Pantai Lovina, Buleleng sekilas memang tidak seindah Pantai Kuta, Sanur ataupun jajaran pantai lainnya di Bali Selatan. Tapi pantai ini memiliki sesuatu yang tidak dimiliki kebanyakan pantai di Bali lainnya, yaitu atraksi lumba-lumba liar yang hidup bebas di habitatnya.
Di sekitar pantai Lovina, penginapan dan agen wisata bisa dengan mudah kita temui informasi pemesanan tiket wisata ini. Harganya cukup bervariasi, untuk lokal sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 120 ribu untuk wisatawan asing. Tapi jika pintar menawar atau rajin mengecek satu tempat dan tempat lainnya, mungkin juga mendapat harga yang lebih cocok.
Jika urusan tiket sudah selesai, tidurlah lebih awal, karena kita sudah harus berangkat jam 6 pagi dari pantai. Agen wisata biasanya akan menelpon wisatawan yang sudah memesan tiket agar sampai di pantai tepat waktu. Untuk menuju habitat lumba-lumba, perlu sekitar 10 menitan untuk sampai di tengah laut, beberapa ratus meter lepas pantai. Diharapkan bersabar dan selalu siaga jika ingin mengabadikan momen ini dengan kamera, karena kawanan lumba – lumba muncul kapan saja dan hanya beberapa detik.
Sambil mengoperasikan mesin, kapten jukung selalu melihat sekeliling kalau saja ada lumba-lumba yang terlihat. “Itu disana ada!” teriak kapten sambil menunjuk kearah lumba-lumba, dan jukung pun langsung melaju kencang menuju arah tujuan. Jangan kecewa, jika saat sudah mendekat, justru lumba-lumbanya menghilang karena bisa saja mereka tiba-tiba muncul di jarak 2-3 meter dari jukung. Tidak ada yang bisa menduga, di awal perjalanan memang susah melihat mereka, tapi saat matahari mulai terlihat dan jam menunjukkan angka 7, kebanyakan lumba-lumba sudah lebih banyak terlihat.
Lumba-lumba kecil cenderung masih suka bermain-main dan melompat hingga menjadi atraksi tersendiri yang menghibur wisatawan. Sedangkan yang dewasa lebih suka berenang didekat permukaan dan memamerkan siripnya saja.
Ada beberapa jenis lumba-lumba yang hidup di sekitar Lovina, misalnya lumba-lumba gelatik, lumba-lumba paus dan gelatik. Masyarakat juga tidak mengerti kenapa mereka senang berada di daerah ini, mungkin karena airnya yang cenderung tenang dan tidak banyak ombak besarnya.
Wisata melihat lumba-lumba ini kabarnya sudah ada sejak tahun 1984, dulunya mereka mengantar wisatawan dengan jukung tradisional, mengayuh pelan pelan sampai ke tengah laut. Tapi seiring dengan berkembangnya jaman, mereka lebih memilih memakai mesin, karena praktis dan lebih mudah saat ingin mengejar lumba-lumba yang terlihat.
hi,saya warga malaysia yg akan melawat Bali tahun depan. boleh syorkan agen yg baik dan jujur untuk kami dan membawa kami sekitar Bali. pasal ini kali pertama kami melawat Bali,tak tau apa apa pun.
Antara tempat yg kami aturkan ialah Pantai Lovina.
Harap harap kalian boleh membantu.
terima kasih