Sore hari menjelang, satu per satu peserta datang.
Tak hanya dari Bali, mereka juga datang dari Jakarta hingga Yogyakarta. Sebanyak 24 peserta akan bertukar pengalaman, berbagi ide dalam Bali Sustainability Jam Denpasar 2017, 10-12 November 2017 lalu.
Bali Sustainability Jam 2017 hadir bukan untuk membuat konferensi, seminar, atau kelompok jaringan (meski mungkin diakhiri secara tidak sengaja). Kegiatan ingin mengumpulkan orang-orang dari seluruh Indonesia dan mendorong mereka agar bisa memberikan solusi pada permasalahan bumi dalam 48 jam.
Bali Sustainability Jam 2017 ini bagian dari Global Sustainability Jam yang merupakan acara tahunan tempat berkumpulnya para peminat isu keberlanjutan. Mereka bersama-sama menggali ide dan mendesain solusi atas sebuah isu yang tertuang dalam tema besar. Kegiatan ini berlangsung serentak di dunia, mulai dari Sydney hingga New York dan dari Bogota hingga Bali.
Marc-Antoine Dunais, Managing Director Catalyze Communications selaku pihak penyelenggara mengatakan ininsesuai dengan misi Catalyze yang selalu memberi inspirasi dan mempengaruhi orang untuk kebaikan yang lebih berkelanjutan. “Kami menyadari bahwa dalam melakukan ini, kita juga perlu mengubah pola pikir bagaimana orang mendekati masalah keberlanjutan khususnya di Indonesia,” ujarnya.
Peserta dari berbagai latar belakang, pengalaman, profesi hingga usia yang beragam ini justru menjadikan Bali Sustainability Jam jauh lebih menarik. Bagaimana latar belakang pekerjaan di bidang teknik, lingkungan, pariwisata, LSM, minyak dan gas, start-up, dan komunikasi, hingga mahasiswa, duduk bersama mencoba memecahkan suatu masalah hingga tercipta prototype sebagai solusi yang berkelanjutan.
Cinta Azwiendasari, perwakilan dari Catalyze Communications selaku penyelenggara mengungkapkan bahwa pendekatan Global Sustainability Jam inilah yang menjadi akar peran Catalyze. Cinta mengatakan apabila solusi-solusi yang dibangun untuk mengatasi persoalan lingkungan tidak mempertimbangkan perilaku dan sikap manusia, maka solusi tersebut tidak akan efektif. P
erkembangan solusi ramah lingkungan mulai dari penggunaan energi berkelanjutan hingga menghindari pembakaran sampah sembarangan misalnya hanya akan berhasil jika ada manfaat yang jelas bagi pengguna. “Sayangnya saat ini, hal-hal seperti ini jarang dipertimbangkan oleh pemangku kepentingan di dunia lingkungan,” tambahnya.
Kegiatan akhir pekan selama 48 jam ini terlaksana berkat kerja keras sebuah tim kecil penuh energi dan semangat yang berbasis di Catalyze. Acara yang berbasis kerelawanan ini mampu meyakinkan banyak pihak dan berhasil mendapatkan dukungan dalam bentuk produk dan jasa yang memang memiliki perhatian lebih pada isu keberlanjutan.
Beberapa media lokal Bali pun tidak ketinggalan mendukung dengan menjadi mitra media. Bali Sustainability Jam sangat diupayakan menjadi salah satu contoh kegiatan yang menuju zero waste . Hal ini sangat mungkin terlaksana berkat tim penyelenggara yang solid, peserta yang peduli lingkungan, juga para mitra dan pendukung dengan misi yang sama. [b]