Terletak di tengah-tengah tanaman hijau yang rimbun, sebuah perkebunan kopi menjadi hidup selama musim panen. Saat hujan tropis turun, para petani kopi memulai perjalanan yang menantang. Namun bermanfaat untuk menghadirkan cita rasa kaya dari biji kopi yang baru dipetik ke dalam cangkir kita. Mari kita selami keindahan sederhana dari kehidupan di perkebunan kopi Mengani saat musim panen dengan hujan lebat.
Saat curah hujan yang melanda di awal bulan Juli kemarin, lahan kebun kopi menjadi sangat basah. Kondisi ini membantu meningkatkan banyaknya bunga kopi yang mekar. Selain itu daun kopi menjadi lebih hijau dan biji merah pun menjadi lebih cepat.
Adanya pergeseran iklim dan cuaca ini menyebabkan ada perubahan jadwal Pasca Panen daripada tahun sebelumnya. Biasanya panen mulai di bulan keenam sedangkan di tahun ini mulai panen di bulan kelima. Puncak panen pun terjadi di bulan 6 dan di bulan ini 7 ini sudah mulai tahap pembungaan.
“Di musim panen tahun ini masih dibilang stabil dan ada sedikit tren kenaikan dalam jumlah panen,” cerita Wayan Suardana, petani kopi Mengani.
Musim hujan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu pertanian kopi yang sedang diremajakan. Peningkatan ini berpengaruh pada perkembangan pohon kopi. Hasil Panennya saat ini masih dipasarkan di sekitaran wilayah Kintamani. Buat Wayan Suardana, ia menyisihkan dan mengeringkan hasil panennya sendiri untuk konsumsi pribadi. Harga awal panen berada di harga Rp9.000/kg dan bisa mencapai Rp13,000/kg di Bulan Juli ini.
Sebagai petani kopi, Wayan berbagi suka dukanya saat pasca panen di musim hujan. Seperti 2 minggu kemarin. Nah, apa sih suka dan dukanya petani kopi ini, berikut kutipan dari Wayan Suardana:
Suka:
*Mengenal harga yang cukup menjanjikan dan memberi angin segar dikarenakan harga yang masih stabil dibandingkan 3 tahun lalu.
*Pemasaran kopi petik merah tidak sulit lagi karena warga sekitar berinisiatip menjadi tengkulak.
Duka:
*Proses panen terhalang dikarenakan curah hujan yang lebat, sehingga harus hujan-hujanan saat panen petik merah
*Tunas ranting tumbuh lebih cepat sehingga petani harus lebih intens dalam membersihkan tunas yang tumbuh atau yang tidak produktif
*Meningkatnya ulat bulan (Geeng Bulan) saat Pasca panen, ini menyebabkan petani harus lebih berhati-hati saat memanen karena kalau tersentuh oleh kulit akan menyebabkan gatal-gatal pada bagian kulit.
Selain komoditas kopi, di daerah Mengani, Kintamani ini petani Kintamani juga menanam jeruk, durian, sayur, dan juga lahan persawahan.
Perjalanan kopi Mengani bisa dinikmati di Melali ke Desa, buat reservasi di melali.id
Neat blog! Is your theme custom made or did you download it from somewhere? A design like yours with a few simple adjustements would really make my blog jump out. Please let me know where you got your design. With thanks