Kreativitas seni anak muda Bali semakin menggeliat.
Kali ini datang dari utara Bali tepatnya Singaraja. Tiga anak muda yang tergabung dalam band Relung Kaca akan meluncurkan album perdana bertajuk Pang Ping Pung. Album yang berisi peringatan tentang lingkungan di Bali.
Band Relung Kaca terdiri dari Aristiana Jack pada vokal dan gitar, Konot pada vocal dan gitar, serta Pande Narwastu pada vokal dan kajon.
Peluncuran album Pang Ping Pung didukung oleh berbagai komunitas seperti Yayasan Manik Bumi, Walhi Bali dan banyak musisi Bali lainnya. Mereka akan meleluncurkan album di dua kota yaitu Singaraja pada Kamis (19/1) dan di Denpasar pada Minggu (22/1).
Proses pengerjaan album ini sudah dimulai dari awal 2016. Namun, akibat banyak kendala, baru bisa diluncurkan pada tahun ini. Prosesnya cukup berat karena band ini bermarkas di Singaraja sedangkan rekaman di Denpasar. Mereka pun harus bolak-balik Singaraja ?Denpasar untuk menyelesaikan album ini.
Dukungan dari banyak pihak membuat mereka dapat menuntaskan album ini.
Relung Kaca sendiri secara harfiah tumbuh berkembang dari aktivitas lingkungan hidup. Proses karya mereka mengalir dari pergulatan keseharian mereka. Tak ayal lagu mereka erat dengan masalah sosial, kemanusiaan dan lingkungan hidup.
Album ?Pang Ping Pung? ini secara keseluruhan mengurai masalah ?masalah tersebut dalam lantunan lagu.
Aristiana Jack, mengatakan mereka ?sungguh beruntung karena sejak awal berdiri banyak sahabat dan komunitas yang mendukung mereka dalam berkarya. “Selama setahun kami berproses untuk album ini banyak yang mendukung kami mulai dari Yayasan Manik Bumi hingga Antida Musik,” katanya.
“Akhirnya lahirlah album perdana kami ini. Dalam peluncuran album pun kami tetap dibantu total,” tambahnya.
?Album ini berisi lima lagu yang mengulas kegelisahan mereka atas situasi ekologi yang semakin menurun. Di antaranya Nyanyian Kecil untuk Sawah, Proses Bijak, Saudara Satu Rasa, Unfairness, dan Sekedar Romansa.
Secara khusus keprihatinan terhadap sawah di Bali yang semakin tergerus industri pariwisata, mereka lantunkan melalui lagu ?Nyanyian Kecil untuk Sawah?. “Sawah semakin terhimpit. Petani semakin merana. Padahal, sejatinya sawahlah yang melahirkan budaya Bali yang adi luhung. Budaya agraris yang bersumber pada tanah dan air,?” imbuh Jack
Tajuk album ?Pang Ping Pung? sendiri diambil dari reffrain salah satu lagu mereka, Proses Bijak?. Dalam reff lagu itu, Relung Kaca memasukkan lagu rakyat Bali yang berisikan kata pang ping pung.
Secara esensial bermakna mengingatkan agar manusia agar menjaga alam demi keberlangsungan hidup umat manusia. Menjauhkan watak koruptif dalam pengelolaan lingkungan hidup agar berkeadilan.
“Maknanya setiap manusia, terutama penguasa, agar menjauhkan diri dari tindakan korupsi dalam menjaga alam. Dengan cara itu maka pengelolaan ekologi akan berkeadilan,” ujar Konot.
Bagi Relung Kaca, lagu-lagu mereka adalah senjata dalam memperjuangkan lingkungan hidup?.
Menariknya, peluncuran album dari band beraliran folk, yang berdiri sejak 2013 ini diwarnai dengan aksi sosial, berupa acara bersih-bersih pantai, tepatnya di pantai Indah Singaraja. Acara itu dilakukan sore hari beberapa jam sebelum pentas musik digelar di Sasana Budaya.
Kegiatan tersebut dilakukan bersama musisi papan atas seperti JRX SID & Sony Bono juga band dari Singaraja seperti Rastafara Cetamol, Pakulima, Mata Jendela dan seni tradisional berupa Bondres Rarekual termasuk Baleganjur dari Sanggar Gita Sunari.
Adapun di Kota Denpasar akan digelar di Rumah Sanur bersamaan dengan malam Banyu Pinaruh. Pada bagian ini akan dipenuhi dengan nuansa folk karena akan dimeriahkan oleh musisi folk seperti Dadang Pranoto, Made Mawut & the Stomp, Sandrayati Fay, Mata Jendela, dan Igo & the Blado’s.
Pada puncak acara Relung Kaca akan tampil bersama dengan pemain terompet kenamaan, Rio Sidik.
Di kedua tempat acara tersebut akan diputarkan video Klip hits dari Relung Kaca, yakni; ?Nyanyian Kecil untuk Sawah? yang digarap oleh Sutradara Erick Est dan tim estmovie. Uniknya sampai saat ini, para personil Relung Kaca sama sekali belum menonton video itu sehingga pemutarannya nanti akan menjadi kejutan tersendiri bagi mereka.
?”Kami sangat antusias karena sampai sekarang pun kami belum melihat hasilnya. Ini akan menjadi acara yang menegangkan dan akan menjadi kejutan bagi kami,”? ujar Pande Narwastu, pemain kajon Relung Kaca.
Luh Gede Juli Wirahmini, pendiri Yayasan Manik Bumi sekaligus produser Album ?Pang Ping Pung? menambahkan ?agenda peluncuran album di dua kota ini adalah cermin Nyegara Gunung. Pertalian antara Utara dan Selatan, simbol solidaritas.
“Kami sangat bergembira dengan dukungan ini. Semua dilakukan dengan gotong royong. Kami merasa terhormat, semoga album ini bisa memperkaya warna musik di Bali dan dapat menjadi pembawa pesan agar lingkungan hidup dijaga demi kemanusiaan,” tuturnya.? [b]