Karena setiap tetes peluh, lelah kaki mengayuh tak hanya segarkan tubuh.
Tes. tes. Te. Satu dua tetes hujan berjatuhan deras seketika sewaktu para peserta fun bike sudah melewati setengah rute bersepeda Minggu pekan lalu. Satu per satu mereka menghampiri warung atau bangunan di sepanjang Jalan By Pass Ngurah Rai, Padanggalak ke utara untuk berteduh. Peserta lainnya tampak tetap mengayuh sepeda masing-masing tanpa peduli pada tetesan hujan yang semakin besar dan deras.
Mereka berbelok ke kiri menuju jalan Waribang. Sebagian yang berteduh mulai menyusul ketika tetesan hujan melemah. Ada pula yang tetap berteduh menunggu langit cerah. Berharap.
Menurut Mega, salah seorang peserta, rute fun bike yang diselenggarakan oleh Sekaha Teruna (ST) Banjar Ketapean Kaja ini tidaklah jauh. Peserta berkumpul pukul 06.00 Wita di parkir timur lapangan Renon. Dari Renoon mereka ke timur melewati Jalan Hang Tuah, By Pass Ngurah Rai, Jalan Waribang, kemudian belok ke kiri di jalan W.R. Supratman, masuk melalui Jalan Kroya melewati Jalan Katrangan hingga tiba di jalan Hayam Wuruk.
Dari jalan Hayam Wuruk, peserta fun bike kembali menuju parkir timur lapangan Renon melalui jalan merdeka.
“Fun bike ini bukan yang pertama kali saya ikuti,” ujar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Udayana tersebut.
Mega mengatakan pernah mengikuti sekitar dua atau tiga acara fun bike sebelumnya. “Ada yang gratis, ada juga yang bayar,” katanya. Harga kupon fun bike bervariasi dari Rp 10.000, Rp 15.000, Rp 25.000, dan yang paling mahal Rp. 35.000. “Harga kupon tergantung penyelenggaranya, sih…” ungkapnya lagi.
Merebak
Di tengah maraknya orang bersepeda, kegiatan ini juga menciptakan peluang baru. Tak hanya untuk olah raga tapi juga mencari dana. Begitu pula dengan fun bike Minggu pekan lalu ini.
“Di mana…. Di manaa….” Lagu dangdut Ayu Tingting yang sedang hits ini berkumandang dengan lantang ketika para peserta yang tertinggal memasuki areal parkir timur lapangan Renon. Sambil mengayuh sepeda masing-masing, mereka menuju stand panitia di depan panggung untuk menyerahkan kupon undian serta menukar kupon snack sambil menikmati hiburan yang disuguhkan panitia fun bike.
“Dangdut adalah salah satu persembahan dari sponsor kami,” kata Gading selaku ketua panitia acara fun bike pagi itu.
Gading mengatakan, fun bike ini merupakan salah satu kegiatan ST Banjar Ketapean Kaja dalam menggalang dana untuk perayaan Ulang Tahun sekaa teruna teruni (ST) atau kelompok remaja Banjar Ketapean Kaja yang jatuh pada 31 Desember 2011 nanti.
Menurut Gading pemilihan acara fun bike tidak hanya sebagai sarana penggalian dana tetapi juga untuk mendukung “Bali Clean and Green”, program unggulan Pemerintah Provinsi Bali.
Meskipun demikian, panitia rupanya juga menggalang kerja sama juga dengan Honda sebagai sponsor utama yang merancukan tujuan panitia dalam mendukung Bali Clean and Green. Selain Honda, acara ini didukung pemerintah daerah serta beberapa sponsor seperti Polygon, ‘Krisna’ oleh-oleh, Colombus, Boby’76, Kubu Dewata, Warung Mina, Pocari Sweat, Mc D, Dinas Kesehatan, serta beberapa sponsor dari perbankan.
Melalui para sponsor inilah para peserta mendapatkan doorprize seperti sepeda motor, sepeda gayung, televisi, voucher, serta hadiah-hadiah lainnya. Sedangkan biaya pembawa acara ditanggulangi kas pemuda untuk sementara sampai biaya kupon fun bike terkumpulkan.
Wahyudi, salah seorang panitia mengatakan, kupon yang dicetak sekitar 4.000 dengan target 3.000 kupon terjual. Namun, sayangnya, kupon yang terjual hanya sekitar 2.000 kupon meskipun penyebarannya sudah cukup luas. Tak hanya di perusahaan-perusahaan di sekitar wilayah Banjar Ketapean Kaja, juga di komunitas-komunitas sepeda di Bali.
“Sayangnya komunitas yang datang tidak banyak, saat ini ada beberapa komunitas saja,” ungkap Arik, salah seorang anggota ST Banjar Ketapean Kaja. Menurut Arik, tak banyaknya peserta ini mungkin hanya sepuluh mengingat banyaknya acara fun bike hari ini.
Di tengah hiruk pikuk lalu lintas kota Denpasar yang semakin padat, peminat sepeda gayung juga merebak. “Hal ini menjadi sarana penggalian dana perkumpulan tertentu dan juga justru menjadi ajang promosi perusahaan sponsor,” tambahnya. Menurut Arik mahasiswa semester 5 program Magister Teknik Elektro Universitas Udayana ini, door prize bukanlah hal utama meskipun mau tidak mau juga menjadi motivasi dalam bersepeda.
“Selain tubuh sehat, pikiran sehat, bersepeda minggu pagi juga bisa dapat hadiah berkat fun bike. Kenapa tidak?” ujarya. [b]
Bersepeda memang baik, tapi tidak semua event fun bike itu baik. Mungkin lebih dari 90% acara funbike berhadiah sepeda motor, bahkan ada yg mobil. Bukankah funbike seharusnya ajang kampanye bersepeda? kok hadiahnya mesin? Ironi..
Juga yg berhadiah undian rumah dan mobil. Satu peserta rela beli 20 kupon funbike utk dapetin undian. Judi bukan?
Pernah juga ada funbike yg kaosnya mengusung pasangan calon pemimpin di suatu daerah. Kampanye terselubung?
Funbike seharusnya jadi ajang kampanye hidup sehat, bukan utk promosi kendaraan bermotor atau bahkan promosi calon pimpinan daerah 🙂
Sepertinya bukan 90%, tapi 99% karena meski bukan hadiah utama, semua event fun bike yg sy tau, pasti ada hadiah motornya. Sy juga sempat bertanya kepada beberapa penyelenggara, mereka memang ingin mendukung Bali Clean and Green tp tampaknya penggalian dana tetaplah tujuan utama. Perusahaan kendaraan bermotor itu sponsor yg paling mudah diajak kerjasama dan hadiahnya juga menggiurkan 🙂
Nah, mengenai bagaimana fun bike itu dimanfaatkan, kembali ke individu penyelenggara dan pesertanya. Paling tidak, bersepedanya menyehatkan tubuh 🙂
Inilah yg memprihatinkan. Mengaku go green itu mudah, tapi implementasinya perlu idealisme. Kalo sekedar buat cari duit, mending nggak usah bawa-bawa tagline clean and green 🙂
eh, saya belum sebutin sampah lastik yg berserakan abis funbike kan?
Nah kalo tujuannya buat sehat, yuk nggak usah nunggu funbike…gowes aja tiap hari 🙂
Kalau soal sampah, kembali ke individu masing-masing juga. Tidak perlu fun bike saja sampahnya suka dibuang sembarangan 🙂
Nah, apapun caranya pasti ada baik dan buruk, ada yang benar mengaplikasikan Bali clean and green, ada yang karena suka bersepeda, ada juga yang memang hanya menginginkan door prize. Yang ingin cara baru menggali dana di tengah trend bersepeda, tak apa-apa. Hanya saja, harus benar-benar perhatian dengan lingkungan. Panitia promo ke peserta untuk membuang sampah ke tempatnya, dimana panitia sudah menyediakan tempat sampah. Dan semua itu perlu kesadaran diri sendiri dan komitmen. Bagi yang suka bersepeda dan ingin sehat, saya yakin tanpa fun bike pun mereka sudah rajin ‘gowes’ 🙂
Ngobrolin Bali Clean and Green: Ini roadmap tg disusun pemerintah. http://www.birohumas.baliprov.go.id/programunggulan/2010/11/bali-clean-and-green/
Implementasinya? Kawan-kawan yg langsung merasakan, jadi silakan dinilai 🙂
Road map itu sudah sempat sy baca, yang sudah diterapkan tp hasilnya belum tampak. Wajar saja, program itu baru 1 tahun berlangsung..Nah, bagaimana dampaknya, bs kita lihat nanti di tahun 2013 sesuai indikator kinerja jangka pendek. Susah ya, kalau ingin yg instan :p