Oleh Rivan Pande
Pandemi COVID-19 yang merebak di seluruh dunia secara tidak langsung berdampak pada anak-anak disabilitas netra di Kota Denpasar. Cane Band dengan jujur menyampaikan curhatannya tentang janji-janji yang tak pernah mewujud.
Disabilitas netra merupakan orang yang mengalami gangguan penglihatan. Namun terlepas dari keterbatasan itu, mereka juga memiliki bakat yang dapat dikembangkan. Misalnya, banyak di antaranya yang merupakan pemain musik yang biasa mengisi berbagai acara musik di Bali. Ada pula penulis, penyair, penyiar, bahkan pelukis.
Potensi-potensi itu yang dibantu pengembangannya oleh Yayasan Pendidikan Dria Raba (Yapendra) Denpasar. Yayasan ini berlokasi di Jalan Serma Gede nomor 11 Denpasar. Bergerak di bidang kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas netra.
Dari banyak anak disabilitas netra usia sekolah yang difasilitasi Yapendra untuk mengembangkan kreativitas, lahirlah sebuah inisiatif dari Rivan dkk untuk membentuk sebuah grup band. Harapannya, band ini dapat memberikan warna baru di blantika musik Bali. Band yang diprakarsai Rivan pada gitar 2 dan vokal, Mahesa pada kajon, Rudi pada gitar 1, serta Dewa Juliawan pada bass menamai diri sebagai Cane Band.
Kata Rivan, awalnya mereka bingung memilih nama bandnya. Apalagi ide-ide nama yang ingin mereka pakai, ternyata sudah jadi hak milik musisi lain. Sebut saja Sky Band, Lucky Star, dan Awan. Akhirnya mereka punya strategi cukup unik. “Keempat personil memberikan nama masing-masing, kita menggunakan aplikasi pengacak, terpilihlah nama Cane Band,” terang Rivan.
Cane Band yang mulai proses kekaryaannya pada Agustus 2021 ini telah sukses meluncurkan single pertama yang berjudul Bali Pidan Keh Mewali. Lagu yang dirilis via YouTube pada 10 September 2021 ini telah ditonton lebih dari 800 kali. Berikut kutipan lirik lagu berbahasa Bali ini:
September sampai Juli besik tuara mabukti
Yen sing ngidang de je majanji
Vaksinasi suba berjalan
Tusing ngidang ngewaliang Bali
Rivan yang sekaligus menjadi penulis lirik lagu ini mengatakan bahwa ia terinspirasi karena melihat situasi Bali kini. Di masa sulit ini, masih banyak ketidakjelasan yang dirasakan oleh pemuda kelahiran 1998 ini. “Ini juga pengalaman pribadi saya, mengingat bapak saya sendiri merupakan pelaku pariwisata di Bali,” ujarnya.
Sang gitaris, Rudi, yang merangkap sebagai arranger dalam lagu ini mengatakan ia membuat aransemen sesimpel mungkin agar dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat luas. Dalam proses recording pun mereka menggunakan alat-alat yang sederhana. Mengandalkan laptop yang mereka miliki serta fasilitas yang diberikan dari pihak yayasan. Namun hasilnya tak kalah dengan studio rekaman profesional.
Dewa Juliawan yang bertindak sebagai editor mengatakan, “Saya menggunakan sisa penglihatan saya untuk merapikan dan melakukan editing pada musik. Walaupun dalam keterbatasan, tapi kami harus mampu menghasilkan karya yang terbaik,” pungkasnya.
Saat ini Rivan dkk sedang mengumpulkan materi dan lirik lagu baru yang akan dirilis tahun 2022 mendatang. Mereka berharap ada pihak yang mau mendukung mereka dalam mewujudkan cita-cita agar dapat memiliki album dan video clip yang profesional.
Kenal lebih dekat dengan Cane Band melalui kontak +62 859-5855-9565 dan nikmati karyanya di kanal YouTube Cane Band Official.