Tahun 2023 telah berakhir dan kini Bali Women Crisis Center atau BWCC membuka lembaran baru di tahun 2024. Sebagai salah satu Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Bali, BWCC senantiasa melaksanakan tugas utamanya memberi pendampingan hukum bagi korban kekerasan perempuan dan anak.
Ni Nengah Budawati selaku Direktur BWCC mengatakan sepanjang tahun 2023, pelayanan bantuan hukum yang dilakukan BWCC berjalan cukup lancar namun dengan catatan. Kesulitan yang ditemui BWCC di banyak kasus adalah tidak adanya niat para korban atau pelapor melanjutkan kasusnya ke ranah hukum sehingga bantuan yang bisa diberikan sebatas konseling.
Hal ini tentu mengakibatkan ketidakadilan dimana pelaku kekerasan lolos dari sanksi. “Bahkan tidak sedikit korban yang terkena fenomena “victim blamming” di mana para korban berpikir bahwa kekerasan atau masalah yang terjadi adalah karena kesalahan mereka sendiri, bukan pelaku,” ungkap Budawati.
Budawati juga berpendapat fenomena tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran dan edukasi masyarakat terkait hukum dan disitulah tantangan sebenarnya. Oleh karena itu pelatihan paralegal yang merupakan program BWCC sejak lama pun tetap dilaksanakan.
Pada Februari 2023, BWCC melalui bantuan pendanaan dari Legal Empowerment Fund (LEF) dari The Fund for Global Human Rights (Britania Raya), melaksanakan pelatihan kepada 60 orang dari 4 kabupaten yaitu Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Bangli, dan Kabupaten Tabanan. Program ini bertajuk “Perluasan Akses Keadilan dan Pendampingan Hukum bagi Masyarakat dan Korban Kekerasan” yang akan dilaksanakan selama 2 tahun mulai Januari 2023 hingga Desember 2024.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut tidak hanya berhenti pada menyadarkan masyarakat mengenai hukum, tetapi juga mendorong mereka menjadi “paralegal” atau agen non-formal yang juga bisa memberi pendampingan hukum pada korban di sekitar mereka.
Sepanjang tahun 2023 BWCC tetap mengadakan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat sekitar seperti pelatihan pembuatan keripik kentang, pembuatan kue, pembuatan dupa dan merangkai bunga. Disamping kegiatan utama sebagai LBH yaitu pendampingan hukum, pengembangan sumber daya manusia lewat sekolah paralegal dan pengembangan ekonomi kreatif lewat berbagai pelatihan keterampilan wirausaha. BWCC juga cukup sering menerima kunjungan dari berbagai pihak seperti mahasiswa yang sedang melaksanakan program pengabdian dan pelajar dari sekolah internasional yaitu Quantic School of Business and Technology yang berbasis di Amerika Serikat.
Pada pertengahan tahun lalu tepatnya pada 18 Juli 2023 dalam acara Forum Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan di Museum Geopark, Budawati mengungkapkan telah menerima laporan 16 perempuan dari Banjar Taksu, Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang mengaku hanya mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Jika persediaan air hujan habis, maka mereka harus menempuh jarak yang jauh untuk mengambil air. Kondisi ini sudah berlangsung selama belasan tahun.
Riset pun dilakukan pada tanggal 28 Juni hingga 3 Juli 2023 yang kemudian hasil riset tersebut dipaparkan pada pertemuan internasional yang diselenggarakan Asia Pacific Forum on Women, Law and Development (APWLD). Kabar baik di tahun 2024 permasalahan ini akan ditindaklanjuti pada bulan Februari 2024 bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Australia.