Oleh Ni Kadek Kasih
Arjana berasal dari Nangka. Ia mengungsi sejak 22 September 2017 di Banjar Gumung.
Pertama kali ia mengungsi di Banjar Tohpati selama 3 hari. Kemudian ia dan keluarganya digusur oleh Badan SAR Nasional karena tempatnya mengungsi dianggap bisa kena awan panas menembus. Diperkirakan hujan abu dan lahar dingin sampai di tempat itu. H
Hingga akhirnya dia diungsikan di Banjar Gumung. Sampai di sana Arjana merasa sangat cemas dan takut. Lama kelamaan, ia merasa tenang karena semua keluarga sudah ada di sana mendampinginya.
Di pengungsian Arjana merasa senang, karena dia mendapat teman baru. Ia juga mendapat sumbangan sembako dan pakaian. Tetapi ia juga mencemaskan tentang di mana ia akan melanjutkan sekolah, sementara sekolahnya masih dalam keadaan KRB III.
Ia pun sibuk mencari teman yang senasib dengannya. Hingga akhirnya dia bertemu dengan Febri dan Kasih. Mereka pun merencanakan untuk melanjutkan sekolah di SMP 4 Bebandem.
Setelah hamper seminggu mengungsi, Arjana pun mulai bosan. Apa sebab? Karena suasananya sangat panas dan banyak ada nyamuk.
Ia juga kurang nyaman karena setiap akan buang air kecil atau besar, ia selalu mengantre karena WC yang ada hanya 1 dan itu pun jauh dari tempat pengungsian Arjana.
Hal yang menyenangkan adalah banyak mendapat sumbangan tetapi sekarang sumbangan mulai menipis dan kekurangan air bersih. Arjana pun mulai resah dengan keadaannya saat ini.
Arjana mulai memperhatikan keadaan pengungsi dan supaya ia cepat kembali ke rumah dan belajar di SMP 3 Bandem, berkumpul dengan sahabat-sahabatnya dulu. Merangkai kenangan manis di Spentriba. [b]