September 2011 lalu, saya baru saja dua bulan berhenti dari pekerjaan sebagai terapis.
Sebelumnya, saya bekerja di sebuah yayasan untuk anak autis di Denpasar. Karena alasan kesehatan aku memutuskan untuk berhenti, kemudian menjalankan bisnis. Saat itu saya sedang gencar-gencarnya mempromosikan bisnis baru. Kemudian, salah seorang tante menghubungi saya dan meminta untuk bertemu.
Pada waktu yang telah disepakati, aku pun pergi ke rumah tante itu di daerah Jambe, Tabanan untuk mengobrol. Saat memasuki rumahnya, saya terkesan karena di tengah kota Tabanan ternyata masih ada rumah penuh tanaman.
Lebih terkejut lagi ketika memasuki halaman belakang. Di sana ada suatu tempat seperti garasi dengan beberapa bangku, meja dan papan tulis. Di halamannya terdapat ayunan dan panggung kecil. Sedangkan di bagian atas garasi ada sebuah rumah panggung yang cantik.
Langsung saja saya tertarik dan menanyakannya.
Ternyata tempat itu adalah rumah belajar bernama Akasa. Pemiliknya tante saya sendiri, Ketut Ariani. Anak-anak di sekitar rumahnya datang ke rumah belajar tersebut untuk belajar bersama. Pada awalnya hanya teman-teman putranya. Namun, anak-anak yang belajar kemudian bertambah.
Saya sudah lupa dengan bisnis baru saya dan langsung meminta bergabung dengan rumah belajar Akasa. Maka, sejak saat itulah saya terlibat dalam kegiatan di rumah belajar Akasa. Anak-anak yang datang untuk belajar dan bermain semakin bertambah tidak hanya dari sekitar Jambe. Metode dan visi misinya juga sudah mulai terbentuk dengan jelas.
Kami berkaca dari cermin pendidikan sekarang ini di mana siswa dituntut belajar dan belajar di luar dari kapasitas mereka. Terkadang saya sendiri heran mengapa materi dan kurikulum sekarang sangat sulit untuk dimengerti. Jangankan oleh anak-anak, saya sendiri pun terkadang harus berpikir keras untuk memecahkan dan menjawab soal-soal dari sekolah. Karena saya yang kurang cerdas ataukah memang materinya yang luar biasa.
Dari situlah keinginan belajar anak-anak jadi berkurang. Bagi mereka belajar merupakan suatu tuntutan, bukan lagi keinginan yang dapat menyenangkan. Maka dari itu Akasa ingin memberikan solusi belajar yang dapat diterima oleh anak-anak.
Rumah belajar Akasa merupakan lembaga nonprofit untuk anak-anak yang memiliki keinginan berkembang dan maju. Anak-anak yang berprestasi akan dibantu untuk mencari orang tua asuh atau donatur untuk membantu pendidikan formalnya. Program yang diterapkan Akasa, belajar dengan menyenangkan. Proses belajar lebih banyak menggunakan metode kerja kelompok, diskusi, dengan permainan-permainan dan alat bantu belajar yang memicu ketertarikan anak.
Tidak hanya belajar, anak-anak juga diajari untuk bersikap dan berkomunikasi dengan baik. Akasa secara rutin mendatangkan native speaker dari berbagai negara untuk bertukar budaya dan mengarahkan anak-anak agar lebih aktif berbahasa asing (Inggris). Mereka juga belajar meningkatkan kepercayaan diri.
Hal terpenting adalah membantu anak-anak mengenali dirinya sendiri serta bakatnya. Untuk itu Akasa memberikan segala bentuk kreativitas, seni dan aplikasi hidup untuk menemukan bakat anak. Dari menari, komputer, melukis, berkebun dan masih banyak lagi.
Selain menerima donatur, rumah belajar Akasa juga menerima siapa saja yang tertarik menjadi sukarelawan. Bentuknya bisa berupa ilmu maupun waktu.
Saat ini rumah belajar sudah beberapa kali menerima volunteer dan tamu baik dari dalam maupun luar negeri. Mereka memang tertarik membantu anak-anak. Anak-anak didik pun beragam dari TK, SD, SMP, SMA bahkan yang sudah bekerja. Ada sekitar 30 orang.
Akasa tidak membatasi siapa saya yang ingin berkembang dan maju bersama akan diterima. Hal ini sesuai visi Akasa, dengan “MEMBERI dan BERBAGI” kita bisa memberikan pendidikan lebih baik bagi anak. Akasa percaya bahwa setiap anak memiliki hak sama untuk menjalani hidup mereka secara penuh. Kami di sini untuk mencintai dan memberikan setiap anak harapan dan kesempatan. Hal ini yang akan memungkinkan mereka untuk mandiri dan untuk mengubah dari dunia kecil mereka sendiri kepada masyarakat dan dunia.
Mudah-mudahan akan ada lagi orang-orang yang peduli dengan anak-anak dan pendidikan di negeri kita ini. Semoga demikian adanya. [b]
Hello mrs Pendit,
I saw the site on Facebook. Do you also have volonteers at your place?
I have been twice at Bali to do volonteer job. The first time I was at Seraya and last year at Angkah. I give some English lessons but what I like the most is to do some handycraft with the children. You can see the pictures on facebook when you look for my name.
Do you have a place to sleep for the volonteer if they stay at your place?
I hope to hear from you soon,
Greetings
Louise van de Vijver