Oleh Anton Muhajir
Asap gelap membubung tinggi di sekitar kantor Bank Permata Denpasar di perempatan Jl Diponegoro dan Jl Dewi Sartika pagi ini, Jumat (10/08) pukul 09.30 Wita. Jalanan di perempatan yang sudah terkenal macetnya itu pun makin macet.
Saking tebalnya asap itu, saya tidak bisa melihat apapun di baliknya. Padahal matahari terang benderang.
Suasana terlihat panik. Satpam sibuk menghalau kendaraan yang lewat di lokasi kebakaran. Namun tidak sedikit penumpang yang malah turun untuk melihat kebakaran. Akibatnya kendaraan di sana pun malah tidak karuan. Saling berebut duluan. Ada yang minggir tiba-tiba ke arah kanan. Lalu lintas jadi kacau.
Kebakaran itu pun membuat sekitar lokasi kebakaran penuh asap. Kantor Bank Permata yang paling kena dampak. Asap masuk ke kantor tiga lantai tersebut. Pegawai pun keluar kantor meskipun pada jam kerja.
Menurut Mamat, pemulung di lokasi, kebakaran itu berawal dari pembakaran sampah di lokasi sebelah kantor Bank Permata. “Saya disuruh bapak itu,” katanya menunjuk pemilik lahan rumah di sebelah lokasi kebakaran.
Pengakuan Mamat diiyakan I Ketut Mulyadi, satpam Bank Permata. “Pembakarannya tidak pakai koordinasi sih,” kata Mulyadi.
Pembakaran yang dilakukan Mamat itu di lokasi kosong yang luasnya kira-kira sama dengan lapangan sepak bola. Di lokasi itu terlihat pohon-pohon lamtoro kering habis ditebang. Pohon-pohon itulah yang dibakar Mamat. Karena kayu kering, cuaca panas, dan angin berhembus kencang, api itu dengan cepat membakar semua kayu kering di sana.
“Saya tidak tahu kalau jadinya akan besar begini,” kata Mamat. Wajahnya terlihat takut.
Bahayanya, persis di pagar timur Bank Permata yang berbatasan langsung dengan lokasi kebakaran ada ruang penyimpanan solar. “Kalau apinya sampai ke sana, bisa-bisa gudangnya meledak,” kata Mulyadi.
Sekitar pukul 10.00 wita dari arah Jl Teuku Umar ke arah Jl Dewi Sartika datang dua mobil pemadam kebakaran. Semua kendaraan lain menepi. Dua kendaraan pemadam kebakaran itu melaju kencang dengan sirine meraung-raung. Mereka menerobos masuk jalan yang sebenarnya vorbodden alias tidak boleh dimasuki dari arah tersebut.
Petugas kebakaran segera memadamkan api yang makin membesar di lahan. Dalam hitungan menit, dua mobil pemadam kebakaran lain datang. Sekitar 10 petugas pemadam kebakaran itu pun menyemprotkan air ke titik-titik api.
Pukul 10.10 Wita, asap makin berkurang. Namun hingga kabar ini ditulis sekitar pukul 10.30 di warnet di Jl PB Sudirman, tak jauh dari lokasi kebakaran, sirine mobil pemadam kebakaran masih meraung-raung. Petugas masih sibuk memadamkan api untuk memastikan kebakaran yang lebih besar tidak akan terjadi. [b]
hopefully tidak ada korban yang jatuh yah..
*quick update, well done mas Anton!
wah, kejadian yang mas anton lihat kemarin mengingatkan saya dengan kejadian beberapa tahun lalu waktu saya masih tinggal di Kupang. ditempat saya tinggal waktu itu penduduk setempat senang sekali membakar padang rumput yang kering pada musim kemarau. suatu siang kejadian terjadi pada padang rumput dekat Lanud Eltari. bisa dibayangkan dong bagaimana paniknya mas-mas TNI AU itu. eh, tapi di kalimantan dan sumatera juga banyak tuh yang hobi bakar2, tapi yang dibakar hutan buat pembukaan lahan perkebunan dan pelakunya adalah orang2 terpelajar.hehe.. mas blognya Bani di update dong..egois neh blog sendiri aja yang diupdate. bani juga pengen eksis tuh, hehe
ini jadi pelajaran perlunya koordinasi agar tidak lalai. atau serahkan saja sampah2 pada pasukan kuning untuk di bawa ke TPA dan diolah disana