Mengutip beberapa bait puisi karya Amal Hamzah katanya ‘Memandang lepas ke tengah laut. Ombak pulang, memecah berderai, keribaan pasir rindu berpaut’.
Pantai Penimbangan Buleleng, salah satu destinasi pilihan anak-anak muda untuk memanjakan mata dengan indahnya matahari terbenam dan kegiatan menyenangkan lainnya. Selain dijadikan sebagai tempat nongkrong ala anak muda, sepanjang jalan di Pantai Penimbangan juga sering digunakan untuk jogging oleh para ibu-ibu, bapak-bapak, lansia, anak muda bahkan anak kecil pun.
Jika jenuh dengan tugas sekolah atau padatnya agenda kerja ataupun kuliah, maka pantai adalah salah satu pilihan untuk mengembalikan mood, melepas penat ataupun meredakan rindu. Kira-kira saja yang ada di sekitar Pantai Penimbangan?
[Arena Jogging]
Jika bosan di rumah atau kamar kos dan ingin tetap hidup sehat tanpa banyak membuang tenaga, maka pilihannya adalah jogging. Arena jogging di sepanjang jalan atau pesisir pantai penimbangan sangat cocok atau wajib ditelusuri karena akan banyak sekali disuguhi oleh panorama yang memanjakan mata, mulai dari pasir pantai hitam, café-café cantik dan deburan ombak yang menemani sepanjang perjalanan, bahkan warna jingga langit yang tengah merekah. Selain itu, saat menyusuri jejak demi jejak hingga bertemu pantai lainnya yakni pantai indah yang berada di sebelah dari pantai penimbangan yang tak kalah ramainya. Saat menikmati keindahan pantai dengan ditemani oleh angin sepoi-sepoi, jangan lupa diabadikan dengan orang terdekat dan terkasih yaaa….
[Arena Makanan]
Saat lelah menyerang selepas menjejaki kaki di tanah hitamnya Singaraja, tentu mengisi perut adalah solusinya. Iya, tepi pantai selain dijadikan jalur jogging, ada pula deretan warung-warung sederhana dengan beratapkan terpal yang berdekatan dengan pantai dan mayoritas dari pemiliki warung ini berasal dari warga setempat. Menyediakan beberapa menu kuliner mulai dari makanan ringan seperti roti bakar, kentang, hingga makanan berat dan aneka minuman. Selain warung sederhana, adapula restoran yang bertemakan modern seperti Ranggon Sunset, Krisna Beach Street yang selalu dihiasi dengan indahnya lampu-lampu dan alunan musik hingga malam tiba.
‘Hatiku juga seperti dia. Bergelombang-gelombang memecah ke pantai. Arus suka beralih duka. Payah mendapat perasaan damai” kata Amal Hamzah dalam akhir bait puisinya.