Teks dan Foto Luh De Suriyani
Ponco, pria dengan dua anak ini terkejut mendapat aplaus dari sejumlah orang, pada Minggu siang itu. Ia mendorong kereta belanja penuh dengan tumpukkan barang dalam wadah kardus bekas.
“Saya diminta menggunakan kardus oleh kasir. Katanya biar tak menggunakan banyak kantong plastic,” ujarnya ketika “dicegat” para relawan di depan pintu masuk Hypermart. Ponco mendapat hadiah sebuah tas kain dan dua anaknya ikut sesi foto bergaya ala model dengam membawa tas belanja program Hypergreen di salah satu retailer besar itu.
Sejumlah lembaga lingkungan melakukan kampanye kolaborasi pengurangan kantong plastic di pusat perbelanjaan, Minggu siang. Memperingati Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia yang juga dilakukan di sejumlah negara lain.
Para relawan dari Eco Bali, Yayasan Gelombang Udara Segar (HUS), komunitas Bali Cantik Tanpa Sampah Plastik, dan BaliFokus ini mengajak pengunjung Hypermart untuk mengenal bahaya sampah plastic. Para pengunjung yang usai berbelanja diajak mengenal gunungan sampah plastic di sejumlah tempat di Bali lewat gambar.
Setelah itu mereka ditanya kesediaannya untuk ikut kampanye dengan menjadi model foto membawa tas kain produksi Hypermart yang jika mau dimiliki harus membayar Rp 15 ribu di kasir. Wow, gaya marketing yang minim dana tapi keuntungannya besar. Terlebih ketika fotografernya adalah laki-laki bule yang jadi relawan siang itu. Jadi, sangat mudah menggaet sejumlah pengunjung yang mau bergaya dengan tas kain itu untuk direproduksi menjadi iklan-iklan kampanye.
Petisi itu berbunyi mendukung rencana Gubernur Bali untuk mewajibkan supermarket dan retail untuk tidak menyediakan kantong plastic tapi tas kain bagi para pembeli. Kedua, menhimbau penggunaan tas kain bukan tas kertas yang berdampak pada kerusakan hutan.
“Kami bekerja sama dengan banyak lembaga lingkungan dan komunitas serta pusat perbelanjaan untuk mengurangi penggunaan kantong plastic. Perlu kerja keras mengubah mindset, dan syukurnya Gubernur sudah menunjukkan dukungan pada kampanye ini,” ujar Alex Ryan, pendiri komunitas Bali Cantik Tanpa Sampah Plastik.
Alex mengakui program pemerintah untuk mengurangi kantong plastic ini hanya jargon jika tak ditindaklanjuti dengan kampanye. “Di perairan Pasifik, ada sebuah tumpukan plastic seperti pulau sebesar Negara bagian Texas. Bali bisa jadi seperti itu karena saat ini salah satu keluhan wisatawan terbesar adalah banyaknya sampah plastic,” tambah ekspatriat ini. Hypermart, menurut Alex telah memulai program Hypergreen sejak akhir 2009.
Kampanye ini dinilai cukup sulit karena kantong plastic sudah menjadi kebiasaan. Sejumlah pembeli di supermarket ini juga mengaku masih sulit menghindari kantong plastic. “Saya ditawarkan membeli tas kain Rp 15 ribu di sini. Tapi kantongnya tak cukup untuk belanjaan saya,” ujar Santi bersama ibunya.
Aksi Hari Bebas Kantong Plastik ini dilakukan secara serentak di seluruh dunia, antara lain Spanyol, Dubai, India, Filipina, Tanzania, dan Afrika Selatan. Bentuk kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan minat penyelenggara setempat. Di Kerala, India, akan dibentuk koalisi formal untuk mendorong kawasan bebas plastik.
Di Bali, diperkirakan setiap hari dihasilkan sekitar 5000 ton sampah. Sekitar 15% adalah sampah plastik, berkisar antara 600 sampai 750 ton per hari atau kurang lebih sama dengan 167 truk per hari.
“Tiap hari satu supermarket besar membagikan ribuan kantong plastik pada pengunjung. Walupun tidak dipungut biaya untuk kantong plastik tersebut, masyarakat luas akan terbebani dengan biaya penanganan sampah yang ditimbulkan dan dampaknya terhadap lingkungan.,” tambah Ririen, pekerja BaliFokus.
Banyak plastik ditemukan di pantai dan merusak terumbu karang. Proses pemusnahan plastik, terutama yang mengandung PVC dengan cara pembakaran akan menghasilkan dioxin, racun dan jika terakumulasi di tubuh manusia dan meningkatkan risiko kanker.
Aku setuju banget kampanye ini di lakukan di Bali. Waktu aku studi di Adelaide, Australia, pemerintah sana bener2 memberlakukan hal ini dengan seriius. Perlu waktu 3 bulan untuk sosialisasi, dimana saat sosialisasi tsb di tempelkan stiker di dekat kasir2 bahwa toko/supermarket tidak lagi akan memberikan plastik belanja dan pembeli wajib membawa tas sendiri, walau toko/supermarket juga akan menyiapkan tas kain dengan cara membeli. Pengumuman ini adalah pengumuman resmi dari pemerintah South Australia. Dan hasilnya .. amazing !! semua pembeli selalu siap membawa tas masing2 untuk barang2 yg dibelinya … dan penggunaan tas plastik bisa di tekan semaksimal mungkin..
semoga saja hal itu bisa diberlakukan di Indonesia suatu hari nanti !
Aku sudah mulai terbiasa membawa tas plastik sendiri dari rumah kalau mau ke supermarket.
Untuk menyelamatkan lingkungan ternyata ndak perlu jadi anggota Greenpeace, karena banyak hal kecil berdampak besar yang bisa kita lakukan untuk lingkungan kita. Hehe!
it was very interesting to read http://www.balebengong.net
I want to quote your post in my blog. It can?
And you et an account on Twitter?
Haloo teman-teman di Bali..apa kabar? semoga senantiasa sehat selalu yaa 🙂
melihat bahaya2 yang ditimbulkannya, sudah saatnya kita mengurangi penggunaan kantong plastik.
sudah punya tas baGoes? baGoes adalah solusi nyata untuk membantu mengurangi penggunaan kantong plastik. Selain bisa dilipat menjadi gantungan kunci, baGoes dapat mengganti hingga 1000 kantong plastik.
info lebih lanjut mengenai tas baGoes bisa dilihat di http://shop.greeneration.org
yuk sebarkan pengurangan penggunaan kantong plastik ini, untuk mendukung terwujudnya Bali Cantik Tanpa Plastik dan Indonesia tuntaskan sampah! 🙂
Salam,
Reta Yudistyana
Greeneration Indonesia
—
Greeneration Indonesia
green attitude green environment
Kanayakan D 35 . Bandung 40135
Jawa Barat – Indonesia
Telp/Fax: +62-22-2500 189
Email: info@greeneration.org
Web: http://www.greeneration.org