Pagi yang cerah ini, setelah matahari terbit dari arah timur dan perlahan mulai tinggi dengan kicauan burung dan deru motor di jalan raya yang sudah mulai ramai. Kami beranjak menuju sebuah tempat untuk mengawali pagi itu dengan senang dan semangat.
Langkah demi langkah akhirnya kami bertemu seorang wanita yang memiliki peran cukup penting dalam pengelolaan sampah di banjar ini. Ia menjadi petugas pengelolaan sampah yang merupakan salah satu program yang dilaksanakan setiap banjar pada desa ini. Program tersebut merupakan program Bank Sampah yang dilaksanakan oleh PKK di setiap banjar yang ada di Desa Beraban, Kediri, Tabanan.
Salah satu permasalahan besar yang dialami kota-kota besar di Indonesia adalah persampahan. Sampah dapat diartikan sebagai konsekuensi adanya aktivitas kehidupan manusia.Tidak dapat dipungkiri, sampah akan selalu ada selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya, dapat dipastikan volume sampah akan selalu bertambah seiring dengan pola konsumerisme masyarakat yang semakin meningkat.
Kegiatan pengurangan sampah bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat luas. Melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram.
(Gambar 1: Kegiatan Bank Sampah yang dilakukan oleh Pengurus Bank Sampah Banjar Batanbuah Kaja, Desa Beraban)
Untuk menumbuhkan kesadaran dalam mengolah sampah rumah tangga, perlu adanya insentif yang bermanfaat secara langsung bagi masyarakat. Bank Sampah yang sudah diterapkan di sejumlah daerah di Indonesia merupakan salah satu bentuk manfaat langsung yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
(Wawancara dengan Ibu Ni Watan Rumini, Ketua Bank Sampah Banjar Batanbuah Kaja)
Bank sampah merupakan wadah terdekat di lingkup tempat tinggal masyarakat untuk mengumpulkan sampah yang masih bisa dimanfaatkan. Disebut ”bank” karena sistemnya memang menyerupai bank, yakni ada transaksi simpan pinjam. Masyarakat yang memiliki sampah yang masih bermanfaat dapat mengumpulkan dan menyerahkannya pada bank sampah.
Ketua Bank Sampah Banjar Batanbuah Kaja, Desa Beraban Ni Wayan Rumini dalam wawancara ini menyebutkan tujuan diadakan Bank Sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan mengurangi sampah-sampah plastik. Sampah yang disumbangkan dari setiap keluarga akan dikumpulkan di Banjar yang kemudian akan diangkut. Namun melihat banyaknya sampah plastik yang bertebaran dan tidak dapat terurai mulai meresahkan warga sekitar.
Menurut Ni Made Purnamasari adalah salah satu warga Banjar Batanbuah Kaja, Desa Beraban yang merasakan keresahan sampah plastik yang ada di lingkungan sekitarnya. “Sampah plastik ini sangat meresahkan karena, dapat menyebabkan banjir, di selokan juga terdapat banyak sampah plastik sehingga menjadikan selokan tersumbat dan banjir.”
Sampah yang sudah dikumpulkan di Banjar akan dipilih kemudian dikumpulkan kembali menurut jenis sampahnya. Jenis-jenis sampah yang dikumpulkan oleh Masyarakat diantaranya sampah plastik, jajan upakara dan kelapa upakara.
Jenis-jenis sampah yang sudah dipilih ini, akan diolah kembali menjadi hal yang bermanfaat, seperti kelapa uakan diolah menjadi minyak kelapa, JajanuUpakara akan diberikan ke makhluk hidup lainnya (seperti : monyet), dan sampah plastik akan di daur ulang kembali menjadi plastik yang bisa digunakan setelah di jual ke pengepul sampah.
Semakin banyak volume sampah yang dikumpulkan, semakin banyak pula uang yang diperoleh. Dalam setiap bulannya volume sampah yang disetorkan dari masing-masing keluarga terus meningkat. Uang hasil setoran sampah itu terkadang disimpan terlebih dahulu oleh organisasi atau lembaga bank sampah sebagai nilai uang yang ditabung dan dapat diambil sewaktu-waktu. Pengambilan uang dari hasil yang ditabung di Bank Sampah yang ada di Banjar Batanbuah Kaja, Desa Beraban diambil dalam waktu 6 bulan mendekati hari Raya Galungan.
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah lebih lanjut juga menambah tantangan bank sampah dalam menjaga keberlangsungannya. Proses pemilahan sampah yang dilakukan oleh anggota Bank Sampah yang berasal dari Masyarakat juga mengalami kendala dikarenakan kurangnya kesadaran Masyarakat dalam memilah sampahnya sendiri sebelum disetorkan ke Bank Sampah.
(Kegiatan Wawancara dengan salah satu warga Banjar Batanbuah Kaja (Purnamasari) mengenai adanya Bank Sampah
Ditanya soal perubahan lingkungan mengenai sampah setelah adanya program Bank Sampah, Rumini menjelaskan sebelum adanya Bank Sampah, sampah plastik yang banyak berserakan di lingkungan menjadi berkurang karena disetorkan ke Bank Sampah. Program Bank Sampah ini sangat menguntungkan bagi masyarakat. Selain karena mengurangi pencemaran lingkungan karena sampah plastik, juga memiliki manfaat finansial bagi masyarakat.
Seperti harapan Purnamasari adalah, “semoga dengan adanya program Bank Sampah ini, kesadaran masyarakat akan meningkat mengenai pemilahan sampah rumah tangga organik dan anorganik sebelum disetorkan ke Bank Sampah.
(Karya dari Kelas Jurnalisme Warga Desa Beraban pada 30-31 Maret 2024)