Pemilu pada 14 Februari ini akan berlangsung dalam cuaca yang paradoks. Ada kejadian bencana kekeringan tapi ada sejumlah lokasi banjir dan longsor.
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali menyebutkan, selama periode 5 Februari s.d. 11 Februari
2024, ada 37 kejadian bencana. Kejadian/bencana sebagai dampak dari Hidrometeorologi Kering seperti kebakaran terjadi di 2 titik yaitu terjadi di Kab. Badung dan Kab. Klungkung.
Sedangkan kejadian/bencana sebagai dampak dari Hidrometeorologi Basah sebanyak 37 kejadian yang tersebar di Kab. Gianyar 13 kejadian, di Kab. Karangasem 8 kejadian, di Kab. Bangli 3 kejadian, di Kab. Buleleng 4 kejadian, di Kab. Jembrana 4 kejadian, di Kab. Tabanan 2 kejadian dan di Kab. Badung 3 kejadian.
Bahkan untuk pelaksanaan Pemilu pekan ini, BPBD juga sudah mengelompokkan kabupaten yang harus siaga dan waspada karena potensi curah hujan tinggi.
I Made Rentin, Kepala Pelaksana BPBD Bali dalam suratnya per 9 Fenruari menyatakan pada14 Februari 2024 Indonesia akan melaksanakan Pemilu dan Bali memasuki periode musim hujan, sehingga bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem dengan angin kencang disertai petir menjadi ancaman. Berdasarkan peringatan dini cuaca dan iklim provinsi Bali periode dasarian 1 februari 2024 BBMKG Wilayah III, terdapat peluang curah hujan tinggi berkisar antara 10% – 40% di beberapa wilayah Bali.
- Dalam surat ini dilampirkan juga cara menghadapi longsor, petir, dan lainnya. Dampak bencana di TPS di antaranya;
- Rusaknya daftar pemilih
- Mengganggu infrastruktur pendukung
- Menghambat distribbusi kotak suara
- Pemindahan lokasi TPS
Daftar pemilih Bali adalah 3.269.516 orang di 12.809 TPS
Sedangkan selama pekan lalu, sejumlah peristiwa bencana yang terjadi di antaranya berikut ini. Pada 6 Februari di Lingkungan Tohpati, Amlapura, senderan jebol Hujan deras menyebabkan senderan milik SD Negeri 12 Karangasem jebol. TRC BPBD Kab. Karangasem melakukan assessment, pendataan kerusakan, dan perencanaan pembersihan material yang menutupi jalan bersama warga setempat.
Pada hari yang sama juga ada kejadian Br. Dinas Teges, Karangasem, hujan deras menyebabkan rumpun bambu tumbang dan
mengakibatkan akses jalan nasional terganggu.
Berikutnya di Br Dinas Bengkel Jalan Jebol Jalan jebol akibat hujan deras terjadi pada pukul 16.00 wita dengan panjang jebolan 10 meter dan dalam jebolan 6 meter sehingga membahayakan pengguna jalan dan hanya setengah badan jalan yang bisa dilalui oleh pengguna jalan Buleleng-Alas angker.
Namun, di sisi lain ada krisis air di Br Gelogor, Pikat, Dawan, Klungkung karena kekeringan Pendistribusian air bersih sebanyak 15.000 liter menggunakan 1 unit kendaraan tangki air BPBD Provinsi Bali berkapasitas 5.000 liter.
Langkah Mitigasi Bencana Banjir
1) Mengetahui tingkat kerentanan area TPS, apakah berada di zona rawan banjir.
2) Menyiagakan sarana dan prasarana penanggulangan bencana sebagai pendukung pelaksanaan Pemilu seperti, tenda, perahu, pompa air mobile dan lain-lain.
3) Melakukan perencanaan untuk relokasi, termasuk memahami rute relokasi dan daerah yang lebih tinggi.
4) Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa dampaknya untuk TPS.
5) Memastikan penempatan lokasi TPS tidak berada persis di dekat aliran sungai yang sering terjadi banjir.
B. Langkah Mitigasi Bencana Tanah Longsor
1) Mengetahui tingkat kerentanan area TPS, apakah berada di zona rawan tanah longsor.
2) Tidak membangun TPS disekitar tebing/lereng yang terjal. Tentukan lokasi aman evakuasi, seperti menjauh dari kemungkinan arah longsoran material.
3) Menyiapkan skenario untuk memindahkan TPS ke lokasi yang aman jika terjadi bencana longsor, termasuk memahami rute relokasi dan daerah yang lebih aman.
4) Prioritaskan keselamatan nyawa. Apabila memungkinkan amankan dokumen penting, seperti surat suara, kotak suara dan lain-lain.
C. Langkah Mitigasi Bahaya Petir
1) Rencanakan lokasi TPS menjauhi tanah lapang tanpa ada bangunan tinggi di dekatnya.
2) Sediakan alat penangkal petir.
3) Rencanakan lokasi TPS berada di dalam bangunan beton bertulang dan bangunan kokoh lainnya, karena aliran listrik dari petir diserap ke dalam tanah melalui dinding.
4) Saat berada di dalam bangunan beton atau kayu, pastikan untuk menjaga
jarak satu meter lebih dari peralatan listrik, dinding, dan langit-langit rumah.