• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
BaleBengong
Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Buku

Cerita-Cerita Mengenai Resistensi dalam Kumpulan Cerpen: Subuh

Mevlana by Mevlana
15 November 2020
in Buku, Gaya Hidup, Kabar Baru
0

Buku kumpulan cerita ini terbit pertama kali di Turki dengan judul Seher.

Dalam bahasa Indonesia, Seher sendiri mempunyai arti yang sekaligus menjadi judul buku ini yaitu “Subuh”. Karya ini ditelurkan oleh salah satu politikus progresif Turki, Selahattin Demirtas. Pengarangnya menulis buku ini dari dalam penjara ketika ditahan oleh rezim yang berkuasa.  

Cerita-cerita dalam buku ini sejatinya menggambarakan bagaimana perasaan penulis mengenai Turki modern dan Timur Tengah. Mulai dari kehidupan sehari-hari hingga cerita-cerita mengenai orang-orang yang luput dari perhatian media. Cerita-cerita yang lebih sering tidak terdengar.

Cerpen pertama dalam buku ini berjudul “Laki-Laki Dalam Jiwa Kami”. Cerpen ini berkisar tentang dialog imjiner seseorang yang ditahan di dalam sebuah penjara dengan beberapa hewan-hewan penghuni penjara tersebut. Namun, dialog-dialog khayalan dari tokoh utama tersebut sesungguhnya menggambarkan bagaimana keadaan masyarakat yang cenderung patriarkal dan kesewenang-wenangan orang-oarng yang mempunyai kekuasaaan lebih.

Cerita selanjutnya berjudul “Subuh”. Cerita ini jauh lebih menarik dari cerita pertama. Alasannya, cerpen ini berkisah mengenai perempuan di keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai patriarkisme. Bahkan, pada tahap ekstrem, keluarga tersebut mewajarkan pembunuhan untuk menyelamatkan nilai-nilai yang mereka anggap layak untuk dipertahankan.

Cerita ketiga berjudul “Nazan Petugas Kebersihan”. Cerita ini merupakan penggambaran mengenai represifnya aparat penegak hukum. Bagaimana tidak, Nizan si karakter utama yang tidak tahu apa-apa bisa terseret dalam penangkapan oleh aparat terhadap para demonstran yang dianggap merusuh. Kira-kira cerita ini mulai terasa tidak asing bukan?

Berikutnya, ada cerita berjudul “Salam untuk Si Mata Hitam”, “Surat Untuk Petugas Pembaca Surat di Penjara”, “Gadis Laut” dan beberpa cerita lainnya.

Ada 13 cerita terpisah dan berdiri sendiri dalam buku ini. Akan tetapi, setiap cerita memiliki pesan-pesan tersendiri yang layak untuk disimak. Salah satu cerita menarik lainnya dengan judul, “Ahh, Asuman!”. Jika disederhanakan, cerita ini merupakan cerita tentang kecintaan seseorang terhadap orang yang ia sayangi. Sayangnya, cinta memang tidak selalu membawa akhir yang bahagia. Namun, tentu pelajaran-pelajaran lain bisa diambil pada kisah tersebut.

Dalam buku ini, saya akhirnya memilih “Akan Berakhir Bahagia” sebagai cerpen yang paling berkesan selama membaca karya ini. Cerita sederhana yang bisa ditangkap sebagai pengingat bahwa kita menjalani hidup seakan-akan seperti mesin yang terus bergerak. Berlari seperti ada seokor anjing yang siap menerkam kita. Kita terburu-buru seakan mengejar sesuatu. Dalam cerpen ini kita diajak untuk berfikir kembali mengenai semua hal itu. Mungkin dianjurkan lagi untuk mendengar lagi petuah Stink dalam lagunya yang berbunyi kira-kira, ‘A gentleman walk, but never run’.

Membaca kumpulan cerpen ini memang memiliki kenikmatan tersendiri. Cerita-cerita mengenai keseharian dari masyarakat Turki dan Timur Tengah yang penuh sopan santun membahwa kita seakan-akan masuk dan menjadi bagian dari mereka. Cerita sedih mengenai tokoh ‘Seher’ yang rela mengorbankan dirinya untuk kehormatan keluarganya. Bukan hanya memberikan efek haru, lebih dari itu efek yang ditimbulakan malah sebaliknya, perlawanan atas ketertindasan memang harus lebih lantang disuarakan. Cerita mengenai Nazan juga cerita yang makin hari makin terasa dekat.

Resistensi merupakan kata kunci yang menarik untuk dibicarakan setelah membaca buku ini. Saya sebagai pembaca tidak terlalu banyak menemukan kekurangan pada buku ini, tapi tentu buku terjemahan hampir pasti selalu mempunyai kekurangan. Misanya panggilan ‘Abi’ untuk orang yang lebih tua tentu akan membingungkan jika penerjemah tidak menjelaskan konteks sosial dari kata tersebut. Meskipun demikian, menurut saya penerjemah sudah berupaya dengan baik untuk membuat buku ini sedekat mungkin dengan karya aslinya.

Cerpen-cerpen lain yang tidak saya bahas dalam resensi ini juga tidak kalah menggugah. Oleh karena itu, buku tipis terbitan Marjin Kiri ini terasa makin penting untuk dibaca dalam suasana akhir-akhir ini. [b]

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: BukuResensi
ShareTweetSendSend
Mevlana

Mevlana

Sehari-hari merupakan merupakan makhluk hidup yang cintai damai dan kebanyakan menunda pekerjaan.

Related Posts

Memahami Seksualitas melalui Buku Cabul

Memahami Seksualitas melalui Buku Cabul

5 December 2020
Revolusi Hijau, Menjerat Petani dengan Racun

Saya pun Bermimpi Menjadi Raja di Pulau Mancawarna

30 October 2020
Komentar Awal tentang Novel Orang-Orang Oetimu

Komentar Awal tentang Novel Orang-Orang Oetimu

8 October 2020
Merayakan Kehidupan dalam Kumpulan Tulisan Dea Anugrah

Merayakan Kehidupan dalam Kumpulan Tulisan Dea Anugrah

3 October 2020

Review Usaha Membunuh Sepi – Felix K. Nesi

9 September 2020
Suara Perempuan Menghadapi Skizofrenia

“Esensi Nobelia” dan Tragisnya Nasib Pengarang

25 April 2020
Next Post
Kolaborasi Antar Festival Internasional di Tengah Pandemi

Kolaborasi Antar Festival Internasional di Tengah Pandemi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

AJW 2020
  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Mendayung Generasi Nyegara Gunung

Lirik Lagu Anak-Anak (Gending Rare) Daerah Bali

12 October 2010
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Begini Lho Cara Minum Wine yang Benar

Begini Lho Cara Minum Wine yang Benar

23 February 2018
Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

24 January 2021
Kenapa Kita Harus Tidur? Inilah Jawabannya

Kenapa Kita Harus Tidur? Inilah Jawabannya

1

Profil Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah

11
FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

1

Korban Kekerasan Anak dan Perempuan di Bali Terus Bertambah

1
Turut Prihatin dengan Logika Penulis Seword

Turut Prihatin dengan Logika Penulis Seword

11
Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

24 January 2021
Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

20 January 2021
Dipotong 4 Bulan, PT Denpasar Putus Jrx 10 Bulan

Dipotong 4 Bulan, PT Denpasar Putus Jrx 10 Bulan

19 January 2021
Musik Becik di Tahun Panik 2020

Musik Becik di Tahun Panik 2020

18 January 2021
Shankar Rilis “Holy Funeral”

Shankar Rilis “Holy Funeral”

18 January 2021

Kabar Terbaru

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

24 January 2021
Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

20 January 2021
Dipotong 4 Bulan, PT Denpasar Putus Jrx 10 Bulan

Dipotong 4 Bulan, PT Denpasar Putus Jrx 10 Bulan

19 January 2021
Musik Becik di Tahun Panik 2020

Musik Becik di Tahun Panik 2020

18 January 2021
BaleBengong

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com