Alir, sebuah band yang berbasis di Bandung, telah merilis EP keduanya yang bertajuk Cornucopia pada September 2020.
Album pendek ini memuat enam buah lagu, dua di antaranya merupakan perekaman ulang dari versi demo yang telah mereka rilis, “Daun” dan “Bahtera”.
Nama Cornucopia diambil dari sebuah bejana yang diperuntukkan untuk membawa hasil bumi dan makanan pada zaman Yunani kuno. Cornucopia juga merupakan simbol dari kelimpahan dan keberkahan. Alir, kemudian mengambil konsep ini sebagai nama dari EP terbarunya karena kesamaan fungsinya. Alir, menggambarkan album pendek ini sebagai sebuah bejana yang di dalamnya memuat lagu-lagu yang secara tema dan lirik lebih bervariasi dibandingkan EP sebelumnya.
Alir, juga mengadopsi penamaan klasik untuk setiap nomor dalam Cornucopia. “Opus” (Op.) merujuk pada nomor karya pada kumpulan karya musik klasik yang merefleksikan hubungan antara satu karya dengan karya lainnya yang tergabung dalam EP ini. Penamaan ini juga yang menjadi ciri khas Alir, untuk EP ini sehingga pendengar akan lebih mudah mengenali karya Alir, dan menumbuhkan rasa penasaran.
Secara musik, bagi Alir,, Cornucopia memiliki warna yang sangat berbeda dibandingkan dengan EP sebelumnya, Entitas Ketiga. Pada album pendek sebelumnya, musik Alir, jauh lebih sederhana dalam merepresentasikan musik dengan komposisi yang lebih minimalis. Cornucopia menjadi sisi koin yang lain dari EP sebelumnya.
Pasalnya, setiap lagunya menyajikan komposisi padat dan lebih eksperimental dengan memasukkan elemen-elemen chamber, ambiens, serta soundscape. Dengan lirik sebagai garis ceritanya, Alir, mencoba membangun suasana pada setiap lagunya sehingga karya dalam EP ini akan terasa seperti scoring pada film.
“Kami harap para pendengar dapat merasakan energi yang coba kami bangun dan bagi melalui setiap komposisi dalam album ini.
“Sebagai sebuah band, kami hanya ingin mengantarkan perspektif dan bagaimana cara kami melihat dunia melalui lirik dan bebunyian,” tulis Alir, dalam rilis persnya.
Alir, adalah Sayed Purawinata, Fathur, Boyan, dan Mufti. Unit ini terbentuk pada pertengahan tahun 2017 di Yogyakarta dan mencoba mengeksplor karakter suara mereka menggunakan film-film serta buku-buku sebagai acuan.
Itulah mungkin mengapa kebanyakan orang yang sudah mendengarkan karya-karya Alir, menyebut bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam musik mereka terasa “sinematik”. EP Cornucopia dapat didengarkan di https://cutt.ly/Cornucopia_Spotify.