Pasangan calon Mulia – PAS pada debat perdana Cagub – Cawagub Bali. Sumber foto: Tangkapan Layar Youtube KPU Bali
Debat calon gubernur dan calon wakil gubernur Bali 2024 dilaksanakan secara perdana pada Rabu, 30 November 2024. Tema yang diusung adalah “Memformat Bali Menuju Pariwisata Berkelanjutan” dengan lima sub tema, yaitu hukum dan kamtibmas; isu lingkungan dan tata ruang; ketahanan budaya; infrastruktur dan moda transportasi; serta ekonomi pariwisata. Debat berlangsung pada 19.00 WIB di Prime Plaza Sanur dan disiarkan langsung melalui TVRI Bali dan Youtube KPU Bali.
SEGMEN 1
Visi Misi dan Program terkait Pariwisata Berkelanjutan:
Visi yang kami tawarkan adalah mewujudkan Bali Dwipa Jaya Menuju Indonesia Emas 2025. Bali Dwipa Jaya adalah Mulia PAS, maju, unggul, lestari, indah, ajeg, pasti, sejahtera. Dari visi tersebut kami turunkan menjadi sembilan tata kelola, tata kelola pendidikan, olahraga, [pemuda, dan perempuan; tata kelola kesehatan; tata kelola ekonomi; tata kelola desa adat; tata kelola lingkungan hidup; tata kelola pembangunan infrastruktur; tata kelola keuangan dan aset daerah; tata kelola pemerintahan; tata kelola pariwisata dan pertanian. Dari sembilan tata kelola tersebut kami jadikan program utama dan umum sesuai dengan tema debat malam ini Memformat Bali Menuju Pariwisata Berkelanjutan yang dibagi menjadi lima sub tema, yaitu hukum dan kamtibmas; isu lingkungan dan tata ruang; ketahanan budaya; infrastruktur dan moda transportasi; dan ekonomi pariwisata. Kami membagi menjadi dua cluster. Cluster pertama, hukum dan kamtibmas, isu lingkungan dan tata ruang, ketahanan budaya dalam program aplikasi terintegrasi dan tim pengendali bersama; pembuatan badan khusus pengelolaan sampah; penanganan dan pencegahan banjir serta meningkatkan cadangan debit air tanah; menambah ruang terbuka hijau, taman ramah anak dan lansia; melanjutkan program simantri yang pernah sukses di zaman Mangku Pastika dan mengembalikan besaran insentif subak minimal Rp50 juta per subak dan akan naik secara berkala; penghijauan; subsidi benih, bibit dan pupuk petani; restorasi bangunan dan karya seni cagar budaya di Bali; memperkuat otonomi desa adat dan tata kelola keuangan LPD; mengadakan program seniman Bali Metaksu; pementasan seni budaya Bali secara rutin; program kesejahteraan bagi sulinggih, bantuan khusus untuk STT, Pemangku, dan Pecalang. Cluster kedua yaitu infrastruktur, moda transportasi dan ekonomi pariwisata dengan merealisasikan pembangunan Bandara Bali Utara dan infrastruktur penunjangnya, dan menuntaskan blank spot internet yang mana dua program ini dijanjikan lima tahun yang lalu tapi tidak terealisasi. Kami Mulia – PAS hadir akan merealisasikannya. Dan mengembangkan Pelabuhan Celukan Bawang berstandar internasional, meningkatkan kualitas jalan, membuka akses jalan baru di daerah terisolir, dan mengembangkan transport and traffic management system, program MRT, dan jalan tol. Membangun stadion berstandar nasional dan internasional; penguatan community based tourism, meningkatkan kualitas fasilitas umum di daerah wisata; membangun Bali Trade Center dalam bentuk Factory Outlet sekaligus juga Nusantara Outlet; memfasilitasi warga bali menjadi Pekerja Migran Indonesia ke luar negeri sekaligus jika ingin ke Bali untuk berwirausaha maka akan dibantu perizinan dan kredit usahanya. Dari sekian program yang dicanangkan itu akan berjalan lancar jika fiskal daerah kita dalam keadaan nyaman dan sehat, sedangkan fiskal daerah kita sekarang dalam keadaan defisit. Maka prinsip satu jalur akan membantu kita menambah anggaran dan program yang ada di APBN. Maka dari itu kita sampaikan program singkat. Semoga program ini dapat membawa perubahan Bali lebih baik ke depannya agar menjadi satu jalur. Intinya satu jalur membawa perubahan yang lebih baik, beda jalur tidak akan membawa perubahan yang lebih baik.
SEGMEN 2
Pertanyaan 1 (Hukum dan Kamtibmas)
Kepadatan penduduk makin meningkat dengan arus pendatang domestik maupun asing, urbanisasi penduduk tak terkendali berdampak pada permasalahan di Bali seperti ketertiban dan hukum, keimigrasian dan lapangan kerja, sosial budaya. Bagaimana strategi paslon dalam menghadapinya?
Tanggapan Muliawan: Kami Mulia – PAS menawarkan regulasi bahwa yang pertama adalah regulasi yang harus dilakukan dengan baik dan penegakan hukum yang harus dilakukan tegak lurus, tidak ada tumpul ke atas, tajam ke bawah, jadi harus tajam ke atas, tumpul ke bawah. Siapa pun yang melanggar, siapa pun yang memberikan izin atau siapa pun yang melakukannya itu harus dilakukan ketegasan hukum dan tentunya harus berkoordinasi dengan instansi vertikal seperti kepolisian, pecalang, desa adat, dan instansi terkait, imigrasi dan lainnya. Jadi semua persoalan itu intinya adalah penegakan hukum yang baik, dan regulasi yang dijalankan dengan sebaik-baiknya. Jadi saya rasa semua permasalahan itu akan bisa terselesaikan dengan baik, terima kasih.
Pertanyaan 2 (Ketahanan Budaya)
Berbicara Bali tidak terlepas dari masyarakat dengan karakteristik dan kekhasannya. Bagaimana strategi dalam menyikapi pergeseran karakteristik?
Jawaban Muliawan: Terima kasih memang akhir-akhir ini, seperti yang kami sampaikan tergerusnya budaya Bali oleh budaya modern atau budaya-budaya lainnya, kami paslon Mulia-PAS menawarkan yang pertama kami akan melakukan, memberikan program Bali Metaksu, yang dimana program tersebut adalah memberikan kesempatan kepada seniman-seniman yang khusus upacara atau upakara, kami berikan subsidi, kami berikan anggaran atau bantuan atau pendidikan yang dimana seniman tersebut, contohnya seperti topeng, seperti topeng tua, seperti pembuatan tapel, pembuatan barong dan lain-lainnya. Tentunya juga pementasan seni yang rutin dan kami fasilitasi dan tentunya, kita akan melahirkan seniman muda bertalenta, sehingga bisa meneruskan kesenian-kesenian lainnya dan juga pendidikan yang dari pendidikan usia sekolah, dari sejak dini kita mengenalkan budaya kita bahwa menjadi pelajaran pokok, pelajaran khusus, yang menjadi pelajaran wajib di sekolah yang di kita-kita mengajarkan seni dan budaya yang bahwa kita dari Bahasa Bali, dari tarian Bali dan lain-lainnya sehingga mereka dari kecil, dari SD, SMP, SMA. Mereka akan teringat pada budaya kita. Tentunya semua itu tidak terlepas dari orang tua juga dari masyarakat juga yang memang membesarkan budaya, sekaa-sekaa, ada sekaa genjek, sekaa gong, sekaa tari, sekaa teruna, dan lain-lainnya. Dan tentunya memberikan kesejahteraan kepada sulinggih yang dimana juga bisa memberikan edukasi kepada masyarakat dan bantuan khusus pada STT, Pemangku, dan Pecalang. Demikian, terima kasih.
Tanggapan Muliawan: Karakter itu tergantung kembali kepada diri sendiri kita, kembali dari pendidikan, kembali dari lingkungan, kembali dari pendidikan, dan tidak lepas dari orang tua, dan masyarakat. Nanti kalau kita sudah melakukan pendidikan dari awal, kita sejak dari usia dini, SMP, SMA, dan kuliah serta di masyarakat, saya rasa karakter itu tidak akan hilang, tergantung dari individunya masing-masing, tetapi kita pemerintah harus hadir di dalamnya, yaitu memberikan pendidikan, dengan memberikan bantuan secara langsung dengan memberikan ruang untuk mereka tampil setiap harinya dan bekerjasama dengan sekolah-sekolah seni yang seperti sekarang ada ISI dan mempergunakan Art Center, Art Center yang mana, Art Center ini adalah peninggalan Ida Bagus Mantra dan itu yang bisa kita sempatkan, bahkan setiap minggu kita adakan lomba tari di sana, saya rasa masyarakat akan bahagia, akan tidak terhilang karakternya, dan menjaga budaya kita. Terima kasih.
Pertanyaan 3 (Ekonomi Pariwisata)
Pariwisata berkelanjutan merupakan pariwisata yang mampu meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Investasi kurang memperhatikan pariwisata berkelanjutan. Hal ini menunjukkan isu ini menjadi penting. Apa langkah tegas dan berani paslon untuk hanya menerima investasi pariwisata berkelanjutan di Bali?
Jawaban PAS: Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memberikan manfaat dalam masa yang akan datang bagi kita semua, ketika membicarakan pariwisata pasti ada efek manfaat dan mudarat di dalamnya, yang paling penting buat kita semua adalah bagaimana mengurangi efek/asses-asses negatif dari kepariwisataan dan mengambil langkah-langkah positif untuk mempertahankan apa yang kita namakan dengan Sustainable Tourism, di samping juga literasi, tentu untuk meningkatkan kompetensi masing-masing SDM kita di Pulau Bali. Nah berikutnya persoalan carrying capacity ini menjadi persoalan yang serius bagi quality tourism, ketika berbicara masalah sustainable development tentu ada hal-hal segi masyarakatnya, kelestariannya, dan budayanya. Ini hal-hal yang harus kita kerjakan bersama, kalau kita bicara masalah lestari, pasti kita berbicara carrying capacity, dalam artian daerah kita ini telah terkooptasi karena persoalan gerbang pariwisata yang ada di Denpasar semua. Ini persoalan serius yang ditanggapi, persoalannya tadi menjurus sampah, kemacetan, dan lain sebagainya bagaimana kita bisa bikin bilang lestari kalau keadaan tourism kita kayak gitu, bagaimana kita buat quality tourism kalau keadaan seperti itu. Untuk itu lah kami mengajukan solusi tentang bagaimana penyebaran investasi di Pulau Bali ini dengan pembangunan Bandara Bali Utara, peningkatan Pelabuhan Celukan Bawang dalam kapasitas yang berhubungan dengan tourism, UKM disana, di dalamnya. Ini yang paling penting yang secara signifikan menyelesaikan persoalan-persoalan secara menyeluruh. Karena apa jangan takut daya saing utara-selatan. Kita bicara bagaimana dengan ketimpangan dan otomatis kalau orang-orang urbanisasi dari Karangasem, dari Buleleng bisa bekerja ke daerahnya, membuka izin pembangunan Bali Utara, Badung dan Denpasar akan makin baik pada sisi carrying capacity, carry capacity berpengaruh pada kriminalitas, sanitasi, kecukupan air, ini banyak persoalan, banyak hal yang akan mendegrasi apa yang namanya quality tourism, dan sustainable tourism development.
Tanggapan PAS: Kalau kita bawa ke ekonomi pariwisata tentunya bagaimanapun juga, pariwisata akan memberikan kesempatan kepada kita untuk bekerja di sektor-sektor informal maupun di sektor-sektor peningkatan daya saing atau tren lokal terhadap produk-produk UMKM yang kita miliki. Kalau kita bicara diversifikasi di sini, tentu ada pertanian di dalamnya, kita bisa bikin agro-farm, kita bisa mengedukasi petani dengan bibit unggul, subsidi pupuk atau pupuk gratis, sehingga beririsan pariwisata bisa beriris dengan kegiatan pertanian itu misalnya. Nah untuk itu kita menawarkan membangun Bali Trading Center, tempat di sana UMKM bisa meng-swing produk di sana untuk kepentingan UKM, kemudian kita membikin factory dan startup, 1000 startup untuk bagaimana mengedukasi di bidang penjualan yang lebih terukur dengan pemanfaatan media sosial tentu, edukasi aid (bantuan) didalamnya ini sangat penting untuk peningkatan kemampuan UKM kita ke depan untuk bisa memberikan kesejahteraan. Terima kasih.
Pertanyaan 4 (Moda Transportasi)
Keberlanjutan operasional transportasi publik tergantung pada fiskal daerah. Saat ini dukungan kebijakan fiskal masih sangat rendah dan sering bukan merupakan prioritas. Apa upaya paslon dalam menjamin fiskal?
Tanggapan PAS: Persoalan transportasi umum sudah pernah dicoba dengan membangun membuat yang namanya Teman Bus tapi nggak berhasil. Persoalannya karena keterbatasan jalan kita yang tidak mungkin untuk membangun akses seperti itu, sehingga kita harus mencari alternatif yang signifikan menyelesaikannya. Pertama, alternatif untuk membangun kecepatan, ketepatan waktu untuk yang jarak jauh yang tempuh jauh seperti Buleleng, Karangasem, dan lain sebagainya. Kedua, harus ada cakupan yang lebih pendek dan kita bisa bersinergi untuk membangun stasiunnya atau park ride. Saya jelaskan apa yang saya namakan yang jarak jauh itu adalah MRT (Mass Rapid Transit), kalau tadi dibicarakan be to be kalau tidak menguntungkan tidak ada be to be, coba bayangkan kalau kita MRT kita bangun dari Kuta ke Singaraja, lalu lintas tidak ramai gak mungkin, kalau dalam kota ada MRT mungkin ramai, ini harus dilihat persoalannya, sehingga di sini diperlukan satu jalur yang bisa menyelesaikan persoalan itu dan kami yakin Paslon 1 mampu melakukannya.
SEGMEN 3
Pertanyaan dari Koster – Giri
Jawaban Muliawan: Terima kasih, saya harus akui kemarin sempat viral ya angka 53 bahkan dijadikan meme, bahkan seolah-olah kita goblok banget ya, kita memang belum pengalaman dan jauh dari kesempurnaan dan akan tetapi waktu itu kami salah menyebutkan yang kami harus sebutkan 5,3 juta. Jadi kami selimputan istilah Balinya, kami menyampaikan 53 juta tapi sebenarnya wisatawan yang hadir, wisatawan yang terbaru tahun 2018 sekitar 6,275 juta itu yang tertinggi selama tahun berjalan. 2020-2021 tidak dihitung karena covid, 2022-2023 itu 4,1 Juta jiwa lebih, 2024 itu 3,5 Juta lebih, demikian terima kasih.
Tanggapan Muliawan: Terima kasih, saya sudah jelaskan dari tadi kami salah menyampaikan dan kami mengakui kami salah dan itu selimputan, saya rasa orang salah tidak perlu dihakimi dengan membuai-buai seperti itu, dan saya akui kesalahan saya dan Bali tidak perlu namanya quantity tourism, kita perlu quality tourism. Bali expect tourism spend a thousand dollar a day, rather than a thousand tourist spend a dollar a day. Jadi thats quality tourism, jadi masyarakat Bali ini perlu quality tourism, jadi tidak terlalu banyak turis membuat kemacetan, membuat over-tourism, membuat polusi, dan lain-lain. Tapi dengan sedikit turis, Bali bagus, hijau, dan pendapatan banyak, ekonomi berjalan, saya rasa itu diperlukan oleh Bali, terima kasih.
Pertanyaan untuk Koster – Giri:
Pertanyaan dari Muliawan: Bagaimana sikap paslon dua, soal mekanisme bagi hasil yang paling ideal untuk pajak hotel, restoran? Apakah seperti saat ini dikelola Pemkab Badung atau kembali seperti dulu dibagi oleh Provinsi atau purmala lainnya, apa alasannya. Kemudian bagaimana sikapnya paslon dua tentang keberadaan desa adat, apakah paslon dua setuju? Atau prajuru adat terlibat dalam politik praktis, apa alasannya? Dan infrastruktur shortcut Bedugul yang paslon dua katakan bahwa itu gagasan dari asal hasil karya dari paslon dua sebagai incumbent. Tolong jelaskan bagaimana ide pembangunan hingga shortcut itu dilakukan? Terima kasih.
Tanggapan Mulia: Urusan adat belum dijawab tadi, usulan PHR (pajak hotel restoran), oke kalau dengan cara dari Badung, saya heran Bapak Giri berjanji lima ratus miliar di Buleleng, seratus miliar di Klungkung, seratus miliar di kabupaten-kota. Seandainya itu pun seandainya jadi gubernur bagaimana cara memberikan uang itu kepada seluruh kabupaten, bagaimana cara mengakses APBD Badung. Itu kan sudah wewenang, wewenang gubernur itu kan ada, kalau wewenang itu, kalau kita punya wewenang itu dilakukan itu yang baik, kalau kita punya wewenang tapi tidak dilakukan itu kelalaian. Tapi kalau kita tidak punya wewenang tapi kita melakukan itu, itu melanggar wewenang. Nah saya rasa dengan janji-janji tersebut, kalau seandainya jadi gubernur, saya rasa tidak akan mampu mengakses APBD Badung, terima kasih. Untuk shortcut silahkan Pak Agus menjelaskan.
Tanggapan PAS: Baik terima kasih, shortcut sudah dijadikan ikon prestasi, saya melihat shortcut ini sebenarnya studi kelayakan tahun 2013, detail desainnya 2016, dibangunnya tahun 2018, pengentasan tahap pertama Buleleng dan provinsi, saya bisa membangun ini karena saya satu jalur dengan Pak Jokowi yah, saya yang menginisiasi pertama shortcut ini.
Pertanyaan untuk Koster – Giri:
Pertanyaan dari Muliawan: Kembali saya tanyakan bagaimana sikap paslon 2 tentang keberadaan Desa Adat, apakah paslon 2 setuju atau menolak Prajuru Adat terlibat langsung dalam politik praktis? Apa alasannya? Dan di era paslon 2 menjadi Gubernur dan Bupati Badung banyak sekali bangunan-bangunan yang bernilai historis atau sejarah yang tinggi dihancurkan dan dibangun bangunan baru. Bagaimana pandangan paslon 2 tentang pentingnya cagar budaya untuk dirawat dan dijaga nilainya dan otentisitas kesejarahan Bali untuk kepentingan pariwisata?
Tambahan pertanyaan dari PAS: Selebihnya menyangkut keberadaan vila-vila liar yang di Bali dimiliki dan disewakan kembali oleh orang asing tanpa membayar pajak. Dan ada istilah nomini di dalamnya. Saya minta pendapat paslon 2 menyangkut nomini itu. Terima kasih.
Tanggapan Muliawan: Menurut saya desa adat itu kan kita harus buat otonom desa adat itu berdiri sendiri dari zaman kerajaan, sebelum zaman Republik Indonesia sudah ada. Jadi, saya rasa desa adat itu tidak, tidak patut diintervensi untuk dibawa ke politik. Jadi biarkan Bendesa Adat itu tanggung jawab kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan warga. Kalau Pak Koster menyatakan bahwa tidak pernah menyampaikan mengajak desa adat di sini, ada suratnya yang mengatakan bahwa ini sudah langsung tanda tangan paslon yang mengajak desa adat. Ini satu dari sekian banyak surat, di mana, di mana otonom desa adat. Yang kedua cagar budaya memang cukup bagus penjelasannya, tetapi praktik banyak cagar budaya yang hancur karena bansos-bansos yang diberikan, bagaimana kedepannya kan untuk mencari nilai budaya kita harus menunggu ratusan tahun, kalau revitalisasi beberapa yang disampaikan mungkin benar, banyak juga yang sudah dipugar.
Tanggapan PAS: Baik, untuk nomini kalau itu di Perdakan, berarti itu melegalkan yang ilegal. Sebab kalau penanaman modal yang nilainya lebih dari 10 miliar sudah ada aturannya, itu sudah ada dalam bentuk PMA. Tapi kalau bicara hak sewa tanah orang asing ada batasannya. Kalau ini dibiarkan, dimiliki oleh orang asing, dilegalkan bisa habis tanah-tanah di Bali dimiliki oleh orang asing, itu terima kasih.
Pertanyaan dari Koster – Giri
Jawaban PAS: Persoalan distribusi pajak. Pajak tertentu yang nilainya tidak memberikan efek penyelenggaraan yang baik terhadap pajak-pajak itu, tentu ini akan kita diskusikan ke Kementerian karena menyangkut tempat bekerja orang banyak. Tapi persoalannya sekarang untuk meraih kontribusi terhadap kekuatan fiskal daerah, kita paslon 1 akan mengevaluasi beberapa misalnya pemasukan-pemasukan distribusi dari misalnya Pelabuhan Sanur yang sampai saat ini tidak dikelola pelindo, kami akan mengkomunikasikan itu ke kementerian pusat untuk bisa dikelola oleh pemda Provinsi Bali dan ini merupakan kontribusi penerimaan daerah untuk penguatan fiskal yang sangat efektif untuk kita lakukan.
Tanggapan Muliawan: Terima kasih Pak Giri. Saya rasa itu urusan teknis, urusan teknis semua yang semua orang juga bisa mempelajari urusan teknis dan ini bukan masalah bisa atau tidaknya, tapi niat atau tidaknya, tapi itu dari hati yang paling dalam dari tulus ikhlas kita melayani masyarakat, bukan memilih masyarakat yang mana harus diberikan, masyarakat mana yang tidak, tetapi kita jadi pemimpin yang harus jujur yang berani, berani dan jujur. Berani nggak mengungkapkan kejujuran kita berani gak mengungkapkan siapa kita. Itu yang paling penting, bukan merasa diri paling bisa, bukan merasa diri paling pintar, tidak. Kita sama-sama belajar, sama-sama belajar kita membangun Bali ini bersama-sama dengan masyarakat, bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, elemen masyarakat. Yang pasti kita semua ingin Bali ini lebih baik, lebih baik, lebih bagus, lebih nyaman, tentunya lebih maju. Mari kita bersama-sama siapa pun nanti terpilih, kita bersama-sama bergandengan tangan untuk membuat Bali maju menuju Indonesia emas 2045. Terima kasih
CLOSING STATEMENT
PAS: Debat pertama dengan tema Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan telah sampai di penghujung sesi debat dan seperti telah kita ketahui bersama, pariwisata telah menjadi kekuatan fundamental dan tulang punggung perekonomian Bali. Banyak masalah yang ditimbulkan dan juga berkah yang dialirkan untuk semua. Untuk itu kami Paslon 1 dipercaya oleh semeton Bali untuk memimpin Bali lima tahun ke depan maka kami bersama masyarakat Bali berjuang mengurangi sisi kelam akibat ekses negatif pembangunan pariwisata Bali. Dan di sisi lain terus mengambangkan positif pariwisata untuk kesejahteraan. Kami tidak malu untuk belajar, karena kami serius berjuang untuk kepentingan rakyat. Kami sangat senang dibimbing, didukung, dan diberikan bekal pengalaman oleh banyak Kepala Daerah yang selama ini telah mengabdi dan sukses memimpin daerahnya masing-masing di Pulau Bali. Kami berterima kasih kepada Bapak Made Mangku Pastika, Bapak Cok Ace, bapak Anak Agung Gede Agung, Bapak Rai Mantra, Bapak Wayan Gredeg, Bapak Made Gianyar, Ibu Mas Sumantri, Bapak Nengah Tamba, juga semua tokoh-tokoh yang kekal nilainya. Dan saya sendiri mendampingi adik saya, Made Muliawan Arya alias De Gadjah yang sebelumnya saya juga pernah menjadi Bupati Buleleng selama dua periode. Pengalaman adalah guru yang paling baik dan pengalaman bisa didapat sendiri, dan juga bisa belajar dari pengalaman pihak lain. Karena itulah, walau calon Gubernur De Gadjah masih muda milenial, namun pengalaman yang didapat dari mantan Kepala Daerah tersebut telah menjadi guru terbaik bagi kami. Tidak hanya itu, sprit dan cara pandang dipakai senior kami paslon 2, Bapak Wayan Koster pada pemilihan Gubernur yang lalu kami akan gunakan dan lanjutkan. Jadi yang layak dilanjutkan adalah prinsip satu jalur, sebab kami meyakini kepentingan Bali memang prinsip itu baik, tepat, dan efektif. Ini juga sebagai konsekuensi yuridis dan politis Gubernur adalah perpanjangan tangan kepada pusat di daerah, satu jalur yang sukses yang dijalankan oleh Pak Koster kemarin, sekali lagi kami akan lanjutkan. Kami ingin menjaga konsep satu jalur dari Pak Koster dan saatnya Bali bersatu, mari satukan tekad dan jangan lagi mendua, dan bimbang. De Gadjah dan PAS sudah di sini. Si Gundul dan Si Gembul siap menjadi pelayan masyarakat, Si Gundul dan Si Gundul sudah siap berjuang bersama kepentingan Bali. Salam sehat dan berbahagia. Mohon doa restu dan dukungan dari seluruh krama Bali agar kami bisa melanjutkan pembangunan di Pulau Bali. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom. Salam kebajikan.
——–
BaleBengong meminta komentar dari sejumlah akademisi untuk merespon debat. Berikut responnya:
Hal ini kontradiktif. Berbicara tentang carrying capacity Bali sebagai sebuah pulau, tapi justru mendorong perluasan industri pariwisata ke Bali Utara melalui pembangunan bandara. Permasalahan ketimpangan Bali Utara-Bali Selatan tidak akan bisa diselesaikan dengan model pembangunan yang sama di Bali Utara, namun dengan distribusi yang adil atas keuntungan industri pariwisata Bali ke seluruh kabupaten/kota.
Membandingkan quantity tourism dengan quality tourism, namun justru yang dijadikan ukuran adalah spending dari tourism yang juga masih merupakan ukuran kuantitas. Quality tourism tidak berbicara kuantitas turis (jumlah kedatangan maupun pengeluarannya) tapi pelajaran apa yang bisa diperoleh masyarakat Bali dari wisatawan yang berkunjung.
Made Sarjana, dosen pertanian Unud, fokus studinya pariwisata berbasis pertanian.
Pariwisata berkelanjutan: generasi mendatang memiliki kesempatan sama memanfaatkan aset alam, budaya dan buatan sebagai daya tarik wisata. Jika alam dieksploitasi seperti semua sawah dialihfungsikan sebagai akomodasi wisata maka generasi mendatang tidak bisa menikmati aktivitas wisata di sawah maka pembangunan pariwisata tak berkelanjutan.Ada tiga aspek pembangunan pariwisxata berkelanjutan yakni lingkungan, sosial dan ekonomi. Pariwisata berkelanjutan tidak merusak alam, tidak menimbulkan konflik dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat 9kesempatan kerja, dan peluang bisnis).
Kalau visi itu gambaran masa depan yang ingin diwujudkan pada pembangunan Bali. Ini kan tidak jelas mana program yang sudah dibangun, mana yang akan diwujudkan atau dituju?