Oleh Luh De Suriyani
Es campur sederhana yang elegan. Daluman dari sari daun daluman, kelapa parut kasar, dan santan gula kental. Gurih dan bercita rasa tegas.
Kebanyakan es campur tak memiliki rasa yang dominan. Biasanya karena bahan-bahan yang dicampur terlalu banyak jadi terasa setengah-setengah. Nah, dimana kita cari es campur yang tidak setengah-setengah rasa itu?
Salah satu tujuan wisata kuliner yang tidak boleh dilewatkan adalah Pasar Badung. Lokasinya di sekitar Jalan Gajah Mada Denpasar. Pasar berlantai empat ini paling sibuk di Bali. Buka 24 jam, jadi bisa berwisata 24 jam pula. Tapi, untuk es campur yang kita ulas ini, kita mesti datang ke pasar pada pukul sembilan pagi hingga empat sore.
Kios penjualnya berada di lantai tiga pasar yang pintu masuknya bisa dari Jl Gajah Mada maupun Jl Pulau Sumatera ini. Karena pedagang dalam di pasar ini hanya boleh buka dari pagi sampai sore, maka kita mesti datang sesuai jam operasi pasar.
Es campur ini sudah hampir 20 tahun membuat antre pembelinya. Padahal dari bahan dan gaya penjualnya, tak ada yang istimewa. Istimewanya hanya terletak di cita rasa santan dan gulanya. Inilah jurus utama untuk membuat es campur uwenak tenan.. Santan dan gulanya sangat kental, tidak dicampur bahan tambahan. Kecuali untuk gula dengan pewarna makanan yang warnanya tak pernah berubah puluhan tahun. Warnanya pink muram alias merah muda karena gula pasirnya tak banyak dicampur air.
Ketika melihat dua bahan terakhir yang dicampurkan, santan dan gula pink muram itu, air liur selalu tertelan tak sengaja ke kerongkongan. Soal harga, standar. Satu gelas es campur, dijual Rp 2500 saat ini. Biasanya, harga akan merangkak naik Rp 500 tiap tahun, mengikuti inflasi.
Ratusan pembeli per hari membuat pedagangnya tak punya keinginan buka cabang. Yang sibuk hitung-hitungan keuntungan biasanya pembeli yang antre. Misalnya, saya. Ketika melihat puluhan orang antre, saya suka berpikir berapa keuntungan bersih yang didapat setiap hari.
Kadang-kadang, terbersit untuk buka kerja sama dagang. Dasar otak serakah, kerjanya mikirin keuntungan yang didapat orang lain. Hehe…
Minum es di Pasar Badung, awas jangan sampai kesandung. Sebab di Pasar Badung, di mana ribuan orang ada di sana tiap hari, kesandung ini rentan terjadi. Di pasar ini, jarak satu kios ke kios lain sempit sekali. Hanya cukup satu badan manusia untuk lewat. Ketika lagi antre atau menyeruduk pembeli lain melewati antrian, kaki-kaki pembeli suka kesandung kursi atau meja kayu yang ada di pinggir kios, termasuk menendang mereka yang antri.
Makanya, awas jangan sampai kesandung kalau minum es campur di Pasar Badung. Kalau kesandung, es bisa tumpah. Sudah bayar mahal, tidak bisa menikmati segarnya es, ketumpahan es pula. [+++]
baru baca aja dah ngiler aku…hiii…!
wah nanti kalo kita main ke denpasar traktir ke tempat ini ya…haaaa….!!!
salam buat sikecil…yang lagi ketawa-ketiwi..!