Mari berkenalan dengan Kalego lewat lagu ini.
“Bes irit”
Mara memeke lebeng mekanda ngae jukut be awan doglot ye langsung nyemak kahu wadah kuah nyemak be aluit tow sosope amange nasi sisane misi ngenong tekepine aji dumlak (mangkok besar) apang ada anggone melancad.
Ooo oooo ooooo to bes keliwat irit.
Kinto masih ye ndok ngelah sandal tare bani meli sandal baru kangguange nuduk sandal pegat tow sambunge aji tali rapia yen ada ujan becek takut sinang sandal ye daki biasa duang sandal to mentengteng.
Ye ndok masih bani meblanja kewarung takut mlanjang pipisne sinang ye lacur kangguange ngunuh hasan jaja tunggeng jaja reta jaja gepang jaja satuh jaja uli ane mehong tow biasa metambus ane penting payu ye ngrisik…
Hohoho hohoho ho to bes keliwat irit…
Reff:
Bes keliwat irit payu jani ye sogih (sugih)…pipis milyaran mas masane medugdug…
Nyeduh mie abungkus…genep anggone awahi…to besbese dume ajake patpat..
Di kenkene ye ngehang anak luhuhe pipis lakar meblanja lakun teka uling meblanja ye misi nakonang susuk bin kuda enu… lamun ndok ada mesisa ye langsung ngelangseg biin misi naldal..
Keliwat irit payu ye sogih ngeluwer… lakun sengkala dingeh ye kena penyakit mendadak dingeh kabar jani ye suba mati…
Pipis milyaran nyamane nampedang…
Pipis milyaran tuah dadi lembu.. ye payu melinggih di rong telu…
Pipis milyaran tuah dadi lembu ye payu melinggih di rong telu
Terjemahannya:
Terlalu Irit
Ada cerita orang yang irit
Sebenarnya dia punya penghasilan
Namun tidak berani beri sepeser kepada orang tuanya
untuk dibawa ke pasar buat beli bahan makanan
Namun di rumah dia maunya makan yang enak-enak!
Baru ibunya sudah selesai masak sup ikan tuna
Dia langsung ambil mangkok diisi kuah, ambil dagingnya sedikit saja
Lalu dia langsung makan
Namun ikan itu diisap-isap saja, sisanya disimpan, ditutup dengan mangkok untuk makan berikutnya
Hohohohoho…..hohohohoooo.. Begitulah terlalu irit…
Dia gak punya sandal, tapi tidak berani beli sandal baru
Mending dia pungut sandal yang sudah putus, disambung dengan tali rafia
Bila ada hujan becek, takut sandalnya kotor, yaaahhh sandal itu pun biasa dijinjing
Dia juga tidak berani belanja ke warung, takut membelanjakan uangnya agar tidak jatuh miskin
Cuma bisa mungut jajan tunggeng, jajan reta, jajan rangin, jajan satuh, jajan uli
Yang sudah jamuran dipanggang lagi agar bisa ngemil
Hohohoho….hohohohoo…begitulah terlalu irit….
Reff:
Terlalu irit, akhirnya dia jadi orang kaya
Uang milyaran, emasnya bertumpuk-tumpuk
Merebus mie sebungkus, cukup untuk sehari
Genap dibagi berempat
Bila dia beri istrinya uang belanja
Datang dari belanja, ditanya lagi kembaliannya
Kalau tidak ada sisa, dia langsung menendang dan memukul
Terlalu irit jadilah dia kaya raya
Namun waktu tak bisa ditebak
Dia kena penyakit mendadak dan dengar beritanya dia sudah meninggal
Akhirnya uang milyaran pun diambil saudaranya
Uang milyaran pun hanya jadi lembu, dia pun duduk di rong telu
Lagu yang dinyanyikan dengan gaya rap ini adalah peristiwa yang bisa terjadi di sekitarmu saat ini. Atau di rumah sendiri? Peringatan adanya kekerasan dalam rumah tangga dan kesenjangan sosial.
Balebengong bersua Kalego pertama kali di diskusi live IG dalam rangkaian kampanye publik Alat Pelindung Diri (APD) untuk Tenaga Kesehatan.
Tiga lagu dinyanyikan bergantian dengan ngobrol santai soal makna namanya Kalego, bagaimana memulai membuat lagu-lagu bahasa Nusa Penida, dan kisah di baliknya. Ngorte yang penuh haha hihi, beberapa orang yang komentar menyatakan inilah sesi paling menarik dari serial live IG selama pandemi ini.
Silakan disimak live IG itu di sini.
View this post on InstagramMegending lora.. loraa… sebuah analisis kelas dalam lagu-lagu nusa penida.
Pertemuan kedua terjadi di kantor Balebengong, Denpasar Utara. Kami hendak merekam live dendangan krocokannya untuk video malam Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2020. Nasib baik, Kalego sedang berada sekitar 5 menit dari kantor karena ikut dalam rombongan idih anten (memadik), dia sendiri merantau dan mukim di Tegalalang sejak 2001.
Terlahir dengan nama Wayan Ginastra kelahiran 14 Juni 1985, ia lebih dikenal dengan nama Kalego Ajoesbedik. Nama ini digunakan di hampir semua akun medsosnya. Termasuk akun Youtube dengan daftar lagu dan klip yang dibuat sendiri di sekitar rumah. Kolom komentarnya ramai dengan sapaan dalam bahasa Nusa. Dengan rendah hati, ia bilang Kalego itu merujuk wajahnya yang tidak ganteng namun ganteng sedikit (ajus bedik).
Bagaimana bli melihat karya-karya yang dihasilkan sejauh ini?
Jangan malu berkarya, asalkan tetap pede. Kalau punya karya tak pede, ube matah makin matah. Kemungkinan karya kita ada penjiwaaanya sedikit. Awalnya tiang bikin lagu tidak percaya diri karena karya nyaplir, kadang kangin, kadang kauh. Tiang awalnya belajar buat karya ketika gabung dengan teman, buat band bernama Oni Band. Ada beberapa lagu seperti BSTA, bli tresna ken adi dikenal di FB dengan lagiu “de muju-muju ngorang rindu” ada juga Barang Bangke.
Apa buin gae? Setela 5 bulan vakum, berusaha buat lagu Nusa Penida. Kejut Gantung lagu kedua, nuansa dangdut. Lagu ketiga, Gede Buin Bubuh Sadek, pendengara 500 ribu sekian membawa saya demen berkarya buat lagu Nusa Penida.
Ada band 109 Rock menyanyikan lagu saya “Omang Sayang” (lebih populer dengan lagu dije omang ibi sanje). Dialah yang membawakan mungkin berjodoh dengan 109. Lagunya bisa dikenal masyarakat, kalangan anak-anak, bisa menyanyikan. Anak meplalianan nyanyi “dije omang ibu sanje”, sudah dikenal anak-anak. Suatu ketika band saya vakum, terus belajar bikin lagu, lalu buat lagu-lagu berbahasa Nusa Penida.
“Pidan Ide Mulih”, ini tentang tiang pulang kampung. Tiang lihat bajang-bajang pakaiannya necis mengikuti zaman, mungkin kita salah kalau ngomongin ya, sontek ingat inspirasi dulu, tiang dikecewakan. Ada kata-kata “keset-keset brengbeng.” Apan ingat nuduk mungut jambu monyet, sekarang sudah mapan ide nuduk mawar rupiah di rantau. Penampilannya beda, akhirnya saya keluarkan lewat lagu. Banyak dibagikan di FB, akhirnya terus bikin lagu.
Sampai serkarang kurang lebih sudah buat 20 lagu Nusa Penida. Terus gali insipriasi, agar yang dulu-dulu saya angkat. Seperti lagu Nusa Penida “kentel”, ini logat yang hampir punah karena perkembangan zaman. Kamu ke mana, kija? Kalau dulu berbeda. Panas borang-borangan, kalau sekarang jarang tahu.
Tiap lagu sangat menarik ceritanya, misalnya di lagu gede krana bubuh sadek itu?
Gede Buin Bubuh Sadek, dulu identik punya beras sedikit, punya sadek dari sela singkong. Dikikih, peseng, ada getah, banyu dijemur, sudah kering kita olah. Bentuknya melented, campur beras, santen gula jaen. Cuma orang baru lihat jijik seperti tenges melented. Saya kisahkan orang dulu gede buin bubuh sadek apalagi sekarang beli makan bisa di mana saja, apalagi online. Dulu makan sehat, dan yang penting angin saja berhembus. Karena perkembangan zaman susah menebak, dikasi pengawet biar lama dimakan.
Bahasa Nusa apakah makin sering dipakai?
Kalau lewat dari Nusa, kami malu bicara di luar seperti saya di Tegalalang. Merantau lama logat kita beda. Kele itu, kalau 6 bulan merantau hampir menyerap bahasa tempat tinggal seperti rage, tiang. Kalau sekarang di mana pun berada, kele, ide, japa, tetap dilestarikan.
Bli kini bekerja buat kerajinan, menganyam. Bagaimana kehidupan berkesenian atau ekonomi kreatif ini di Nusa?
Pekerjaaan saya menganyam. Di Nusa memang lebih fokus di pariwisata, artshop langka. Lebih banyak investasi di akomodasi. Tradisi seni tiap banjar pertahankan saja. Awalnya dari Nusa merantau tahun 2001, waktu itu Nusa belum terjamah turis, obyek pariwisata belum terjangkau. Berbagai pekerjaan diambil di Tegalalang, tiba-tiba Nusa berkembang, mempromosikan bukit, pantai. Saya masih tetap di Tegalalang karena menganyam. Kenapa saya tidak pindahkan ke Nusa? Mungkin karena bahan sulit, kita carinya di Jawa, kalau didatangkan ke Nusa dua kali lipat biayanya. Perubahan zaman juga harus diperhatikan, barang tak itu saja, apa mode baru kita buat. Seperti buat lagu, tak cinta melulu nanti pendengar bosan, lebih baik cari yang agak begini bedik, begitu bedik.
Situasi anak muda di Nusa saat ini bagaimana? Misalnya responnya pada lagu bli?
Pertanyaan sangat menusuk. Saya kan tidak di lapangan, hanya lihat di medsos, pro kontra biasa. Jelek atau bagusnya, tiang di tengah-tengah. Tidak mau seperti dia, harus seperti tiang. Peminat anak muda saya lihat 80% suka karya tiang sementara ini. Tak semuanya akan sempurna, apalagi karya tiang tak begitu serius, meboya. Bahasa Nusa-nya mekrocokan, ceritanya mecanda tapi tembangnya serius. Tuhan bisa menciptakan berbagai mahluk, jeneng juga beda-beda. Bagaimana tembang berbeda dengan yang lain.
Apakah bli masih ada ingatan ketika Nusa disisihkan?
Pidan, dulu sampai masuk berita Nusa kelaparan. Hanya beberapa orang keseluruhan kena. Pulau Bali kan ada juga kelaparan. Salah satunya jalan. Sekarang kan butuh jalan, air, listrik. Sudah berubah, jalan sudah masuk perumahan. Kalau studio musik saya belum tahu, walau saya di Tegalalang tetap pakai bahasa Nusa.
Bahasa Bali khas Nusa Penida lebih lugas menceritakan peristiwa atau pengalaman hidup. Mari menyelami bahasa daerah dari lagu-lagu lain Kalego di kepulauan yang kini sedang menyepi dampak pandemi.
Laura
(judul aslinya “Kejut Gantul”)
Tare nyelapang kele ketemu ngajak ede ditu di plabuhane.. ede meseluk ngalih tiket kele masih ngalih tiket…ebe jani lakar nyebrang ke nusa…
Kapal te suba nyalan ebw nyongkok ajak dadua sambil mekenalan…adan asli dene kadek retes apang ede ngenah gaul..ganti adan madan kadek laura..
Kangin kauh satua te nyaruang kapal glonjang glonjeng kele masih ngarang adan…adan asli lene wayan belek apang tare kalah gaul ganti adan madan wayan alex…
Reff;
Laura krunyu krunyu sambil kenyem kenyem kele kejut gantul.. atuuuhhhh nepuk gigin de rugukk hahaaaaa…
Apang tare laura jani kecewa kele ngerayu… hehee… kangguang nech.. arang le kenyem de manis… hohoho….
Prejani laura langsung nelop dini dipalanlene sambil iye mijet liman lene.. misi kisi kisi…
Iiiiii iiiii iiii…. ade duang arange jak beli ne nah… alah lek kele bli to….
Apaahh gel ede laura mara arang le kenyem de manis… bisa kele ngelah tonangan (tunangan) Atuuhhh bisa kele ngelah tonangane.. madan i laura …kadek retes madan i laura… !!
“Cara celepuk”
Celepuk celepuk celepuk goban le mula cara celepuk… kinto ni nayla ngadanin kele arange celepuk…. kulit le reges misi bolenan… gigin le kuning kapah sikat gigi…bon le banges kapah kapah mandus…
Ni nayla ni nayla ni nayla kinto adan tren yene…. gobane saja jegeg… gigi mepagar kawat..pipine merah merona… tanah ne hektaran… sampine alusin… bapak ne pejabat… memek ne pedagang… beline pesiar ye tinggal pules duang…
Reff:
Pantes tare level ni nayla ngalih nak desa… apa bin tawange ebe lakar mandus nu nimba yeh ditu di cobange… coba garin ye ngalih nak kota tinggal ngeletekang duang ba pesu yeh anget…
Saja kole mrineng apang nyak ngenah terkenal… obe tawang le nayla ndok demen ajak gending nusa ngajak goba goba jelek…
Mula nayla ngelah selera tinggi tare ye demen ngajak nak kampungan…