Teks dan Foto Dikirim Travel Works
Selain bertanding di lapangan, para pemain tenis kelas dunia ini juga sembahyang dan memasak.
Pertandingan tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions digelar mulai Kamis ini. Namun, sebelum itu, dua petenis, yakni Kimiko Date-Krumm dan Daniela Hantuchova berkesempatan mencoba pengalaman mendalami tradisi lokal Bali dan berpartisipasi dalam acara Temple Ceremony di Pura Taman di halaman Grand Hyatt Bali. Selain keduanya, turut serta Angelique Widjaja dan Director of Retail and Business Banking Commonwealth Bank, Ian Whitehead.
Kedua petenis tampak anggun dengan balutan pakaian tradisional Bali, dan mengikuti setiap sesi ritual persembahayangan dengan khidmat. Mereka dipandu oleh Pemangku Jro Made Rebit dan Pemangku Sukayasa, melakukan Sembahyang (Muspa) dengan lima tahapan. Tujuan dari semua itu adalah memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar diberikan keselamatan dan dikabulkan segala permohonan.
Adapun ritual diawali dengan Tangan Puyung, kemudian bunga merah untuk Betara Surya, dan dilanjutkan dengan Kuangen. Setelah itu dilanjutkan pula dengan Warna-warni untuk dipersembahkan kepada Betara Samadaya Alam Semesta dan diakhiri dengan Puyung atau pepamit. Usai melakukan sembahyang tadi, satu-persatu petenis dipercikkan air suci (Tirta) dan bije (beras). Semua itu merupakan simbolisasi dari kebesaran Sang Maha Pencipta atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Sehari sebelumnya, para pemain dalam ajang tenis tahunan ini juga mengikuti kegiatan “Cookery Competition” di Metis Restaurant, Seminyak..
Juara bertahan Aravane Rezai dan Kimiko Date-Krumm berkesempatan mengikuti acara ini. Keduanya dipasangkan dengan dua Chef ternama di Bali. Chef Nicolas “Doudou” Tourneville, pemilik restoran dan Chef Alexander Tanuhardja yang juga juara Global Chef Challenge 2010.
Chef Doudou dipasangkan dengan Rezai sedangkan Chef Alex dengan Date-Krumm. Turut dalam kompetisi memasak ini Deputy CEO Commonwealth Bank, Andriaan Laoh. Angelique Widjaja menjadi salah satu juri dalam kompetisi ini.
“Saya senang bisa memasak dengan chef terkenal. Saya sendiri tidak pernah memasak, karena keterbatasan waktu berlatih dan bertanding,” komentar Rezai. Ia mengaku terlalu lelah untuk memasak dan sangat menikmati kompetisi ini. Petenis keturunan Iran ini sangat suka akan makanan salad.
Sedangkan Date-Krumm, justru senang dengan kegiatan memasak. “Saya lebih banyak memasak bersama teman dan keluarga bila tidak ada jadwal bertanding. Bagi saya, memasak bisa menghilangkan ketegangan,” kata petenis asal Jepang itu.
Chef Doudou adalah juru masak asal Prancis yang memiliki pengalaman di pelbagai belahan dunia dalam urusan tata boga. Doudou tertarik untuk berdiam sekaligus membuka usaha di Bali karena terpikat dengan keindahan alam dan masih kurangnya restoran bernuansa Prancis.
Rezai dan Chef Doudou meraih gelar The Best Presentation, sedangkan Date-Krum dan Chef Alex mendapatkan The Best Dish. Kedua tim menerima penghargaan unik hasil desain perancang Italia Roberto Tenace dari Insenso Bali. [b]