Ratusan remaja melakukan aksi Gowes Bersama Musisi memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Bali, Minggu di Denpasar. Acara yang dihelat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali bersama sejumlah komunitas ini akan berlangsung pada 5 Juni-7 Juni di Denpasar.
Ratusan pesepeda dipimpin sejumlah musisi rock Bali seperti personil Superman Is Dead, Naviculla, dan lainnya. Mereka mengendarai aneka sepeda seperti lowrider, fixie, bmx, sepeda onthel, dan lainnya.
Usai bersepeda, musisi ini mengajak dialog mengenai apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi lingkungan dengan cara yang sederhana dan kreatif. Sejumlah musisi Bali dikenal punya kepedualiaan dengan melakukan berbagai aksi solidaritas lingkungan.
Selain itu ada berbagai kegiatan lain seperti Publik Memotret, Lomba Blog Save Bali, Musisi Bicara Lingkungan, dan Gerakan Pola Hidup Hijau. Puluhan foto dikirimkan warga yang merekam aktivitas perusakan lingkungan di Bali.
Misalnya villa di pesisir pantai Klanting di Tabanan yang sangat menjorok ke laut dan pembuatan villa yang melanggar sempadan pantai. Ada juga masalah klasik sampah di Pantai Kuta dan Seminyak yang terus berdatangan hingga kini.
Foto-foto ironis dan menggelitik juga dikirim warga. Misalnya plesetan judul fim Eat Pray Love menjadi Eat Pray Litter karena memperlihatkan gundukan sampah di dekat bekas syuting film yang dibintangi Julia Robert.
Selain itu sejumlah aktivis dan warga membagi praktik pelestarian lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Ada yang menerapkan gaya hidup zero waste atau upaya mengurangi sampah seminimalnya dan membuat motor tenaga surya.
Agung Putradyana yang akrab dipanggil Gung Kayon memperlihatkan motor hybrid yang bisa dioperasikan dengan tenaga surya. Sementara itu Hira Jamthani, menerapkan konsep rumah ramah zero waste dan mandiri energi. Ia mengintegrasikan fasilitas di rumahnya untuk mengelola sampah sendiri menjadi pupuk dan mengolah air cucian untuk digunakan lagi. Termasuk mengolah air kencing dan kotoran menjadi biogass.
“Sumber penanganan sampah di hulu atau rumah kita sendiri,” ujarnya. Ia mengajak setiap orang melakukan pengolahan sampah dari yang sederhana seperti pemilahan organik dan anorganik.
Prof Luh Kartini, guru besar Fakultas Pertanian Unud mengatakan Bali sudah dikepung polusi. “polusi di udara, darat, dan air,” keluhnya. Ia mencontohkan bagaimana bayi yang disusui pun mudah terpapar insektisida karena penggunaan pupuk kimia masih terus terjadi. “Dari sample, 20% racun pestisida masuk ke bayi yang disusui. Berarti tubuh kita akan menandung residu bahan kimia, bahan pengawet dan lainnya,” kata kartini.
I Wayan Gendo Suardana, Ketua Dewan Daerah Walhi Bali mengatakan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini ingin membuka mata soal potensi kerusakan lingkungan di Bali. “Bali pulau surga, surga nun jauh disana, tapi neraka sudah di depan mata,” jelasnya tentang Ironi [pulau] surga.
“Aksi publik memotret, akan kami lakukan selama 3 bulan ke depan. Jadi publik dapat menyampaikan laporan kerusakan lingkungan dalam bentuk foto mulai dari gaya amatiran, bisa dengan kamera HP, sampai ke gaya profesional. Idenya ialah membuka fakta kerusakan lingkungan di bali dengan foto,” ajak Gendo. [b]
Teks dari Walhi Bali.
stop……………..kembalikan lingkuangan seperti sedia kala……..