Diskusi tentang fotografi bersama M. Bundhowi.
Berangkat dari minimnya ruang untuk memperbincangkan fenomena fotografi lebih mendalam, Bentara Budaya Bali menyelenggarakan workshop fotografi bertajuk Kisah Tokoh: Sebuah Zoom Kamera. Workshop ini diselenggarakan pada Minggu lalu di Jl. Prof Ida Bagus Mantra 88A, Ketewel, Gianyar.
Sebagai pembicara, hadir M. Bundhowi. Karya fotografer ini tersebar di berbagai media di Jakarta, seperti Kompas, sejumlah media di Bali, majalah internasional, Australia, berbagai buku-buku dan penerbitan lain.
Bundhowi mengungkapkan bahwa perkembangan dunia fotografi saat ini sangat pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya generasi muda yang sudah bisa menggunakan kamera DSLR dan berjamurnya usaha-usaha yang menjual jasa fotografi.
Fenomena selfie rupanya juga menjadi indikator bahwa dunia fotografi sedang mengalami perkembangan pesat.
“Namun sesungguhnya dunia fotografi juga tidak hanya sekadar bagaimana teknik mengambil gambar, tetapi juga bagaimana tentang menciptakan gambar yang beyond beauty atau lebih dari sekedar keindahan,” ungkap Bundhowi.
Dalam sesi diskusi, Bundhowi memperbincangkan dua pokok bahasan penting.
Pertama, mengenai fotografi yang mengguncang dunia, di mana rupanya sebuah foto dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan negara. Kedua, mengenai fotografi dalam seni dan sastra, yaitu bagaimana fotografi bisa memacu perkembangan seni rupa, sastra, bahkan bidang keilmuan yang lain.
Tak ketinggalan, Bundhowi memperlihatkan contoh-contoh foto yang fenomenal serta mempengaruhi umat manusia agar lebih menghayati kemanusiaan. Foto-foto tersebut sekaligus menunjukkan komitmen para fotografer dalam memenuhi panggilan idealisme, tidak hirau akan hujaman peluru atau ledakan mesiu.
Misalnya Robert Capa yang mengabadikan momen perang Indochina dan Nick Ut yang mengabadikan seorang bocah perempuan Vietnam telanjang akibat terkenan korban bom napalm, lari dari kepulan asap kimia yang seakan memburunya.
Ditampilkan pula foto-foto karya Henri Cartier Bresson yang menciptakan satu konsep fotografi Decisive Moment: rangkaian foto yang mengabadikan detik terakhir Belanda kehilangan kekuasaan di Indonesia, berikut foto-foto khusus dari Soekarno selaku proklamator pada masa itu.
Serta ditampilkan foto-foto kelas dunia penuh pesan kemanusiaan dari Sebastiao Salgado dan Kevin Charter. Dihadirkan pula penayangan film dokumenter yang memperlihatkan satu sisi bagaimana foto-foto itu dihasilkan oleh sang fotografernya, serta pembacaan puisi karya Rob Kerr yang mendapat inspirasi dari fotografi perang.
“Workshop ini sangat menarik karena peserta diajak untuk melihat sisi lain dari dunia fotografi. Bukan hanya memahami secara permukaan, tetapi lebih dalam konteksnya. Selain itu, peserta juga disadarkan akan pentingnya sebuah dokumentasi,” ungkap Juwitta, staf BBB.
Terakhir, Bundhowi berpesan kepada peserta untuk senantiasa membaca, belajar, berlatih untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman kita. [b]
Teks dari Bentara Budaya Bali.