Anak-anak Desa Songan membersihkan eceng gondok di Danau Batur, Kintamani.
Hasilnya menjadi bahan instalasi karya seni pada ajang SEA Games ke-28 di Singapura Juni 2015 nanti. Karya seni berjudul “Danau Imajinasi Kami” merupakan hasil karya bersama anak-anak dan Ketemu Project Space.
Karya ini diselesaikan dan dikirim ke Singapura pada 9 April 2015, untuk kemudian dipamerkan di Marina Bay Sands, Singapura.
Beberapa anak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini akan dipilih dan diberangkatkan ke Singapura. Mereka mewakili teman-temannya dalam kegiatan “Torch Up Ceremony” pada 4 Juni 2015. Dalam kegiatan tersebut, mereka akan menjadi pembawa obor dan memberikannya kepada pelari sebagai salah satu simbolis berlari mengelilingi kota untuk pembukaan SEA Games.
Proyek komunitas ini dipelopori Ketemu Project Space yang dibantu Komunitas Anak Alam dari Indonesia dan berkolaborasi bersama BRACK dari Singapura. Proyek ini juga melibatkan 75 murid kelas 5 dari SD 3 Songan selama lebih dari tiga bulan.
Dalam jangka waktu tersebut, anak-anak mengikuti serangkaian loka karya seni yang menghasilkan elemen-elemen dalam instalasi karya seni “Danau Imajinasi Kami”. Tanaman eceng gondok yang saat ini sedang mengancam krisis lingkungan di Danau Batur tersebut, digunakan sebagai material utama dalam instalasi karya seni ini.
?
“Hal menyedihkan bahwa orang-orang akan berusaha menjaga lingkungan ketika lingkungan telah berada pada ambang kehancuran,” kata Budi Agung Kuswara (Kabul), pendiri sekaligus seniman dari Ketemu Project Space.
Menurut Kabul, seni merupakan salah satu cara terbaik bagi anak-anak untuk mengerti bahwa aksi mereka akan memberikan pengaruh terhadap lingkungannya. Anak-anak yang berpartisipasi dalam proyek ini telah bersentuhan langsung dengan material eceng gondok sebagai usaha untuk membuat mereka peka terhadap situasi Danau Batur.
“Mendapat kesempatan untuk menunjukan usaha dan kreativitas mereka dalam instalasi karya seni ini pada sebuah platform seperti SEA Games akan memberikan motivasi besar untuk mereka”, ujar Kabul.
Sorot lain dari instalasi karya seni ini adalah zoetrope yang terbuat dari urutan potret ke- 75 anak dengan gambar pada wajah mereka. Hal tersebut merupakan animasi dan simbol tentang danau. Dengan mengayuh sepeda yang telah tersedia, penonton dapat mengaktifkan elemen kinetik dan interaktif dalam karya seni ini. Rangkaian gerakan pada zoetrope tersebut, memberikan kesempatan kepada penonton untuk menikmati animasinya.
Gerakan memutar pada zoetrope juga akan mengaktifkan lonceng dan menghasilkan elemen suara yang menenangkan dari karya seni tersebut.
Proyek ini masih membuka kesempatan bagi para dermawan yang ingin memberi dukungan berupa finansial maupun non-finansial hingga 31 Mei 2015. Untuk informasi lebih lengkap dapat membuka Our Lake Imagination.
??
?28th SEA Games Event
Setiap dua tahun sekali, SEA Games Federation akan memilih salah satu negara dari anggota mereka untuk menjadi tuan rumah SEA Games. Di tahun 2015, Singapura terpilih menjadi tuan rumah SEA Games ke-28, bersamaan dengan perayaan 50 Tahun Kemerdekaan Singapura.
“Perayaan Luar Biasa” merupakan tema yang diusung pada SEA Games ke-28 Singapura tahun 2015 ini. Memberikan inspirasi, menghubungkan individu, komunitas dan negara pada mimpi mereka merupakan tujuan dibalik persaingan dan kemenangan dalam permainan ini. 36 cabang olahraga, 402 acara dan 5.000 atlet akan dipertujukan dalam SEA Games ke-28 Singapura tahun 2015 ini.
Tentang Torch Up!
Program Torch Up merupakan sebuah strategi utama dalam menargetkan keterlibatan berbagai kelompok masyarakat untuk memungkinkan masyarakat Singapura mempunyai rasa memiliki dan menjadi bagian dari sejarah SEA Games ini. Dimodifikasi dari gaya penyalaan obor tradisional, program Torch Up merupakan gerakan utama yang mengajak seluruh masyarakat Asia Tenggara untuk ikut berpartisipasi secara langsung.
Tujuan dari program Torch Up adalah melanjutkan kemeriahan dan rasa memiliki dari permainan tersebut; mendorong langkah keterlibatan masyarakat dari berbagai kelompok yang
berbeda; dan memberikan kesempatan bagi masyarakat Singapura untuk membuat konten bersama, ikut terlibat dan mempertunjukan kreatifitas mereka.
Tentang Ketemu
Ketemu adalah tim seniman lintas Negara yang dibangun Mintio dari Singapura dan Kabul (Budi Agung Kuswara) dari Indonesia, dengan fokus utama mereka adalah pada pengembangan kesadaran komunikasi sosial dalam seni. “Ketemu” yang dalam bahasa Indonesia berarti untuk bertemu, membuat mereka menghargai setiap pertemuan dengan orang-orang yang berasal dari latar belakang pekerjaan maupun budaya yang berbeda. Pertemuan dengan berbagai jenis material, gaya hidup dan tempat atau lokasi juga merupakan inspirasi mereka dalam berkarya.
Tujuan utamanya sebelum memulai sebuah proyek seni akan selalu berhubungan dengan peringatan mengenai kehidupan dan kesederhanaan dalam menjalani hari-hari. Apresiasi mereka terhadap kehidupan datang dari kemampuannya dalam menghargai dan mengenali masyarakat maupun komunitas atas siapa diri mereka dan bagaimana hubungan mereka dengan dunianya pada umumnya.
Bekerja dengan kehidupan sipil, membuat mereka sering memposisikan diri sebagai seorang fasilitator bagi acara maupun lingkungan yang bersifat kreatif. Energi dan ekspresi dalam karya seni mereka datang secara langsung dari orang-orang dan tempat-tempat yang brhubungan dengannya secara langsung.
?
Tentang Brack
?Brack menyatukan antara proyek seni, individu maupun ide-ide yang memberikan kontribusi pada perkembangan filosofi mengenai kehidupan. Sebagai sebuah wadah bagi seniman dan karya seninya yang terlibat dalam kehidupan sosial, Brack memiliki tujuan untuk memotifasi minat sosial untuk dan dari seni.
Mereka melakukan sesuatu yang baru dalam wacana seni, budaya dan sosial. Mereka tidak hanya menulis tentang seni, namun mereka juga tertarik pada bagaimana cara mengatasi isu penting dan menciptakan sebuah ruang yang signifikan untuk agen individu dan kolektif. Disini Brack memberikan kesempatan bagi seniman dan masyarakat untuk terlibat dalam membentuk ruang baru ini.
Tentang Anak Alam
Komunitas Anak Alam dibangun dengan keyakinan bahwa kesempatan untuk hidup lebih baik merupakan hak bagi semua orang, termasuk anak-anak yang tinggal di desa-desa terpencil. Komunitas Anak Alam merupakan organisasi non-profit, terdiri dari individu-individu yang berkomitmen bahwa kemampuan, keahlian, pikiran, dan energi mereka digunakan sebagai agen yang membawa kemajuan dan perbaikan pada masyarakat.
Sebagai anggota dari Komunitas Anak Alam, mereka berusaha untuk membagi kebaikan, ilmu dan cinta pada hidup, lingkungan dan juga masa depan. Hal ini untuk memastikan bahwa nantinya anak-anak kita akan mewarisi kebaikan alam dan juga mendapatkan pengalaman serta kesempatan untuk menjalani kehidupan yang serba berkecukupan. [b]