Oleh Hari Puspita
Peristiwa langka terjadi di Banjar Pekarangan, Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Karangasem. Ayam milik peternak ayam potong Nengah Geria, 36 tahun, memiliki empat kaki. Ayam jago itu pun dianggap sebagai penunggu peternakan miliknya. Sejak ada ayam berkaki empat itu, ayam potong milik Geria yang mati jauh berkurang.
Nengah Geria mengetahui adanya ayam berkaki empat itu sejak ayam tersebut baru datang sekitar dua bulan lalu. Dia melihat keanehan ayam tersebut, karena selain dua kaki seperti ayam lainnya, ayam itu juga punya dua kaki lain yang muncul di bawah ekornya. Jadi sangat terlihat bahwa ayam itu punya dua kaki. Mengetahui keanehan ayam tersebut, bapak dua anak itu pun membuatkan kandang khusus di luar kandangnya selama ini.
Meski demikian ayam itu tidak mendapat makanan khusus. “Makanannya sama dengan yang lain,” katanya. Geria juga tidak memberi perlakuan khusus lain sealain membuatkan kandang khusus tersebut.
Ketika ribuan ayam lain sudah dipotong, ayam berkaki empat yang tidak diberi nama itu dibiarkan hidup. Geria kemudian bertanya ke orang pintar di banjarnya, sekitar 10 km barat Candi Dasa, Karangasem. Menurut orang pintar itu, ayam tersebut merupakan penunggu (pengijeng) kandang peternakan milik mantan pegawai satpam di daerah Jl Gatot Subroto Barat tersebut.
Geria sendiri sudah beternak sejak lima tahun lalu. Dalam satu tahun dia bisa memanen ayam potong enam hingga delapan kali dengan jumlah ayam rata-rata 2000 ekor tiap panen. Meski demikian dia belum pernah mengalami kejadian seperti itu sebelumnya. “Setahu saya di daerah sini juga belum pernah ada,” katanya.
Sebelum ada ayam berkaki empat itu Geria mengaku tiap satu kali musim berternak dia bisa kehilangan sampai 1000 ekor. “Kehilangan ayam mati segitu sudah biasa,” katanya. Namun sejak ada ayam berkaki empat itu, Geria mengaku tiap musim beternak dia hanya kehilangan sekitar 30 ekor ayam mati.
Anehnya lagi sejak tiga minggu lalu, dia mendapat tambahan satu ayam langka lagi yaitu ayam berkaki tiga. Karena umurnya masih muda, Geria belum memisahkan ayam tersebut dari ayam lain.
Meski terjadi peristiwa langka semacam ini, penduduk setempat banyak yang tidak mengetahuinya. Menurut Geria, dia memang tidak memberitahukan peristiwa tersebut pada orang lain. “Biarkan saja mereka tahu sendiri,” katanya. [+++]
-dimuat Radar Bali Minggu, 1/7/07-