“Ini penting banget dan ini strategi rumusan yang selalu aku pakai, aku ngomong atau bikin lagu itu riset yang pertama,” ucap I Gede Robi Supriyanto alias Robi pada Rabu (26/06).
Langit cerah menyambut diskusi di Taman Baca Kesiman pada Rabu (26/06). Topiknya membuat jengah dan bersemangat, Aktivisme, Musik, dan Lingkungan. Robi berbicara di depan para peserta workshop, rata-rata adalah jurnalis sebanyak 15 orang. Kegiatan ini merupakan kolaborasi musisi IKLIM dengan BaleBengong di Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2024
Workshop ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang krisis iklim, termasuk penyebab, dampak, dan solusi, dengan fokus pada energi terbarukan. Harapannya, workshop ini dapat menguatkan peran jurnalis dengan menyebarkan pesan kesadaran lingkungan. Pesan ini dapat mempengaruhi pembaca untuk bersikap kritis terhadap krisis iklim.
Sudut pandang yang digunakan media dalam meliput berita, juga dibahas Robi. Ia mencontohkan saat konser Coldplay. Konser itu memiliki nilai dari sisi lingkungan dan hemat energi. Namun, pemberitaan yang populer justru pada war tiket. Sehingga, jurnalis termasuk pemilik media bagi Robi harus terbiasa membangun perspektif yang peka terhadap krisis iklim dan lingkungan.
Sejak tahun 1996, Robi bergabung di Grup Band Navicula. Lagu bertema cinta bisa dihitung jari. Masa itu hingga tahun 2000-an, Robi ingat betul ketika Navicula ditawari menggarap lagu-lagu bertemakan cinta oleh produser musik ternama. Alasan produser itu agar Navicula laris di pasar musik. Robi menolak, Ia dan Navicula kukuh merawat tema-tema masalah lingkungan dan sosial di Indonesia maupun Bali. Navicula mendobrak pasar musik, dominasi lagu balada bertema cinta diretasnya. Navicula masih eksis sampai sekarang.
Tema-tema itu diperkaya Robi melalui kombinasi antara riset dengan seni. Robi menyebutnya menggabungkan otak dan hati. “Ketika buat seni-nya saja, tidak pakai logika seninya jadi murahan dan dangkal. Kalau kamu otak aja, data saja, tidak tahu cara membuatnya menjadi menarik, kamu tidak menyentuh hati,” ujar Robi usai mengisi workshop.
Ia menyadari, perubahan harus menyentuh hati. Jalan paling awal bagi seniman adalah meriset dan memegang teguh seninya. Kekhawatiran Robi tentang minimnya proses riset menyoroti pada arah kebijakan Bali. Menurutnya, pejabat yang memegang tampuk pemerintahan harus memahami isu dan memiliki latar belakang mumpuni.
“Misalnya dulu bekas preman pasar disuruh untuk mengurus tata kelola kota kan susah, karena no right man on right place. Harus punya background mumpuni, kalau semua serba sekadar, kacau negara kita, Indonesia cemas,” kritik Robi, vokalis Band Navicula menggebu.
Robi menegaskan, “Makanya semua profesi perlu menerapkan riset dan hati.”
Contoh proses riset dan seni yang dilakukan Robi dan rekan musisi lainnya ada dalam lagu berjudul Segara Gunung. Karya ini adalah kolaborasi antara Navicula dengan Endah N Rhesa, albumnya diluncurkan di New York, Amerika. Segara Gunung, lahir dari penghayatan akan Kidung Kawitan Warga Sari. Liriknya berisi rasa syukur dan kagum terhadap keindahan gunung serta isinya. Robi berharap manusia dimasa kini mampu memaknai keindahan lebih dalam. Seperti bunga yang tumbuh, gunung bersemi dan mata air. Bukannya mengagumi pusat perbelanjaan mewah.
IKLIM, kumpulan musisi peduli krisis iklim dan lingkungan
Tak hanya bermusik, Robi aktif dalam isu lingkungan. Ia telah menerapkan konser minim sampah termasuk gaya hidup minim sampah. Ia kerap berbicara tentang isu sampah khususnya plastik.
Tahun lalu, Robi dan kawan-kawan memulai gerakan musisi IKLIM. IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab) adalah sebuah kolektif musisi dan seniman yang peduli terhadap isu iklim dan bertujuan untuk mengajak masyarakat agar peduli dan mengarusutamakan isu lingkungan dan perubahan iklim lewat seni dan musik. Tahun lalu, IKLIM menerbitkan sebuah album bertajuk Sonic/Panic yang dirilis Alarm Records. Tahun 2023, sebanyak 13 musisi bergabung dalam inisiatif IKLIM ini.
Konser IKLIM tahun 2023 berhasil mencegah kurang lebih 3.300 wadah makanan dan minuman sekali pakai. Jumlah pengunjung yang hadir saat itu kurang lebih 1.800 orang. Kegiatan workshop di Taman Baca Kesiman juga menggunakan sistem minim sampah, konsumsi yang disuguhkan tidak menggunakan kemasan sekali pakai.
Tahun ini, IKLIM akan hadir menggandeng 15 musisi, mereka terpilih setelah menjalani proses seleksi. Bagi Robi proses seleksi adalah hal berat. Namun, Ia dan tim harus memilih berdasarkan beberapa faktor. Salah satunya daerah musisi dengan isu lingkungan, serta karya para musisi.
Seperti apa gebrakan musisi IKLIM di tahun ini? Pantau di Instagram @musicdeclares_indonesia. Saksikan juga penampilan Robi dalam musisi bersuara AJW 2024 di Taman Baca Kesiman!