Empat pemuda membawa delapan kardus besar.
Dengan menggunakan kendaraan roda dua keempat pemuda tersebut: Fransiskus Budiasta, Engky Hudi, Chris dan Ben membawa kardus-kardus berisi buku pendidikan.
Keempat pemuda ini merupakan relawan Komunitas Buku Bagi NTT. Tiap bulan, komunitas ini melakukan rutinitas mengirimkan buku-buku yang dihimpun dari donatur di Bali.
Dari sebuah kos di belakang Pasar Pasatempo No 26 Jalan Ida Bagus Oka Denpasar buku-buku itu selanjutnya dibawa ke Kantor Pos Pusat Denpasar Jalan Raya Renon. Buku-buku kemudian dikirim ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan lokasi berbeda-beda.
Enam dus buku disalurkan ke Rumah Taman Baca di Daerah Nagekeo dan Sabu serta daerah-daerah melalui perantara Komunitas Buku Bagi NTT Regional Maumere, Alor, Ende dan Labuan Bajo. Satu kardus besar dibawa oleh Relawan Yoni Uskomo untuk Buku Bagi NTT Regional Kefamenanu.
Satu dus lain dibawa Maria Pankratia, Koordinator Komunitas Buku Bagi NTT Regional Bali ke Taman Baca Lalong Beo di Kampung Naga Labuan Bajo.
Buku dari para donatur tersebut bisa berupa buku pelajaran, buku pengetahuan, ensiklopedia, buku sains, kamus, buku mewarnai, buku cerita, komik, Majalah, dan Novel. Tentunya buku-buku yang didonasikan tidak mengandung unsure SARA dan Kekerasan. Kondisi buku yang dapat disumbangkan pun masih dalam keadaan baik, layak dan tidak banyak coretan.
Saat ini Komunitas Buku Bagi NTT diketuai Wilbrodus Marianus dan telah memiliki Ketua Regional yang tersebar di Kupang, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Ngada, Nagekeo, Ende,Sikka Flores Timur, Lembata dan Alor.
Untuk daerah di luar Provinsi NTT, Komunitas Buku Bagi NTT juga memiliki Ketua Regional yang siap menampung sumbangan para donatur meliputi Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Malang, Surabaya, Bali, Bandung, dan Hongkong (luar negeri).
Maria Pankratia selaku Ketua Komunitas Buku Bagi NTT Regional Bali mengatakan tujuan dibentuk komunitas ini adalah untuk memajukan anak-anak NTT melalui dunia pendidikan. Salah satunya adalah dengan mendirikan rumah taman bacaan gratis.
“Komunitas Buku Bagi NTT berharap bisa memajukan pendidikan dimana kami ingin mewujudkan taman bacaan di setiap kampung dan daerah pelosok yang ada di NTT secara gratis” jelasnya.
Melalui Taman bacaan dan buku-buku yang diberikan oleh donatur, Maria Pankratia berharap melalui Komunitas Buku Bagi NTT anak-anak di pelosok NTT bisa menjadi pemimpin-pemimpin di Indonesia yang lahir dari generasi yang gemar membaca.
Maria membuka lebar para donatur yang ingin menyumbangkan buku bisa mengubungi Komunitas Buku Bagi NTT di social media seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube. [b]
Taman bacaan dan buku, bagaimana kecil dan sederhana bisa membuka akal dan pikiran.
Memberi inspirasi buat pembaca dan bisa membawa mereka ke alam yang bersahabat dan memajukan.
Dengan gemar membaca, mereka bisa belajar apa saja.
Selamat mengumpulkan buku, bagi buku dan baca buku.