Oleh Sagung dan Satyanata
Desa Tembok, desa di terujung Kabupaten Buleleng yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karangasem. Perjalanan menuju Desa Tembok menghabiskan waktu 1 jam dari pusat Kota Singaraja dan sekitar 3 jam dari Kota Denpasar. Pantai utara membentang di sepanjang utara desa sedangkan perbukitan di sebelah selatannya. Begitu memasuki Desa Tembok, hawa panas menyambut khas daerah pesisir.
Sepanjang jalan, ada banyak pohon mente yang menarik perhatian. Buah mente yang berwarna merah bergelantungan indah di ujung rantingnya. Ciri khas buah ini adalah bijinya yang justru ada di luar daging buahnya. Biji mente sudah sangat terkenal bisa diolah menjadi produk kacang dengan rasa gurih yang khas. Selain bijinya, buahnya pun ternyata bisa diolah. Salah satu produk unik di Desa Tembok dari olahan buah mente adalah arak mente.
Proses pembuatan arak mente dimulai dari memanen buah mente yang sudah matang. Buah yang sudah matang berwarna merah kekuningan atau berumur 30 hari. Beberapa yang sudah terlalu matang akan jatuh dengan sendirinya, sementara untuk memanen yang masih di pohon petani akan menggoyangkan batang dan ranting pohon atau mendorong buah dengan kayu. Buah mente kemudian dipisahkan dari bijinya dengan cara memutar biji mente dan menarik biji mente dari buahnya.
Buah yang sudah terkumpul kemudian dicari airnya. Satu per satu buah mente ditumbuk lalu diperas dengan tangan. Air yang terkumpul dari proses tersebut kemudian disaring dan dikumpulkan dalam satu wadah dan siap dijual ke pembuat arak mente seharga Rp15.000 untuk 30 liter air mente. Sementara daging buahnya kadang diolah menjadi abon mente atau lebih sering digunakan kembali sebagai pupuk alami untuk pohon mente itu sendiri.
Sampai di pengolah, air mente kemudian melewati proses distilasi dengan alat-alat sederhana. Air mente dipanaskan hingga mendidih di dalam panci yang tutupnya sudah disambungkan dengan pipa sebagai penangkap uap. Uap air mente mengalir di dalam pipa dan melewati bak air bersih sebagai media pendingin. Saat tetesan arak pertama muncul di ujung pipa, perlahan api dikecilkan hingga proses distilasi berjalan perlahan dan menghasilkan arak mente dengan kadar alkohol hingga 40%. Untuk 30 liter air mente yang didistilasi, hanya 2 liter arak mente yang dihasilkan.
Kendala yang dialami adalah musim. Pohon mente tidak berbuah sepanjang tahun. Produsen arak mente harus melakukan sistem stok saat musim mente berbuah. Terkadang, petani mente memanen buah yang belum terlalu matang sehingga rasa arak menjadi perih di kerongkongan, ujur Gede Orta, salah satu pembuat arak mente.
Hingga saat ini, pengemasan dan distribusi masih dilakukan dengan sangat sederhana. Arak mente dikemas dalam botol air mineral atau dengan plastik sekali pakai. Pemasaran pun masih dari mulut ke mulut dan belum sepopuler arak ental padahal arak mente memiliki beberapa kelebihan. Gede Orta menambahkan, setelah minum arak mente besoknya langsung sehat, tidak mabuk seperti setelah minum arak ental.
Tertarik min. Ada kontak suppliernya kah?
Wa 085 792 040 730