Alliance Française (AF) Bali menjadi tuan rumah pertemuan privat yang diselenggarakan oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, ASEAN dan Timor-Leste untuk bertemu dengan pelaku industri kreatif Bali pada tanggal 26 Januari di The Ambengan Tenten, Denpasar, Bali. Sekitar 20 tamu dari industri kreatif Bali menghadiri acara tersebut, sebagian besar dari tamu undangan bekerja di industri desain dan film.
Fabien Penone–Duta Besar Prancis untuk Indonesia, ASEAN dan Timor-Leste–menghadiri acara tersebut secara langsung bersama dengan tim dari Kedutaan Besar Prancis, Direktur Alliance Française dan Direktur Institut Français d’Indonésie (IFI).
Dubes Penone menyatakan bahwa sedang berlangsung persiapan antara Prancis dan Indonesia untuk memperkuat industri seni dan budaya di berbagai media, seperti desain dan film.
Prancis dan Indonesia telah mengembangkan beberapa inkorporasi di dalam bidang desain dan film di Bali. Di bidang desain, mereka telah berkolaborasi dengan CushCush Gallery dengan membuat program residensi untuk desainer Prancis–Artist Designer in Residence (ADIR)–yang telah berlangsung sejak tahun 2022.
Duta Besar Penone melihat peluang yang menjanjikan untuk membangun relasi antara industri film Prancis dan Indonesia sambil mempromosikan film Indonesia di Prancis. “Seperti yang kalian ketahui, karena dalam setahun terakhir, khususnya tahun ini, beberapa film Indonesia terpilih untuk mengikuti festival Prancis di Clermont-Ferrand, khususnya film pendek,” jelas Dubes Penone.
Minikino, sebuah organisasi festival film pendek internasional yang berbasis di Bali, merupakan aktor utama dalam industri film Bali. Organisasi ini didirikan di Bali pada tahun 2002 oleh tiga aktivis perempuan muda, TinTin Wulia, Kiki Muchtar dan Judith Guritno.
Miniko mempunyai acara tahunan bernama Minikino Film Week yang menjadi salah satu festival film pendek terbesar di Indonesia dan telah berlangsung sejak tahun 2015. Edo Wulia, Direktur Minikino, menjadi tamu undangan spesial yang berkesempatan menyajikan kisah di balik Minikino dan karya-karyanya di sepanjang tahun yang didedikasikan untuk industri film.
Wulia menyebutkan beberapa program dan acara yang telah berjalan di Minikino sejak tahun 2002. Minikino mempunyai tiga festival film pendek, pemutaran dan diskusi bulanan, termasuk Open December (sejak tahun 2003) dan Minikino Film Week (MFW)–festival film pendek internasional Bali–sejak tahun 2015. Miniko juga memiliki dua proyek jaringan film pendek tahunan dan tiga kompetisi tahunan. Proyek dan kompetisi tersebut diadakan secara regional dan internasional.
Karier Minikino mencapai permulaan baru pada tahun 2019, sejak mereka diundang ke Festival Film Clermont-Ferrand di Prancis. “Kunjungan itu mengagumkan. Saya membawa Minikino untuk didaftarkan menjadi anggota konferensi film pendek dan juga berhasil meyakinkan pemerintah Indonesia untuk mendanai perjalanan Roger Gonin ke Bali,” paparnya.
Wulia juga menyatakan bahwa Minikino telah berhasil meyakinkan Roger Gonin untuk membawa seluruh direktur program Minikino kembali ke Prancis untuk Festival Film Clermont-Ferrand ke-22.
Wulia mengucapkan terima kasih atas segala dukungan yang diperoleh Miniko atas pendanaan yang mereka terima dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah pengelolaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia.
“Mikino mendapat penghargaan sebagai salah satu dari 12 penerima dana untuk gerakan kebudayaan di Indonesia,” tambah Wulia.
Tahun ini, Minikino akan merayakan Minikino Film Week edisi ke-10. Acara tersebut akan dilaksanakan pada bulan September 2024, termasuk penerbitan buku Roger Gonin tentang lentera ajaib dalam versi bahasa Indonesia.
“Mudah-mudahan kita semua bisa bertemu kembali di Minikino Film Week ke-10 Bali International Short Film Festival, 13-20 September 2024,” jelas Wulia sambil mengakhiri pidatonya.