Kalung Badong, Pelengkap Sunatan di Loloan yang Kian Langka
Loloan masih memelihara pernak-pernik budaya Bugis Makassar dan Melayu. Hal ini dapat kita lihat pada saat acara sunatan atau lebih...
Eka Sabara lahir tahun 1972 di Desa Loloan Barat, Jembrana, Bali. Secara silsilah merupakan generasi ketujuh dari Daeng Si Kudadempet. Giat beraktivitas dan berkarya di Komunitas Loloan, yaitu membentuk Teater GAR di Loloan Barat pada 1993 bersama A. Saichu Imran, Ali Fikri dan Ustad Nasrul Rahman, dengan ciri khas “Burdah Puisi”. Salah seorang pendiri organisasi sosial Orang Indonesia (OI) Badan Pengurus Kota Jembrana pada 2001 (BPK OI Jembrana).
Meneliti dan menyusun digitalisasi silsilah Moyang Guru Gerunuk dan Silsilah Daeng Si Kudadempet, menulis buku Kamus Base Loloan (2016), Potret Kota Negara di tahun 1922-1980 (2017). Menulis Buku Daeng Nachoda 2018 terbit tahun 2019. Saat ini aktif dalam Komunitas Budaya Bali Barat “Ngopi D’Jembrana” dengan konsep “Nyame Braye.”
Sejak 1993 hingga sekarang sebagai karyawan pabrik pengalengan ikan di PT. Bali Maya Permai, di Pesisir Selatan Kota Negara. Sekarang menetap di tepian Pantai Tanjung Tangis Muare Desa Pengambengan.
Loloan masih memelihara pernak-pernik budaya Bugis Makassar dan Melayu. Hal ini dapat kita lihat pada saat acara sunatan atau lebih...
Burdah Angguk Desa Pengambengan yang saat ini sudah punah. Foto Eka Sabara. Saat ini seni burdah semakin langka dan jarang...
Tradisi unik guyup Bugis Melayu di Jembrana masih tersisa. Menjunjungan merupakan tradisi unik mengantar nganten mempelai perempuan, setelah selametan (rangkaian...