Teks Riri Prabandari, Foto Ilustrasi Anton Muhajir
Perbedaan kultur dan paradigma didasari cara pandang masyarakat. Seiring waktu, cara pandang ini mempengaruhi cara berpikir tiap generasi. Perubahan dalam proses berpikir suatu generasi dipengaruhi periode mereka dalam mempelajari arsitektur serta daya tangkap dalam memahami lingkungannya. Misalnya perubahan identifikasi dalam paradigma para pelaku dunia arsitektur.
Memahami hal tersebut, Popo Danes Architect merancang sebuah agenda rutin pada hari Jumat pertama tiap bulan. Kegiatan pertama pada bulan ini bertajuk Architects Under Big 3. Kegiatan ini dipersembahkan untuk arsitek muda usia di bawah usia 30 tahun. Dalam kegiatan ini arsitek muda diberi kesempatan untuk mempresentasikan karya arsitektur beserta pemikiran mereka pada publik melalui presentasi non formal. Presentasi kemudian diteruskan dengan diskusi santai ditemani makanan ringan dan minuman hangat.
Melalui pendekatan ini, arsitek beserta ide dan karya arsitekturnya berkesempatan mendapatkan ruang berkomunikasi dengan khalayak yang lebih luas, baik khalayak awam arsitektur maupun khalayak arsitektur.
Arsitek muda pertama yang bekesempatan membuka acara ini adalah Mohammad Raditya Perdana. Raditya akan berbagi konsepnya mengenai arsitektur serta perjalanannya ke Waerebo, Flores baru-baru ini. Architects Under Big 3 #1 berlangsung pada hari Jumat, 7 Mei 2010 pukul 19.00 WITA s.d. selesai di Danes Art Veranda, Jl. Hayam Wuruk No. 159 Denpasar 80235 Bali.
Mohammad Raditya Perdana atau biasa dipanggil Yayak lahir di Pekanbaru, 17 Februari 1986. Menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Gajah Mada pada tahun 2007 dan kini melanjutkan studi di Kajian Lingkungan Binaan Etnik Program Magister Arsitektur Universitas Udayana. Yayak yang hijrah ke Bali pada tahun 2008 saat ini bekerja di Mamo Studio.
Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.
*Kami menunggu dengan berbahagia lamaran arsitek muda selanjutnya untuk tampil pada Architect Under Big 3 bulan Juni. [b]