Selama 50 tahun, Oom Pasikom mengkritisi negeri ini dengan lucu.
Setelah berkeliling dari Jakarta, Yogyakarta dan Solo, kini Oom Pasikom akan hadir di Bentara Budaya Bali (BBB). Sosok ciptaan GM Sudarta ini dipamerkan pada Selasa (29/08) hingga Rabu (06/09) di BBB, Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Bypass Ketewel, Sukawati, Gianyar.
Oom Pasikom adalah sosok karikatur ciptaan GM Sudarta yang muncul pertama kali pada tahun 1967. Lewat karikatur-karikatur tersebut, tokoh “Oom Pasikom” kerap kali mengkritisi berbagai persoalan negeri ini.
Tak jarang, karya kartun GM Sudarta ini menggelitik kita dengan penggambaran sesuai dengan situasi dan kondisi segala aspek yang sedang terjadi di masyarakat, entah itu situasi sosial, budaya, politik, maupun hukum.
Menurut GM Sudarta karikatur yang baik adalah yang bisa membuat senyum penguasa, karena tidak marah, karena dia mau membaca koran kita. “Karikatur yang baik harus membuat senyum masyarakat yang terwakili aspirasinya, dan senyum karikaturisnya karena tidak takut ditangkap,“ ujarnya.
Melalui pameran “50 Tahun Kesaksian Oom Pasikom” publik diajak untuk merenungkan panggung komedi kehidupan di negeri ini. Selama 50 Tahun, tepat sejak April 1967, Oom Pasikom mengajak kita menyaksikan dan menelusuri peristiwa demi peristiwa yang menurut penciptanya, GM Sudarta, seperti sulapan dan sandiwara.
Pameran kali ini menghadirkan sekitar 130 karya kartun.
Menurut kurator pameran, Efix Mulyadi dan Ipong Purnama Sidhi, raksasa di dalam karya-karya kartun GM Sudarta mewakili kekuatan jahat. Sosok visual dan kandungn nilainya ia pinjam dari khasanah wayang kulit Purwa, yang diandaikan bisa dipahami di tengah masyarakat masa kini.
Pameran ini dibuka (29/08) pukul 18.30 WITA oleh kartunis yang juga pernah menjadi Ketua Indonesian Cartoonist Association (2005-2010), Jango Pramartha. Ada pula pemutaran dokumenter GM Sudarta.
Selain pameran, agenda ini dirangkaikan pula dengan pemutaran film “Oom Pasikom: Parodi Ibukota”, karya Chaerul Umam pada Rabu (30/08) serta Diskusi dan Workshop bersama Jango Pramartha pada Rabu (06/09).
Selain di BBB, Pameran “50 Tahun Kesaksian Oom Pasikom” telah digelar di Bentara Budaya Jakarta (9-15 Mei 2017), Bentara Budaya Yogyakarta (23-31 Mei 2017), dan Balai Soedjatmoko Solo (18-23 Juli 2017).
GM Sudarta sering menggunakan ikon dari berbagai kebudayaan asal. Misalnya memakai sosok “Sang Dewi Keadilan”, lengkap dengan alat timbangan dan sebatang pedang. Manusia berjas rapi, merujuk para elit berkuasa, namun berwajah raksasa atau berwajah tikus, sering tampil dalam karyanya.
Sepanjang setengah abad kerja profesionalnya, GM Sudarta telah menerbitkan sekita 3.000 buah kartun editorial, yang mewakili sikap suratkabar, belum lagi berbagai karya sketsa sosial. Identitas GM Sudarta yang ditampilkan lewat sosok Oom Pasikom, hadir dengan citra yang sangat kuat, baik dari segi konsep, karakter, maupun seni rupanya.
GM Sudarta lahir di Klaten, Jawa Tengah, 20 September 1945. Mengeyam pendidikan di ASRI, Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta, 1965-1967. Mulai tahun 1967 bergabung dengan Harian Kompas, kemudian menciptakan tokoh kartun Oom Pasikom, dan mulai tampil pada bulan April 1967. Tahun 2005, menjalani masa pensiun dan kemudian menjadi kontributor kartun Oom Pasikom hingga sekarang.
Menurut kurator pameran ini, karya kartun GM Sudarta terus berevolusi mengikuti perkembangan zaman, terutama dalam hal teknik cetak. Sebagai kartunis, GM Sudarta telah melampaui masa menggunakan teknik cetak tinggi berbahan timah, teknik raster, hingga masuk ke era digital.
Atas kiprahnya sebagai kartunis, GM Sudarta telah meraih berbagai penghargaan di antaranya; Hadiah Kalam Kencana dari Dewan Pers Indonesia, 1977. Hadiah Jurnalistik Adinegoro, 1982 dan Hadian Jurnalistik Tropi PWI, 1983, 19843, 1985, 1986, 1987. Best Cartoon of Nippon, 200. Gold Prize Toyo No Kai Award, Tokyo, Jepang, 2004.
Sejak tahun 1980 ia aktif berpameran dan memberi seminar kartun baik di dalam maupun luar negeri, antara lain di Tokyo, Kuala Lumpur, Singapura, Sarayevo, Gabrovo, Paris, New York. Ia juga mengadakan pameran dan seminar kartun Internasional Kyoto International Cartoonist Congress di Kyoto, 1988, sebuah kegiatan yang rutin diselenggarakan tiap dua tahun hingga 2006.
Sejak tahun 2008 hingga 2010 ia menjadi dosen tamu di Seiko Kyoto University, Cartoon Department. Beberapa bukunya yang diterbitkan antara lain: Smile in Indonesia bersama OG. Roader (1980), Indonesia 1967-1980, kumpulan kartun, Gramedia 1980, 1981, “Pasikomu Oji-san” (1985), “Reformasi” (2003) dll. [b]