dengan memberikan pendidikan yang baik agar tidak terjadi krisis keteladanan.
Orang tua yang memberikan sepeda motor kepada anaknya dengan harapan agar dapat memotivasi untuk lebih baik malah telah membuat jalan menuju hal-hal yang bukan seharusnya. Siapa yang salah dan patut disalahkan? Semua adalah sistem yang saling keterkaitan mulai dari orang tua, anak, pemerintah, dan negara di balik oknum-oknum geng motor.
Salah satu yang dapat mengubah dan membentuk karakter generasi muda adalah dunia pendidikan. Ada baiknya pihak-pihak yang terkait berkaca, bagaimana sesungguhnya pola pendidikan dan pengasuhan terhadap anak muda yang serba ingin tahu dan tengah mencari jati diri itu.
Keberhasilan dari suatu pendidikan mulai pendidikan dasar sampai tinggi sangat tergantung dari trilogi pendidikan. Trilogi pendidikan yang terdiri dari sekolah, keluarga, dan masyarakat inilah yang kemudian dikembangkan dalam pendidikan formal, non formal dan informal. Jangan-jangan ada kesalahan kolektif, dalam cara mendidik anak, yang menyebabkan mereka justru jauh lebih nyaman berada di dalam kelompok mereka ketimbang keluarga sendiri. [b]
Langkah jangka pendek yang perlu dilakukan adalah ketegasan aparat polisi. Berani ndak polisi menindak tegas segala pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna jalan khususnya anggota genk motor itu. Langkah ini setidaknya memberikan “sedikit” rasa takut bagi sebagian anggota genk motor yang punya niat tidak baik.
Tapi seperti yang ditulis diatas, munculnya fenomena genk motor ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua, sekolah dan masyarakat, semua harus seimbang dalam memberikan contoh dan pendidikan kepada generasi muda.
jangan biarkan anak-anak, adik, remaja Bali terjerumus geng motor Bali yang beringas dan kasar..itu bukan budaya kita.
Salam
Masalah klasik, tapi tetap ga terselesaikan… 🙁
Resiko kalau anak dimanja ya seperti ini…