Aliansi Tanam Saja kembali melakukan penanaman bersama setelah sebelumnya membagikan benih menggunakan besek yang berisi 4 jenis benih sayuran lokal organik dan 1 jenis bunga. Dalam paket tersebut sudah termasuk instruksi penggunaan besek, panduan pembibitan individu, panduan pembibitan komunitas, dolomit, dan arang sekam.
Berbeda dengan fase pertama, maka dalam fase kedua ini paket tidak hanya dibagikan kepada rumah tangga/individu, tetapi juga kepada komunitas dan komunitas tani. Lebih dari 20 lembaga dan komunitas yang tergabung di Aliansi Tanam Saja berhasil menggalang 700 paket benih yang didistribusikan ke individu, rumah tangga, komunitas serta Kelompok Tani yang tersebar di Denpasar, Gianyar, Tabanan, Karangasem, Buleleng, dan Badung melalui Solidaritas Pangan Bali, Perpustakaan Jalanan Tabanan, Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Khlorofil, BEM FP Unud, BPM FP Unud, Himagri, Himagrotek, KPFP, Arsitektur Lansekap FP Unud), Yayasan Angel Hearts, Adopt A Family, Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan Celukan Bawang, Komunitas Ibu-Ibu Sumberklampok, Serikat Petani Suka Makmur, Harmoni Parahyangan, Singaraja Menanam, dan Team Action Amed.
Sebanyak 3500 bungkus benih dengan variasi yang disesuaikan dengan lokasi dan kondisi tanahnya, mulai didistribusikan dan disemai di Bali. Aliansi yang terdiri dari individu dan organisasi yang bercita-cita mendorong masyarakat kembali bertanam untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan warga menjadikan gotong royong sebagai semangat dalam kerja-kerjanya, dari proses pengemasan benih, proses distribusi ke kelompok sasaran, hingga pengolahan kebun komunitas dilakukan dengan semangat ini. Jumat 26 juni 2020 ini, Aliansi Tanam Saja kembali melakukan persiapan lahan dan penanaman serentak yang disiarkan langsung melalui akun facebook, Tanam Saja. Kegiatan pada hari ini dilakukan di Denpasar, Tabanan, Gianyar, dan Karangasem.
Di Tabanan, Perpustakaan Jalanan Tabanan sedang membangun kebun komunitas, mereka mulai mengerjakan kebun komunitas seluas 1 are bersama dengan anggota komunitasnya. Kebun yang sedang dikelola merupakan tanah yang diberikan kepada mereka untuk dikelola sebagai kebun komunitas. Selama masa pandemi Covid-19, mereka menggalang donasi untuk berbagi nasi bungkus. Mereka mengajak kawan-kawan muda untuk berkebun dan menanam. “Teman-teman mari kita menanam, kalo kita tidak menanam apa yang kita makan,” ujar I Dewa Gede Satria Nugraha dari Perpustakaan Jalanan Tabanan.
Dari Kubu, Karangasem, komunitas dampingan Angel Hearts mempersiapkan kebun komunitas untuk ditanami bersama-sama dengan anggota komunitasnya. “Lahan ini akan diolah bersama 5 orang, tadi sudah melaksanakan pembersihan. Luasnya ada sekitar 5 are,” kata Komang Sila.
Sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Udayana menyerukan agar tidak takut untuk memulai menanam. Menurutnya, menanam akan menjadi candu yang menyebabkan ketagihan untuk terus menanam dan memenuhi kebutuhan pangan sendiri. “Teman-teman jangan pernah takut untuk bertanam. Memulai saja dengan satu dua tanaman terlebih dahulu. Tanaman itu bisa membuat candu, sekalinya nyoba, bisa ketagihan. Teman-teman setidaknya bisa memenuhi kebutuhan dari dapurnya sendiri terlebih dahulu. Ngga ada tangan yang panas ketika sudah tahu teknik-teknik yang benar,” ajak Luh Putu Sugiari.
Sementara itu, Sayu Komang dari IDEP mencontohkan agar menanam di area kebun tidak dilakukan secara serentak. Di kebun IDEP, terdapat puluhan bedeng yang ditanami secara bertahap. “Ada sekitar 30 bedeng disini, kita menanam itu seminggu sekali hanya sekitar 1-2 bedeng. Tidak seluruhnya satu kali kita tanami. Ini semua dicampur, di antara sayuran, ada jahe, ada kunyit untuk sistem penanggulangan hamanya,” jelasnya.
Sayu Komang mengingatkan agar antar tanaman diberikan jarak. “Ketika kita menanamnya berjarak, otomatis perawatannya lebih mudah. Karena, tanaman yang kita baru tanam, 1 bulan pertama itu perlu perawatan intensif,” tambahnya.
Usai melakukan penanaman bersama hari ini, Aliansi Tanam Saja kembali merencanakan kembali penanaman bersama tanggal 29 juni 2020, bertepatan dengan Dewasa Ayu Pertanian di dalam Kalender Bali.