• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, December 10, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Budaya

Karya Tumbuh Lahir dari Singaraja Literary Festival

Mahima by Mahima
6 October 2023
in Budaya, Kabar Baru
0 0
0

Oleh Singaraja Literary Festival

Setidaknya 4 karya baru lahir dari Singaraja Literary Festival. Ada 3 karya seni pertunjukan, dan 1 karya musik jazz bernafaskan karakter lokal khas Singaraja.

Sebun bangkung. Foto Saka Widya

Seni pertunjukan yang pertama dan merupakan karya tumbuh adalah karya pertunjukan berasal dari geguritan Sebun Bangkung, karya sastra dari Dang Hyang Nirartha yang bercerita tentang cinta kepada Tuhan. Karya ini digarap oleh Gusti Made Aryana, kerap dipanggil Dalang Sembroli bersama 2 seniman lain yaitu Tini Wahyuni dan Ida Parta yang menulis naskah monolognya sendiri dan memainkan alat musik petik “penting”

Masing-masing menuliskan refleksi atas perjalanan hidupnya yang unik. Gusti Made Aryana mengatakan, karya ini barulah awal memasuki filosofi Sebun Bangkung, dan belum dapat dikatakan karya jadi. Gusti mengatakan bahwa karya ini sangat mungkin beradaptasi kembali setelah dilakukan pembacaan ulang dari penonton dan kritikus lain.

Namun sebagai sebuah karya tumbuh, hal ini sangat diapresiasi oleh ahli lontar Sugi Lanus, yang menurutnya pertunjukan ini berhasil karena kreatornya berani mengambil teks berat dan menjadikannya pertunjukan kaya renungan terutama soal esensi diri yang sesungguhnya. Itu disampaikan Sugi seusai menonton karya ini di penutupan Singaraja Literary Festival, 1 Oktober 2023 di halaman Museum Buleleng.

Seni pertunjukan kedua adalah dramatic reading “Mlancaran ka Sasak” karya Wayan Bhadra, pustakawan pertama Gedong Kirtya, yang disutradrai oleh Putu Ardiyasa. Ardi menggarap karya ini dengan sungguh-sungguh, ia memadukan story telling dengan pembacaan pada teks yang ketat, serta memadukannya dengan seni teater yang menonjolkan koreografi kreatif untuk mendukung latar cerita yang dipentaskan.

Putu mampu menghadirkan suasana masa lalu dengan bahasa yang khas dan memadukannya dengan visual koreografi yang menarik dan storytelling yang kuat. Menurut Kadek Sonia Piscayanti, Direktur Festival, karya ini sangat indah dan menarik dikembangkan.

Tari aksara tubuh dekgeh. Foto Omen

Seni pertunjukan ketiga adalah seni pertunjukan tari kontemporer karya Dek Geh koreografer Buleleng yang mengambil tema aksara dalam tubuh, yang diinterpretasikannya menjadi karya yang penuh kejutan. Diawali dengan gerak yang lambat dilanjutkan dengan gerak dinamis, karya ini menjadi salah satu yang menarik dari sekian tontonan di Singaraja Literary Festival.

Karya awal ini, yang dia pentaskan bersama Wahyudi, seorang aktor muda, kata Dek Geh adalah sebuah pembukaan bagi teks baru yang ingin dia garap lebih jauh yaitu aksara pada tubuh yang terus bergerak mencari rumahnya. Filosofinya adalah tubuh bergerak, aksara juga tumbuh menjadi cerita yang tiada akhirnya. Menurut Dekgeh karya ini akan dia garap lebih serius lagi dan lebih melibatkan banyak orang untuk menerjemahkan gagasannya.

Altisimo – Jazz. Foto Saka Widya

Sementara karya terakhir, adalah karya seni music jazz yang dipersembahkan oleh Indra dan Reza yang bergabung dalam grup Altisimo, sebuah grup musik beraliran jazz di Buleleng. Grup ini menggubah lagu-lagu maestro asal Buleleng Gde Dharna yang melahirkan ratusan lagu yang banyak dikenal secara nasional.

Dari sekian karya Gde Dharna, Indra dan Rezza membawakan lagu “Bhuana Kerta” versi baru dengan aliran jazz yang kental. Lagu ini menjadi sama sekali baru dan berbeda, serta lebih akrab dengan generasi muda. Lagu Gde Dharna yang juga ditampilkan adalah “Anglurah Gusti Panji Sakti” yang mencerminkan kekaguman dan pemujaan kepada sosok pendiri kota Singaraja, I Gusti Anglurah Panji Sakti.

Melihat empat karya yang dilahirkan di Singaraja Literary Festival ini, kiranya festival ini telah berhasil memberi aliran kreativitas kepada kreator asli Buleleng dan menjadikan karya dari teks lama menjadi lebih baru dan memikat. Sesuai namanya Singaraja Literary Festival, festival sastra ini mampu mengubah wajah kota Singaraja menjadi wajah kota sastra yang lebih bergairah dan berwarna.

Tags: festival sastrasiaran perssingaraja literary fest
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Mahima

Mahima

Related Posts

Aksi Festival HAM Bali Suarakan Hak Minoritas

Aksi Festival HAM Bali Suarakan Hak Minoritas

4 December 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
Perubahan Iklim di Bali, Anak Muda dan Tokoh Agama Melakukan Apa?

Perubahan Iklim di Bali, Anak Muda dan Tokoh Agama Melakukan Apa?

18 November 2023
Bencana Kebakaran di Musim Kemarau

Bencana Kebakaran di Musim Kemarau

9 November 2023
Perayaan Peluncuran Album Kompilasi ‘sonic/panic’ di Iklim Fest

Perayaan Peluncuran Album Kompilasi ‘sonic/panic’ di Iklim Fest

2 November 2023
Dua Dekade UWRF Membawa Penulis dan Aktivis Populer

Dua Dekade UWRF Membawa Penulis dan Aktivis Populer

19 October 2023
Next Post
Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

9 December 2023
Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

8 December 2023
Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara

Mengurai Benang Kusut PLTU Batu Bara

7 December 2023
Sekarang Tanah Airnya Dijual pada Investor

Melihat Tren Realisasi PMA di Bali

6 December 2023
Asal Mula Tren Wisata Air Gatep Lawas, Saluran Irigasi jadi Perosotan

Asal Mula Tren Wisata Air Gatep Lawas, Saluran Irigasi jadi Perosotan

6 December 2023

Kabar Terbaru

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

9 December 2023
Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

8 December 2023
Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara

Mengurai Benang Kusut PLTU Batu Bara

7 December 2023
Sekarang Tanah Airnya Dijual pada Investor

Melihat Tren Realisasi PMA di Bali

6 December 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In