“Ayo-ayo. Satu kupon sepuluh ribu. Bisa membantu Yayasan Autis untuk membangun sekolah lagi lho!”
Begitulah salah satu kalimat ajakan ikut hadir di Charity Garage Sale atau sekadar menyumbang untuk teman-teman dari Yayasan Peduli Autisme Bali pada Minggu pekan lalu.
Acara charity pada Minggu, 26 April 2015 kemarin cukup berjalan lancar.
Terbentuknya acara charity garage sale ini berawal dari follow on project sedari 26 Maret 2015 yang berkembang hingga saat ini. Follow on project ini merupakan tugas tujuh anak muda yaitu Adinda, Sarah, Sintia, Anya, Dian, Rahayu, dan Gung Yuda. Mereka pernah mengikuti program pertukaran pelajar yang bernama I-US YLP 2014.
Adinda, selaku ketua panitia Chariteen, menambahkan ketika pertukaran pelajar di Amerika Serikat, mereka diajarkan tentang leadership, conflict, resolution, community service, sustainable dan development.
Awalnya project itu merupakan tugas individu. Namun, setelah adanya kesepakatan bersama, proyek pelayanan untuk komunitas ini menjadi tugas kelompok. Dia merupakan tindak lanjut setelah program pertukaran pelajar berakhir dan harus diterapkan pada lingkungan sekitar.
Acara charity yang mempunyai slogan Muda-Mudi Berbagi, Mengedukasi cukup menyedot perhatian banyak orang, termasuk remaja. Garage sale yang mematok harga mulai dari Rp 5.000,- serta ada tarot reading dapat menambah rasa penasaran orang-orang untuk mengunjungi acara tersebut.
Satu kupon juga akan mendapatkan satu botol soft drink dan menonton live music dari teman-teman pengisi acara. Di antaranya: Kick Of Bucket, Revenged, Teater Limas, Attic, Lipat Sebelah dan Lymnea.
“Kami merasa sangat bangga dan senang bisa diberi kesempatan untuk mengisi acara yang mulia tersebut. Selain bisa menghibur pengunjung kami juga dapat pengalaman untuk berbagi kebaikan dan pahala di acara chariteen itu sendiri,” ujar Prama, salah satu pengisi acara dari Teater Limas.
Lain halnya dengan Lymnea, salah satu band yang memang sering tampil di acara charity. “Kami memang rutin tampil di acara charity karena niat kami memang ingin menghibur teman-teman yang masih kekurangan tanpa pamrih dan sangat salut dengan teman-teman yang rata-rata masih duduk di bangku SMA yang meluangkan waktunya untuk membuat acara charity ini,” ujar Dede, vokalis dari Lymnea.
Nama Chariteen sendiri diambil dari kata ‘charity’ dan ‘teenager’ karena orang-orang yang terlibat adalah remaja. Para anggota panitia yang terlibat pun sebenarnya diambil dari teman-teman yang secara sukarela membantu untuk menyukseskan acara.
Selain ada garage sale berupa baju, aksesoris, sepatu, buku-buku dan majalah masih layak pakai yang merupakan sumbangan dari teman-teman yang peduli, acara ini juga melibatkan tarot reading di dalamnya. Banyak pengunjung yang tertarik dan penasaran mencoba tarot reading tentang masalah karir dan percintaan.
Acara charity garage sale diadakan di Taman Baca Kesiman yang memang rutin mengadakan acara outdoor dan terbuka bagi teman-teman yang berinisiatif membuat acara. Taman baca menyediakan tempat luas sehingga leluasa dan asri. Dapat dilihat dari kebun-kebun dan lapangan yang luas tempat garage sale berlangsung.
Di sana juga disediakan ruang perpustakan yang dipenuhi beraneka buku-buku yang bebas dibaca di tempat. Selain itu terdapat mini kafeteria dengan nasi jinggo ubi andalannya. “Harapan dari acara Chariteen ini semoga kita bisa solid dan tetap membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu dan yang lebih membutuhkan,” ujar Adinda menutup percakapan. [b]