Pantai Jemeluk segera memiliki ikon berbeda.
Pantai di sebelah pantai Amed ini akan menjadi tempat tumbuhnya terumbu karang buatan berwujud bola dunia. Lokasinya di Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, sekitar 3 jam dari Denpasar.
Bola yang memiliki berat 400 kg ini diprakarsai oleh Komunitas Seni Rupa Lempuyang. Komunitas yang berdiri sejak 1989 adalah perkumpulan seniman perupa yang anggotanya berasal dari Kabupaten Karangasem.
Saat ini Komunitas Seni Lempuyang beranggotakan 20 orang seniman asli Karangasem. Mereka didukung Desa Pekraman Culik, warga sekitar Pantai Jemeluk, dan beberapa LSM seperti Coral Reef Aliance, Yayasan Reef Check, Concervation International Indonesia.
Sekitar enam bulan lalu Komunitas Seni Rupa Lempuyang sempat pula menenggelamkan karya seni rupanya berupa barong bernama “Barong Kaag“. Namun, pada kesempatan kedua ini mereka akan menenggelamkan bola dunia bernama W”aruna Gita”.
Bola Dunia
Salah satu anggota dan penggagas ide Waruna Gita adalah I Gede Sukarda. Dia mengatakan bola dunia ini berkonsep Hindu secara universal dan filosofi Bali sebab kita kan tinggal di Bali.
Dapat dilihat bahwa simbol bola dunia adalah Padmasana. Padmasana itu menyimbulkan dunia. Alam semesta beserta isinya jadi bola. Terlihat pula adanya dua naga raksasa yang sedang mengikat bumi. Di sekitarnya terdapat Dewa Siwa, Budha, Yesus Kristus, tokoh pewayangan seperti Ramayana, serta wajah tokoh-tokoh agama salah satunya Sai Baba.
Selain itu ada pula wajah tokoh-tokoh inspiratif dunia, pejuang besar dunia, seperti Bapak Proklamator Indonesia, presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno, Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, dan masih banyak lagi.
Pengerjaan karya dilakukan selama 1 minggu pada 1 – 8 Agustus 2015 dengan 6 orang seniman. “Pembuatannya dilakukan di Denpasar lalu di finishing di sini,” kata Sukarda.
Rencananya, bola dunia ini akan ditenggelamkan di kedalaman 8 meter. Sempat ada warga yang meragukan kekuatannya sebab Waruna Gita akan berada di bawah permukaan air laut. Mereka khawatir bola akan akan hancur sebelum ditumbuhi terumbu karang. Penyebabnya seperti musim arus laut yang sangat kuat di pantai Jemeluk ataupun dari bahan baku betonnya yang mudah hancur di tengah laut.
Namun, keraguan itu di epis oleh seniman berkumis tebal ini. “Sebab kami menggunakan rangka besi yang cukup tebal,” ujarnya.
Sukarda menjelaskan bola dunia tersebut dibuat dari beton kasar dan berpori dengan lapisan serbuk gergaji serta aluminuim. “Terdapat juga ruang untuk jalan masuk dan keluarnya ikan-ikan,” tegas Sukarda yang telah melakukan percobaan sebelumnya.
Sukarda berharap karya ini akan menambah daya tarik lebih bagi pengunjung ke Pantai Jemeluk. Namun, dia juga berharap warga sekitar hendaknya dapat menjaga Waruna Gita ini dengan baik. Misalnya dengan lebih mengatur para pelancong agar tidak menginjakkan kakinya di terumbu karang. Jika air surut, perahu nelayan hendaknya berhati-hati agar tidak sampai menabrak terumbu karang.
Awig-Awig Desa
Ide lain adalah membuat awig-awig desa yang melarang mencari ikan di sekitar 100 m dari bibir pantai. Itu termasuk gagasan yang sangat bagus dalam melestarikan terumbu karang.
Perlu kita ketahui bahwa terumbu karang merupakan hewan, bukan tumbuhan. Perlu satu tahun agar terumbu karang memanjang hanya sampai 1 cm. Dalam mengembangbiakkan telurnya perlu suatu pondasi sangat kuat dan besar. Pondasi itu sebagai sarana untuk menempel agar tidak mudah terbawa arus seperti batu.
Namun, batu besar di sekitar perairan Pantai Jemeluk sangatlah kurang. Maka, pondasi buatan ini dapat membantu bagi pertumbuhan terumbu karang. Apa lagi bernilai seni tinggi.
“Sangat menarik jika kita menyelam dan melihat bola dunia di bawah laut sebelum ditumbuhinya terumbu karang,” kata Sukarda.
Seluruh warga di sekitar Kecamatan Abang maupun para pelancong yang ingin melihat Waruna Gita ini, bisa memeriahkan acara menenggelamkan bola dunia dimulai pada pukul 08:00 WITA 16 Agustus mendatang. [Pandu Nurjaya]