Teks dan foto dari Wendra Wijaya
Svara Semesta adalah ruang imaji Ayu Laksmi tentang Indonesia.
Melalui album musikal inilah ia ingin mengomunikasikannya. Banyak cara yang dapat digunakan sebagai bahasa. Bagi seorang seniman, karya seni menjadi pilihan utama. Goresan dalam sebuah lukisan, pilihan sentuhan dan nada, hingga gerak tubuh, juga merupakan bahasa yang tak berbatas dan mampu menembus makna-makna kata.
Bagi Ayu Laksmi, Svara Semesta merupakan salah satu pilihan cara untuk berbahasa, mengomunikasikan gagasan serta doa dan pengharapan. Ia berbicara tentang cinta, tentang keberagaman: tentang Indonesia.
Sebagai bangsa yang kaya, Indonesia menyajikan ruang eksplorasi yang tak terhingga, sumber inspirasi yang tak habis digali bagi siapa saja. Setiap inspirasi, pada akhirnya pula akan melahirkan inspirasi baru. Selalu demikian. Maka, tidaklah mengherankan jika karya-karyanya tersebut diposisikan sebagai cermin ke-Indonesia-an itu sendiri.
Berkali-kali sudah Ayu Laksmi membawa Indonesia ke berbagai negara di belahan dunia seperti Amerika, Belgia, Belanda, Jerman, dan Swedia, baik dalam rangka memenuhi undangan pentas festival maupun acara kenegaraan. Pada perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke-68 tahun ini, ia juga diundang tampil di Stockholm, Swedia. Bahkan, Dubes Indonesia untuk Swedia juga menggelar acara khusus bagi dirinya untuk menyuarakan kidung cinta kasih Svara Semesta sebagai rangkaian perayaan tersebut.
“Tentu saja suasana perayaannya jauh berbeda, ya. Terasa lebih khidmat. Tapi ini wajar. Setiap orang selalu merindukan rumah, merindukan asal, apalagi jika berada di tempat yang jauh. Indonesia adalah rumah bagi setiap warga negaranya,” katanya, seraya menambahkan ia juga terlibat dalam Gaung Garuda 2013 beberapa waktu lalu di Hannover, Jerman.
Bagi Laksmi, mencintai Indonesia tidak hanya soal besar kecilnya kebanggaan atas apa yang dimiliki, melainkan tentang bagaimana cara memberi pembobotan terhadap kekayaan itu sendiri. Ia selalu bermimpi, Indonesia bisa menjadi besar di mata dunia oleh kesenian kontemporer. Indonesia telah banyak melahirkan seniman yang mumpuni di jalur kreatifnya masing-masing dan menawarkan “rasa Indonesia” dengan caranya masing-masing.
“Karena itu, saya rasa mimpi ini tidaklah berlebihan, bahkan wajib untuk diperjuangkan bersama-sama,” lanjutnya.
Indonesia memang terasa kental dalam karya seni kontemporer Ayu Laksmi. Banyak lirik lagunya yang terinspirasi dari kearifan lokal Indonesia. Demikian pula dengan pilihan dan sentuhan yang diberikan dalam komposisi musiknya, juga banyak berbicara tentang keragaman.
Ayu Laksmi melahirkan lagu dalam nuansa Hindu, Islam, Buddha, Kristen, dalam kesederhanaan, namun lebih menyasar pada kedalaman makna: hening cinta. Tiada sekat, tanpa batasan. Melalui karyanya, Laksmi seolah mengajak pendengarnya untuk melepas sekat-sekat yang tercipta tanpa sengaja oleh perbedaan untuk menciptakan harmoni kehidupan, yang dimulai dari harmoni dalam diri sendiri.
“Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua,” pungkasnya. [b]